Universitas Brawijaya Putuskan Akan Melaksanakan Kuliah Secara Luring

Dimulai semester mendatang mendatang bagi mahasiswa angkatan 2020 dan 2021.

ADADIMALANG – Pandemi Covid-19 yang sudah satu tahun terjadi di Indonesia saat ini kondisinya mulai berkurang. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan yang semakin baik, dan juga pelaksanaan vaksinasi covid-19 yang terus dilaksanakan di nusantara.

Terkait hal tersebut, pemerintah telah memutuskan kebijakan akan adanya pendidikan secara tatap muka bagi daerah-daerah yang sudah berhasil menjadi zona hijau covid-19.

Meski demikian, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah (SD-SLTA) secara luring harus tetap memenuhi beberapa persyaratan yang telah ditetapkan.

Menyikapi kondisi pandemi covid-19 yang kini telah mereda, Universitas Brawijaya (UB) memutuskan akan melaksanakan perkuliahan secara luring dan daring (hybrid).

Universitas Brawijaya (UB) yang selama ini melaksanakan proses perkuliahan secara daring juga berencana akan melaksanakan perkuliahan secara luring di semester berikutnya.

“Ada tiga pertimbangan kenapa UB akhirnya memutuskan untuk melaksanakan perkuliahan secara luring di semester depan,” ungkap Rektor UB, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani, AR., M.S. dalam kegiatan Bincang dan Obrolan Santai (Bonsai) di Gelanggang Prestasi Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) Senin siang kemarin (03/05/2021).

Pertimbangan pertama menurut Rektor Universitas Brawijaya adalah kondisi pandemi covid-19 saat ini yang telah mereda dan kondisi di dalam kampus Universitas Brawijaya ini mulai di tingkat Universitas hingga ke fakultas.

“Pertimbangan ketiga adalah pertimbangan wilayah. Jumlah mahasiswa UB ini sangat banyak kurang lebih 86 ribu jika masuk semua maka akan penuh di kota Malang yang pasti akan berdampak juga, sehingga kondisi di wilayah juga menjadi pertimbangan,” ungkap Rektor Universitas Brawijaya.

Secara teknis dipastikan pihak Universitas Brawijaya mulai dari pimpinan hingga ke tingkat fakultas telah siap baik SDM ataupun prasarana untuk melaksanakan protokol kesehatan saat perkuliahan luring nantinya.

“Mahasiswa semester satu dan tiga yang masuk itu nantinya tidak semuanya akan kuliah secara luring, hanya sekitar 50 persennya yang diperbolehkan sementara sisanya juga daring. Jam kuliah juga akan dipersingkat dan menggunakan metode kolaboratif serta project base,” ungkap Nuhfil Hanani.

Sementara itu, Pakar Kebijakan Publik dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB) Prof. Dr  Bambang Supriyono M.S mrnyampaikan perlu kesiapan dari berbagai pihak terkait pelaksanaan kebijakan perkuliahan luring ini.

“Oleh karena itu perlu semua pihak juga menjaga agar protokol kesehatan covid-19 ini tetap diberlakukan, misalnya di tempat indekos ataupun di tempat makan di luar kampus,” ungkap pria yang juga tengah menjabat sebagai Dekan FIA UB ini.

Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Brawijaya dalam momen yang sama juga menyampaikan pemilihan angkatan tahun 2020 dan 2021 yang akan berkuliah luring tersebut karena para mahasiswa baru tersebut perlu untuk mengetahui kampus dan mengenal dosen mereka.

“Selain itu mahasiswa yang saat ini tengah mengerjakan skripsi dan membutuhkan kegiatan praktikum juga diprioritaskan untuk datang ke kampus UB,” ungkap Wakil Rektor I UB.

Saat ditanya terkait kontrol agar tidak ada kerumunan sebelum atau sesudah perkuliahan, Rektor Universitas Brawijaya menegaskan akan ada Satgas Covid-19 yang akan melakukan kontrol agar tidak terjadi pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 saat kuliah luring di UB. (A.Y)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini