Kota Malang | ADADIMALANG.COM – Perkembangan teknologi yang semakin pesat kini menuntut adaptasi di berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan dan industri kerja. Digitalisasi menjadi kunci utama untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, dan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) merespons hal ini dengan langkah konkret.
Pada Rabu (17/09/2025), Jurusan Teknik Sipil POLINEMA menggelar Seminar dan Workshop bertajuk ‘Tekla, Implementasi di Industri Konstruksi dan Tambang’. Acara ini diadakan secara hibrida di Aula Teknik Sipil POLINEMA dan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai kampus, baik secara langsung maupun virtual.
Acara ini secara khusus membahas aplikasi TEKLA, sebuah perangkat lunak yang banyak digunakan oleh praktisi teknik sipil di seluruh dunia. Aplikasi ini membantu digitalisasi proses konstruksi mulai dari perencanaan, desain, hingga pelaksanaan dan perawatan.
Sebelum membuka secara resmi kegiatan seminar dan workshop tersebut, Wakil Direktur IV Politeknik Negeri Malang, Prof. Ratih Indri Hapsari, ST., MT., Ph.D., dalam sambutannya menekankan pentingnya penguasaan Tekla.
“Dengan narasumber dari Trimble ini harapannya para mahasiswa ini akan benar-benar memahami dan dapat menguasai aplikasi Tekla yang memang akan diperlukan untuk dikuasai para mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja,” ujar Prof. Ratih.
Trimble Solutions, perusahaan pencipta aplikasi Tekla, telah menjadi mitra strategis bagi Jurusan Teknik Sipil POLINEMA selama belasan tahun. Kerjasama ini bertujuan untuk memastikan para mahasiswa mendapatkan bekal yang relevan dengan kebutuhan industri.
Sementara itu Ketua Jurusan Teknik Sipil POLINEMA, Mohamad Zenurianto, Dipl.Ing.HTL., MSc., menjelaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan perkembangan teknologi menuju revolusi industri 5.0.
“Hal ini selaras dengan kebijakan dari Kementerian PUPR untuk bangunan-bangunan yang kompleks atau yang mempunyai luasan lebih dari dua ribu ini menggunakan aplikasi digital. Ini kenapa Jurusan Teknik Sipil POLINEMA melaksanakan kegiatan pagi ini,” kata Zenurianto.
Zenurianto juga menambahkan bahwa aplikasi ini telah diintegrasikan ke dalam kurikulum pembelajaran, dan pihaknya sedang menjalin kerjasama lebih lanjut dengan Trimble Indonesia untuk mengadakan sertifikasi bagi mahasiswa, dosen, dan para profesional.
Ditemui di lokasi yang sama di sela pelaksanaan, Country Manager Trimble Solutions SEA, Pts. Ltd., Ajie Pamadaraji, MBA., menjelaskan bahwa teknologi BIM (Building Information Modeling) yang salah satunya menggunakan software Tekla Structure, sudah sangat mendesak untuk diimplementasikan, terutama di Indonesia.
“Memang sudah sangat urgent untuk bisa diimplementasikan, oleh karena itu Trimble berkomitmen untuk mewujudkan teknologi itu dimulai dari dunia pendidikan, khususnya di Politeknik Negeri Malang. Dengan konsep yang betul, dengan metodologi yang betul maka proyek-proyek yang dilaksanakan akan dapat berjalan 95 persen sesuai rencana yang dibuat,” jelas Ajie.
Ia menambahkan, aplikasi dari Trimble banyak digunakan untuk proyek-proyek rumit dan ikonik. “Sebagai contoh Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali itu memang indah dari luar, tapi di dalam konstruksi bajanya sangat rumit, nah itu menggunakan aplikasi dari Trimble. Lalu yang paling baru itu sayapnya Istana Presiden di IKN, itu juga Trimble,” pungkas Ajie.
