Ketua RW se-Kelurahan Purwantoro berkumpul cari solusi banjir

Kota Malang – Kejadian banjir yang terjadi di kota Malang beberapa waktu yang lalu dinilai banyak orang sebagai kejadian yang sudah tidak dapat ditolerir lagi, sehingga memerlukan tindakan secepatnya agar tidak terjadi lagi apalagi jika sampai ada jatuh korban. Terkait dengan kondisi tersebut, Ketua RW di wilayah Purwantoro melakukan pertemuan untuk mencari solusi dan rencana action bersama malam hari ini, Rabu (12/12).

Pertemuan Ketua RW di wilayah kelurahan Purwantoro bersama Lurah Purwantoro ini digagas oleh Ketua Kader Lingkungan kelurahan Purwantoro yakni Bambang Irianto yang merupakan penerima Piala Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan dari Presiden RI beberapa waktu yang lalu.

“Melihat kondisi banjir dan dampak-dampaknya yang terjadi di wilayah kota Malang pada umumnya dan di wilayah kelurahan Purwantoro pada khususnya, saya harus aktif dan berperan aktif dalam mencari solusi dan meminimalisir dampak banjir ini,” ungkap Bambang Irianto saat ditemui di kediamannya pasca pertemuan.

Pertemuan malam hari ini dimulai dengan pemutaran video kejadian banjir beserta dampaknya yang terjadi beberapa hari yang lalu dan testimoni para Ketua RW yang wilayahnya juga terdampak banjir beberapa waktu yang lalu.

“Dengan pertemuan malam hari ini maka yang pertama kita mengaktifkan kader lingkungan di wilayah kelurahan Purwantoro yang diketuai oleh Bambang Irianto. Yang kedua kita ingin mengatasi dan mencari solusi dari banjir yang terjadi dua hari yang lalu yang berdampak juga pada wilayah RW 4, 5, 6, 8, 9, 10 dan RW 17 kelurahan Purwantoro,” ujar Lurah Purwantoro, Moch. Hadi di sela-sela pertemuan.

Lurah Purwantoro lebih lanjut menegaskan dirinya bersama masyarakat yang dwakili Ketua RW di wilayahnya ingin mengatasi dan mendapatkan solusi dari banjir yang dirasakan sudah mulai ekstrim dampaknya pada warga.

“Dari pertemuan kali ini akhirnya kita sepakati akan melakukan actionnya pada Minggu ini dengan melakukan kerjabakti bersama yang difokuskan pada daerah bantaran sungai di wilayah Purwantoro. Kita akan kordinasi dengan LPMK, Kecamatan dan OPD PUPR untuk peminjaman alat berat yang akan digunakan untuk mengurangi sedimentasi sungai,” ungkap Moch. Hadi.

(Lurah Purwantoro, Moch Hadi memberikan sambutan)

Selain kegiatan kerjabakti di Daerah Aliran Sungai, di wlayah Kelurahan akan diaktifkan kembali gerakan Purwantoro Bersih yaitu kerja bakti sebulan sekali dan mencanangkan pembuatan satu biopori di setiap rumah di Purwantoro..

“Harapan kami, semua warga yang ada di bantaran dan pinggiran sungai serta masyarakat Purwantoro lainnya akan mau turun semua bergotong royong pada tanggal 16 Desember nanti,” pungkas Lurah Purwantoro.

Sementara itu, Bambang Irianto menegaskan bahwa permasalahan banjir tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja karena ada aspek-aspek yang menjadi kewajiban masyarakat.

“Bagaimana menangani banjir dengan berbasis partisipasi masyarakat seperti penghijauan (vegetasi) di berbagai titik dan dengan gerakan menabung air yang bisa dilakukan oleh setiap warga karena bisa tanpa uang. Jika itu dilakukan secara massive di kelurahan Purwantoro, maka akan ada pengaruh yang cukup signifikan dalam pengurangan dampak banjir,” ungkap Bambang Irianto yang sudah banyak menerima penghargaan nasional dan internasional ini.

Bambang Irianto juga mengingatkan selain partisipasi masyaraat, pemerintah juga harus melaksanakan apa yang menjadi domain pemerintah seperti normalisasi dan naturalisasi sungai-sungai sehingga akan bersama-sama dengan masyarakat menangani banjir dan dampaknya.

“Selain itu perlu dilakukan konsultasi pada para akademisi, dimana dalam hal ini saya akan berkonsultasi dengan para pakar di Universitas Brawijaya (UB) sehingga bagaimana sinergi antara pemerintah, masyarakat dan akademisi ini bisa membuat solusi bersama dan action bersama untuk penanganan banjir di wilayah kota Malang,” ungkap Bambang Irianto.

Bambang Irianto lebih lanjut mengingatkan bahwa gerakan penanganan banjir tidak bisa hanya dilakukan oleh warga dan pemerintah kota Malang saja melainkan harus sinergi dengan dua wilayah yang lain yakni kabupaten Malang dan kota Batu.

“Jika hanya kota Malang yang berbenah maka saluran irigasi di wilayah kota Malang akan selalu penuh dan tidak menampung limpahan air dari wilayah kota Batu dan kabupaten Malang (Dau, Pujon, Karangploso). Mari duduk bersama dan membuat gerakan bersama,” pungkas pria ramah ini. (A.Y)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini