Cegah Radang Paru Pada Balita, Kota Malang Mendapat Subsidi Imunisasi PCV GRATIS

Vaksin PCV guna mencegah Radang Paru pada Bayi dan Balita

Harga imunisasi mencapai satu juta untuk sekali suntik yang diberikan gratis bagi bayi di bawah sembilan bulan di Kota Malang.

ADADIMALANGKota Malang mendapatkan prioritas imunisasi PCV dari Kemenkes RI untuk mencegah penyakit pneumonia (radang paru) pada bayi dan balita.

Dengan prioritas tersebut, maka Dinas Kesehatan Kota Malang akan memberikan imunisasi Pneumokokus Konyugasi Vaksin (PCV) secara gratis kepada warga Kota Malang.

“Kalau harus suntik secara mandiri di dokter spesialis harga untuk sekali suntik dapat mencapai satu juta. Oleh karena itu manfaatkan kesempatan ini,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif melalui Pengelola Program Imunisasi, Endah Susyanty S.KM Kamis kemarin (18/11/2021).

Menurut Endah, imunisasi PCV diberikan agar bayi terbebas dari penyakit pneumonia atau radang paru akibat bakteri Pneumokokus dimana pemberiannya dilakukan sebanyak tiga kali saat bayi berusia dua bulan, tiga bulan dan 12 bulan.

“Imunisasi PCV ini dapat dikatakan melengkapi imunisasi dasar lengkap yakni DPT, BCG, Campak dan lain sebagainya  yang memberikan perlindungan ganda dari penyakit Pneumonia. Orang tua yang memiliki bayi berusia di bawah sembilan  bulan segera ajak bayinya ke fasilitas kesehatan di seluruh Kota Malang tanpa syarat apa pun dan tanpa biaya apapun. Tentunya kondisi bayinya sehat dahulu. Karena syarat imunisasi itu tentu bayinya sehat,” ungkap Endah.

Dalam pemberian imunisasi PCV tersebut, Endah mengingatkan petugas puskesmas nanti akan mengeluarkan jadwal imunisasi PCV mengingat dalam satu kali pelaksanaan imunisasi PCV minimal terdapat empat  bayi dalam satu jadwal vaksin mengingat satu vial (botol kecil) vaksin PCV diperuntukkan bagi empat bayi.

“Nanti koordinator imunisasi tiap puskesmas akan mengatur jadwalnya. Ibu tinggal mendaftar dan menunggu jadwalnya saja,” pungkas Endah Susyanty.

Sementara itu, dokter spesialis anak Dr dr Ery Olivianto Sp.A(K) menegaskan pneumonia alias radang paru adalah pembunuh nomor satu (number one killer)  pada bayi dan balita di dunia.

“Angka kematian anak di dunia, 15 persen karena pneumonia yang merupakan number one killer bagi balita dan anak-anak,” tutur dokter Ery yang bertugas di Klinik Anak Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Pada tahun 2020 di RSSA tercatat sebanyak 271 pasien menjalani rawat inap dan 95 orang pasien menjalani rawat jalan untuk kasus pneumonia dari semua usia, sementara pada 2021 hingga bulan Oktober 2021 terdata 195 pasien menjalani rawat inap dan 75 pasien menjalani rawat jalan untuk kasus yang sama.

“Kalau di RSSA biasanya yang kasus berat. Saya yakin di rumah sakit lainnya yang kasus-kasus ringan masih banyak. Jadi penyakit ini patut diwaspadai,” tutur dr Ery yang merupakan konsultan respirologi ini.

Orangtua diharapkan dapat mengetahui gejala awal serangan pneumonia pada bayi dan balita dengan gejala utama batuk dan demam.

“Perhatikan juga nafas anak atau balita, cepat atau tidak, sesak atau tidak. Apabila anak kelihatan sesak, apalagi malas minum dan kejang harus segera dibawa ke dokter atau menghubungi petugas puskesmas. Nanti dokter akan mendeteksi dan memastikan apakah ada serangan pneumonia atau tidak,” ujar dr Ery Olivianto.

Dalam rangka mencegah serangan pneumonia, harus melihat faktor risiko terlebih dahulu mengingat janin yang lahir prematur, gizi buruk atau tidak diberikan ASI ekslusif selama enam bulan memiliki risiko tinggi terserang pneumonia.

“Bayi atau balita yang berada di ruangan dengan polusi udara seperti asap rokok juga rentan pneumonia termasuk bayi yang imunisasinya kurang lengkap juga lebih rentan terserang pneumonia.

Jadi orangtua harus menjaga lingkungan dan menjauhi faktor risiko termasuk tertib dalam memberikan imunisasi pada anak. Ada beberapa jenis imunisasi yang dapatmencegah pneumonia pada anak seperti imunisasi DPT (dipteri pertusis tetanus) yang mencegah infeksi saluran nafas penyebab pneumonia. Lalu imunisasi Campak dimana komplikasi penyakit campak ini yang paling mengerikan adalah pneumonia. Lalu ada imunisasi influenza yang juga dapat mencegah pneumonia, sementara yang terbaru adalah imunisasi PCV yang mencegah bakteri Pneumokokus penyebab utama pneumonia atau radang paru-paru untuk menganas,” ungkap Dr Ery.

Menurut dr Ery, berdasarkan pengalaman di negara lain setelah pemberian vaksin PCV terjadi penurunan kasus pneumonia.

“Di Indonesia baru mulai vaksinasi secara masal di puskesmas saat ini. Sehingga ini kesempatan yang bagus bagi para ibu dan balita untuk mendapatkannya secara gratis. Kalau bayar hampir sejuta,” kata dr Ery.

Sebelum mengakhiri wawancara, dr Ery menjelaskan bakteri Pneumokokus bisa didapat dari udara melalui saluran nafas termasuk saat ada orang batuk yang dapat menyebarkan kuman ke udara.

“Tidak ada faktor keturunan dalam penyakit pneumonia. Belum tentu orang tua kena pneumonia, anak juga akan terkena pneumonia. Kalau tertular mungkin bisa. Tetapi bukan keturunan,” jelasnya.

Selain Kota Malang, tujuh daerah lain yang menjadi prioritas imunisasi PCV dari Kemenkes RI tersebut antara lain Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Malang, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Jember, Kota dan Kabupaten Kediri. (A.Y)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini