10 Mahasiswa Australia Tampilkan Seni Budaya Indonesia Di UIN Maliki

Hasil mengikuti program kajian bahasa dan budaya Indonesia di UIN Maulana Malik Ibrahim.

ADADIMALANG – Dari hasil selama enam minggu tinggal di kota Malang untuk mengikuti program kajian bahasa dan budaya Indonesia di UIN Maulana Malik Ibrahim (Maliki), sebanyak 10 mahasiswa dari Deakin Australia University menampilkan pertunjukan seni budaya tradisional Indonesia malam hari ini, Kamis (19/12).

Dekan Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki), Shafiyah menjelaskan bahwa program kajian bahasa dan budaya Indonesia (Indonesian in country program) yang merupakan kolaborasi antara Fakultas Humaniora UIN Maliki dan Universitas Deakin Australia sudah berlangsung enam kali sejak tahun 2008 lalu.

“Di sini para mahasiswa Deakin ini mengikuti studi bahasa Indonesia. Secara akademik mereka mengikuti kelas intensif bahasa Indonesia selama 6 minggu dan ada kegiatan kebudayaan dan studi budaya serta kegiatan ekskursi,” ungkap Shafiyah.

Setelah mengikuti berbagai studi, di acara penutupan pada malam hari ini para mahasiswa Deakin Australia ini akan mrnampilkan pertunjukan seni budaya tradisional Indonesia dari yang telah dipelajarinya selama di kota Malang.

Dekan Fakultas Humaniora, Shafiyah

“Ekspektasinya apa yang sudah dipelajari hari ini akan ditampilkan mulai dari bahasa dan segala macam tampilan seni budaya tradisional Indonesia yang telah mereka pelajari,” ungkap Shafiyah.

Shafiyah sangat mengapresiasi kegiatan Indonesian in Country Program tersebut karena menghasilkan komunikasi lintas budaya untuk menumbuhkan persahabatan lintas budaya yang dinilai sebagai capaian program yang tak ternilai harganya.

Kegiatan penutupan program Kajian Bahasa dan Budaya Indonesia ini juga dihadiri oleh Rektor UIN Maliki Abdul Haris yang juga sangat mengapresiasi kegiatan tersebut.

“Program ini merupakan program yang luar biasa karena bukan hanya dalam skala kecil perguruan tinggi tapi antar bangsa yang menunjukkan bangsa kita terbuka (inklusif) yang menerima bangsa apapun dan kita menerima perbedaan dari sisi agama budaya dan lain sebagainya sehingga memungkinkan orang lain untuk mempelajari budaya yang kita miliki,” ungkap Abdul Haris.

Rektor UIN Maliki, Abdul Haris

Lebih lanjut Abdul Haris berharap Indonesian in Country Program bisa berjalan lebih efektif lagi dan bisa dikembangkan dengan bangsa-bangsa lainnya.

“Orang bisa berkonflik atau bahkan bisa berperang karena tidak ada kesepahaman. Kegiatan seperti ini dapat memicu perdamaian antar bangsa dan antar negara. UIN Maulana Malik Ibrahim dari Indonesia untuk Dunia,” pungkas Abdul Haris. (A.Y)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini