
Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Di momen pelaksanaan workshop Sinergi Insinyur, industri dan perguruan tinggi dalam reindustrialisasi di kampus Politeknik Negeri Malang (POLINEMA), Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jawa Timur, Prof. Dr. Dyah Sawitri, S.E., M.M., menegaskan pentingnya kolaborasi antara dunia industri, insinyur, dan perguruan tinggi dalam mewujudkan Asta Cita ke empat Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yakni memperkuat pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Menurutnya, kontribusi nyata dari kalangan insinyur sangat diperlukan agar visi tersebut dapat tercapai, dan hal itu hanya bisa terwujud jika ada komitmen bersama dari semua pihak. Termasuk juga peran perguruan tinggi di Jawa Timur yang ada di bawah naungan LLDIKTI wilayah VII Jatim yang dinilai telah memberikan kontribusi yang luar biasa dalam hal mendukung pembangunan dan terwujudnya Indonesia Emas 2045.
“Kalau dulu adalah Kampus Merdeka, tetapi sekarang kita bicara Kampus Berdampak dimana kampusbatau perguruan tinggi di Jawa Timur telah memberikan kontribusi besar dalam pelaksanaan program Kampus Merdeka. Karena kampus di bawah LLDIKTI Wilayah VII Jatim ini menjadi yang terbesar dalam menyumbang peserta program tersebut di Indonesia. Dan saat ini kita berbicara tentang program Kampus Berdampak, yang harapannya Jawa Timur dapat kembali menjadi kontributor terbanyak seperti pencapaian dalam program Kampus Merdeka yang lalu,” ungkap Prof. Dyah Sawitri.
Prestasi lain yang baru diumumkan beberapa waktu lalu juga mendapat sorotan, terkait dominasi Jawa Timur dalam bidang riset dan pengabdian masyarakat.
“Hingga kini, telah diterima lebih dari 1.300 proposal penelitian dan juga 426 kegiatan pengabdian masyarakat dari perguruan tinggi di Jawa Timur. Dan Jawa Timur juga tercatat sebagai provinsi dengan jumlah Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) terbanyak di Indonesia yang mencapai 523 ormawa. Semua pencapaian ini menjadi modal penting untuk mendorong kolaborasi yang lebih luas dalam rangka mendukung program Kampus Berdampak,” ungkap perempuan ramah ini.
Beberapa isu yang menjadi fokus kegiatan penelitian dan pengabdian program Kampus Berdampak kali ini menurut Prof. Dyah meliputi banyak bidang seperti swasembada pangan, pengentasan kemiskinan, penanggulangan stunting, hilirisasi industri, dan energi terbarukan.
Prof. Dyah menunjukkan keyakinan penuh bahwa Jawa Timur akan tetap menjadi yang terdepan dalam implementasi program ini dengan dukungan banyak pihak khususnya Perguruan Tinggi.
“Dengan modal kesuksesan Kampus Merdeka yang lalu, LLDIKTI wilayah VII terus menggerakkan sosialisasi program Kampus Berdampak agar perguruan tinggi dapat berkontribusi secara maksimal dan memberikan dampak positif kepada masyarakat,” ujarnya.
Mengakhiri wawancara, Prof. Dyah Sawitri berharap agar program Kampus Berdampak di Jawa Timur dapat berjalan secara optimal dan memberikan hasil yang luar biasa, serta menjadi bagian penting dari upaya menuju Indonesia Emas.
“Kami berharap dukungan dan doa dati masyarakat Jawa Timur agar program ini dapat berjalan dengan baik dan meraih hasil yang terbaik pula unyuk Jawa Timur dan juga Indonesia,” tukas Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur. (A.Y)