ADADIMALANG – Potensi pariwisata yang sangat besar seharusnya ditangkap dengan baik oleh para pihak yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dengan dunia pariwisata di Kota Malang. Demikian disampaikan oleh Wali kota Malang, Drs H. Sutiaji saat menyampaikan Opening Speech seminar nasional di Gedung Kuliah Bersama A20 Universitas Negeri Malang (UM) pagi tadi, Selasa (08/03/2022).
Besarnya potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia ini seiring dengan raihan prestasi peringkat pertama destinasi Halal Terbaik Dunia pada tahun 2019 lalu dan potensinya terus menguat. Mendukung hal tersebut, Wali Kota Sutiaji berharap Kota Malang dapat menjadi Center of Halal Tourism sebagaimana tercantum dalam enam konsep The Future of Malang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang tahun 2018-2023.
“Ini pasar yang luar biasa dimana harapannya Indonesia memiliki kontribusi di situ. Dan Kota Malang sebagai kota yang menjadi miniatur Indonesia, miniatur dunia harus mengambil peran itu,” ujar Sutiaji.
Pariwisata halal di Kota Malang menurut Wali Kota Sutiaji dapat menjadi daya saing tersendiri untuk membangun konsep pariwisata yang unik.
“Kota Malang menggerakkan kampung-kampung tematik, wisata heritage, wisata kuliner, ini yang kita kuatkan. Dampaknya orang akan betah di Kota Malang. Instrumen data variabel yang berkaitan dengan itu semua harus kita kuatkan. Wisata halal merujuk pada seluruh layanan tambahan dan amenitas, atraksi dan aksesibilitas yang memberikan bagaimana kenyamanan wisatawan yang datang di Kota Malang,” papar Sutiaji.
Sejalan dengan hal tersebut, Wali kota Malang menegaskan bahwa untuk memberikan jaminan produk halal menjadi memiliki peran strategis dalam menguatkan Kota Malang sebagai Center of Halal Tourism tersebut yang juga menjadi implementasi dari Undang-Undang nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
“Kami hadir untuk memberikan yang terbaik, jaminan kepada warganya, supaya masyarakat ada keyakinan atau tidak ada keraguan. Sertifikasi halal bersifat memperjelas kategori produk sehingga konsumen bisa mengetahui dan lebih yakin produk mana yang halal dan tidak halal,” ujar Wali Kota Sutiaji.
Kota Malang sebagai Center of Tourism sendiri diakui Sutiaji telah digarap Pemerintah Kota Malang sejak tahun 2017 silam dengan menggandeng berbagai pihak termasuk Perguruan Tinggi untuk memberikan dampingan kepada para pelaku pariwisata.
“Capaian sertifikasi halal tahun 2020 lalu tercatat ada sembilan hotel, satu rumah potong hewan, serta 72 restoran dan UMKM yang telah bersertifikat halal. Sementara yang lainnya sedang dalam proses,” ungkapnya.
Wali Kota Malang, Drs H. Sutiaji juga mengapresiasi gelaran seminar nasional yang diinisiasi oleh Center Halal Universitas Negeri Malang (UM) yang dinilai seiring dengan upaya Pemerintah kota Malang dalam menciptakan Kota Malang sebagai Center of Halal Tourism.
“Terima kasih telah menangkap sisi ini. Ini semakin memberikan arti perlunya terus menguatkan literasi terkait sertifikasi halal. Semoga dengan seminar ini akan dapat menguatkan potensi-potensi kekuatan Indonesia untuk menjadikan sesuatu yang luar biasa, mengingat RPJMN yang ditentukan Presiden Jokowi di tahun 2024, Indonesia menjadi destinasi wisata halal dunia nomor satu,” pungkas Walikota Sutiaji.
Dalam kegiatan yang mengambil tema ‘Literasi Jaminan Produk Halal Dalam mendukung Pengembangan Ekonomi Pariwisata Halal’ tersebut juga menghadirkan pemateri dari luar negeri seperti Dr Rosmiza Binti Bidin dari Halal Institute University Putra Malaysia dan Prof Satomi Ohgata dari Kyushu International University Jepang.
Selain itu dihadirkan secara daring Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal Kemenag RI Mohammad Aqil Irham dan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Angela Tanosoedibyo, serta perwakilan Halal Center dari Universitas Negeri Malang (UM), Universitas Brawijaya (UB), UIN Maliki, Universitas Islam Malang (Unisma) dan juga Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). (A.Y)