
ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Penyelenggaraan Kota Layak Anak (KLA) perlu diimplementasikan maksimal. Fraksi-Fraksi DPRD Kota Malang memberikan beberapa pandangan yang harus menjadi arahan Pemkot Malang dalam implementasi perda ini. Ini disampaikan pada forum Paripurna Selasa (14/05/2024).
Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Malang menyebutkan beberapa tantangan besar Pemkot Malang untuk mewujudkan penyelenggaraan KLA Kota Malang selanjutnya.
“Berdasarkan rekap data Dinkes Kota Malang sebanyak 8.466 anak mengalami kendala pertumbuhan di tiga kategori yakni kurang gizi (underweight), stunting dan wasting. Juga masih tingginya potensi kekerasan dan eskploitasi pada anak di Kota Malang. Pada tahuun 2021 ada12.566 kasus kekerasan pada anak,” tegas Juru Bicara Fraksi PDI Perjuangan Agoes Marahaenta saat membacakan pandangan akhir fraksi.
Fraksi Golkar juga menyampaikan beberapa catatan seperti menekankan pada tugas Gugus KLA Kota Malang, yang dirasa harus mengkoordinasikan upaya kebijakan, program dan kegiatan untuk mewjudukan KLA. Dengan menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD).
Jubir Fraksi PKS DPRD Kota Malang, Ahmad Fuad Rahman menyampaikan pandangan akhir yang fokus pada harapan agar Pemkot Malang memberikan perlindungan dan pencegahan anak dari tindakan kriminalitas.
“Kasus seperti bullying, eskpolitasi dan pembodohan serta pergaulan bebas pada anak masih terjadi, sehingga Pemkot Malang harus dapat bersinergi dengan melibatkan berbagai komponen termasuk dengan sekolah, guru, orang tua, pembina agama, pegiat anak dan lainnya,” jelas Fuad.
Disampaikan pula oleh Fraksi PKB agar Pemkot Malang melalui Perda Penyelenggaraan KLA ini dapat menjadi pedoman peningkatan fasilitas ramah anak di Kota Malang. Jubir Fraksi PKB, Arief Wahyudi menyampaikan contoh fasilitas seperti taman-taman Kota Malang. Fraksi PKB memandang masih ada taman-taman kota yang kondisinya kini memprihatinkan. Dan tidak layak anak.
“Seperti Alun-Alun Merdeka, Taman Merjosari, Taman Gayam, Taman Malabar, Taman Slamet juga. Itu kadang ada yang lampunya mati, fasilitas rusak dan sebagainya. Ini harap menjadi perhatian agar lebih layak anak. Ditentukan parameter dan indikator dari fasilitas ramah anak,” pungkas Arief. (A.Y)