
ADADIMALANG – Dengan tujuan untuk memberikan solusi bagi pelaku home industri dan melatih mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) untuk terbiasa melakukan design thinking, mulai tanggal 25 September lalu UMM menjalankan program express learning bekerjasama dengan Singapura Politeknik sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
“Jadi ada 25 mahasiswa UMM dan 25 mahasiswa Singapura Politeknik turun ke tiga home industri di kota Batu dan melakukan survey dan design thinking tentang permasalahan yang dialami para pelaku home industri,” jelas Drs Suparto MPd, Asisten Rektor UMM Bidang Kerjasama.
Dari hasil survey dan design thinking serta diskusi yang dilakukan oleh tiga kelompok peserta Express Learning itu menghasilkan alat (hardware) untuk mengatasi masalah para pelaku home industri.
“Sebagai contoh Home Industri pembuatan miniatur truk ternyata membutuhkan waktu yang lama untuk proses produksinya, dan ada solusi dari mahasiswa kita dengan konsep pengeringan bahan baku sehingga bisa memperpendek waktu pembuatan,” ujar Suparto saat melakukan penutupan program Express Learning di gedung BAU UMM, Kamis (06/10).
Setelah program Express Learning ditutup, alat (hardware) yang masih proyotype sebagai solusi permasalahan home industri tersebut akan dibawa ke Singapura untuk dijadikan bentuk kongkrit untuk diserahkan kepada pelaku home industri bulan Maret 2017 mendatang.
“Design thinking ini membuat mahasiswa terbiasa berpikir kreatif dan inovatif sehingga bisa merubah mindset mahasiswa dalam memecahkan masalah baik akademis ataupun non akademis,” ujar Suparto.
Suparto lebih lanjut menambahkan peserta Program Express Learning ini selain mendapat pelatihan, ilmu dan pengalaman, juga mendapatkan sertifikat dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang mengendorse program Express Learning tersebut, sehingga bisa mendukung mahasiswa untuk memperoleh pekerjaan di masa mendatang.
“Di Jawa Timur baru UMM yang sudah bekerjasama dengan MIT, dan di Indonesia saat ini baru ada tiga kampus yang menjalankan program yang diakui oleh MIT,” pungkas Suparto. (A.Y)