
Respon positif diberikan mahasiswa terkait pelaksanaan perkuliahan luring (pembelajaran tatap muka terbatas).
ADADIMALANG – Setelah melewati enam minggu lamanya, pembelajaran secara hybrid (luring dan daring) untuk sesi pertama di kampus STIE Malangkucecwara (ABM) telah selesai.
“Ya perkuliahan hybrid untuk sesi satu sudah selesai dan hari Senin ini akan mulai Ujian Tengah Semester (UTS) di STIE Malangkucecwara ini,” ungkap Sekretaris Satgas Covid-19 STIE Malangkucecwara (ABM), Fera Tjahjani, S.E., Ak., M.M., CA.
Setelah pembelajaran secara hybrid sesi satu selesai, sesi dua akan kembali dilaksanakan dimana diperkirakan akan dimulai pada tanggal 16 november 2021 mendatang.
Terkait persiapan pelaksanaan perkuliahan hybrid sesi dua, Fera Tjahjani menyatakan pihak STIE Malangkucecwara akan kembali membuka pendaftaran bagi mahasiswa yang ingin mengikuti perkuliahan secara luring (tatap muka terbatas).
“Pendaftaran peserta perkuliahanh luring akan kami buka di pertengahan pelaksanaan UTS ini, dan akan kami tutup jika kuota 20 persen telah terpenuhi,” ungkap perempuan yang juga menjabat di Lembaga Sertifikasi STIE Malangkucecwara ini.
Selain melakukan pendaftaran, mahasiswa STIE Malangkucecwara yang akan mengikuti perkuliahan luring harus mendapatkan ijin dari orang tua, telah mengikuti vaksinasi yang dibuktyikan dengan sertifikasi.
“Selain itu, di hari pertama mengikuti perkuliahan secara luring, para mahasiswa juga harus menyerahkan hasil tes usap (swap) Antigen dengan hasil negatif,” ungkap Fera Tjahjani.
Terkait dengan pola pembagian kelas pada suatu mata kuliah yang tinggi minat mahasiswanya, Fera menegaskan sistem yang diterapkan adalah dalam satu kelas maksimal diisi 25 orang dan akan dibagi menjadi dua shift perkuliahan jika mahasiswa yang akan mengikutinya lebih dari 25 orang.
“Sejauh ini respon mahasiswa sangat positif terkait dengan pelaksanaan kuliah secara luring ini. Banyak yang ingin mengikuti perkuliahan luring ini, namun karena terbatas jumlahnya sesuai aturan maka kami juga tetap membatasi jumlah mahasiswa yang kuliah luring maksimal 20 persen dari keseluruhan mahasiswa,” pungkas Fera Tjahjani. (A.Y)