Anak 8,5 tahun mengemis untuk hidupi ibunya yang patah tulang korban kecelakaan.
ADADIMALANG – Tidak ada yang menyangka bahwa roda kehidupan akan membuat Siti Aisyah (33) akhirnya tidak bisa beraktivitas layaknya orang kebanyakan lagi. Siti Aisyah mengalami kecelakaan lalu lintas saat mengendarai sepeda motor di daerah Situbondo bersama anaknya Naga (8,5) menuju ke rumah saudaranya di Bondowoso tanggal 30 Mei 2019 lalu.
Kecelakaan yang menimpanya tersebut tidak terlalu diingat oleh Aisyah, hanya saja dirinya kemudian mau menandatangani surat perdamaian karena diminta memperbaiki mobil yang ditabrak atau telah menabrak dirinya tersebut.
Aisyah kini hanya bisa tergeletak di atas tempat tidur karena kaki sebelah kirinya patah dan tangann kirinyapun mengalami hal yang serupa sehingga tak lagi bisa mencari nafkah.
Demi menyambung hidup di dalam kamar kos di jalan Borobudur IV kota Malang, anak semata wayang yang baru naik kelas 3 SD tersebut harus mengemis dan mengamen untuk mendapatkan uang sebagai penyambung kehidupan setiap harinya.
Saat ditemui siang ini, Naga berharap ibunya bisa segera pulih dan berjalan kembali agar bisa mencari nafkah kembali.
“Kadang-kadang ngamen kadang minta di rumah makan sekitar Blimbing,” ungkap Naga yang juga memiliki bekas jahitan akibat kecelakaan bersama ibunya 30 Mei lalu.
Jahitan di pelipis Naga dilepas oleh ibunya secara manual saat Naga tertidur agar Naga tidak merasa kesakitan karena tidak memiliki biaya ke dokter.
Hingga saat ini, belum ada bantuan ataupun perhatian dari pemerintah kota Malang ataupun pihak terkait seperti Dinas Sosial ataupun yang lain datang ke tempat kos Siti Aisyah.
“Hanya ada wali kelas Naga yang sempat berkunjung ke sini karena ingin mengetahui kondisi saya sebagai oran tua Naga,” ujar Siti Aisyah yang mengaku masih memiliki keluarga di Malang namun tidak akur karena ada konflik.
Siti Aisyah ingin bisa segera pulih karena tidak bisa membiarkan Naga hidup di jalanan seorang diri mencari uang meskipun sejak 1,5 bulan yang lalu hanya menjalani pengobatan dengan memanggil tukang pijat dan sangkal putung.
“Tapi sampai sekarang kok tidak ada hasilnya tapi mau ke dokter tidak ada biaya dan sulit untuk bergerak,” pungkas Aisyah.
Salah satu relawan kota Malang malam hari ini bersama anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang Raya melakukan pengecekan ke tempat tinggal Siti Aisyah dan Naga dan melakukan tindakan yang diperlukan.
“Jika memang diperlukan, maka PWI Malang Raya juga siap jika harus melakukan penggalangan dana,” ungkap Ketua PWI Malang Raya, M. Ariful Huda. (A.Y)
[…] 1,5 Bulan Ini Naga Menghidupi Ibunya Seorang Diri […]