ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Universitas Brawijaya (UB) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelaksanaan Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. UB memberikan penghargaan lebih kepada sekolah yang telah mengadopsi e-rapor dalam pengisian data di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Prof. Dr. Imam Santoso, M.P., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Brawijaya, menegaskan bahwa prinsip transparansi dan keadilan tetap menjadi prioritas utama dalam seleksi tahun ini.
“Kuota yang kami ajukan ke pusat tetap sama seperti tahun lalu. Hampir semua peserta yang lolos SNBP di UB tahun lalu mendaftar ulang, hanya sekitar 2 hingga 3 persen yang tidak melanjutkan,” ujar Prof. Imam.
Salah satu hal yang berbeda pada SNBP 2025 jika dibandingkan SNBP tahun sebelumnya adalah adanya apresiasi bagi sekolah yang memanfaatkan e-rapor. Sekolah yang menggunakan sistem ini akan memperoleh tambahan kuota siswa eligible sebesar 5 persen.
Kuota siswa eligible masih didasarkan pada akreditasi sekolah, yakni 40 persen siswa terbaik untuk akreditasi A, 25 persen siswa terbaik untuk akreditasi B dan lima persen siswa terbaik untuk areditasi C.
“Akuntabilitas nilai rapor menjadi semakin penting ke depan. Seluruh nilai rapor semester satu hingga lima akan digunakan sebagai acuan, tetapi masing-masing perguruan tinggi memiliki kewenangan untuk menentukan semester mana yang paling dipertimbangkan,” jelas Prof. Imam.
Selain prestasi akademik, seleksi tahun ini juga akan memperhitungkan capaian non-akademik seperti seperti tahfidz Al-Qur’an, juara PON, atau kompetisi olimpiade dengan reputasi penyelenggara yang jelas akan mendapatkan nilai signifikan.
Pada jalur mandiri, UB menerima beragam portofolio yang mencakup 11 kategori bidang seni, budaya, dan olahraga dimana program tahfidz juga menjadi salah satu jalur khusus yang dipertimbangkan dalam proses seleksi.
Di tengah meningkatnya jumlah lulusan SLTA yang menerapkan Kurikulum Merdeka, SNBP tahun 2025 menghadapi tantangan baru mengingat dalam kurikulum merdeka sudah tidak ada lagi pengelompokan berdasarkan jurusan IPA atau IPS. Meski demikian, Universitas Brawijaya tetap menganjurkan siswa untuk fokus mempelajari mata pelajaran yang relevan dengan program studi pilihan mereka.
“Misalnya, biologi bagi calon mahasiswa Kedokteran atau kimia untuk Teknik Sipil. Rapor yang masuk ke sistem nasional sudah matang dan terstandar. UB menerima data yang terverifikasi dengan baik melalui sistem tersebut,” terang Prof. Imam.
Dalam mendukung mahasiswa dari keluarga kurang mampu, Universitas Brawijaya tetap memanfaatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah meski diakui seleksi untuk program studi unggulan seperti Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Teknik Informatika akan lebih ketat.
“Passing grade untuk setiap program studi sangat bergantung pada tingkat persaingan masing-masing jalur seleksi. Prestasi yang luar biasa dan memiliki reputasi akan sangat menentukan peringkat calon mahasiswa, terutama di program studi favorit,” tegasnya.
Universitas Brawijaya optimis bahwa SNBP 2025 dapat menjadi momentum penting untuk menjaring talenta terbaik dari berbagai daerah. Dengan tambahan kuota, apresiasi terhadap e-rapor, serta seleksi yang lebih transparan dan bertanggung jawab, UB siap berkontribusi dalam menyediakan pendidikan tinggi berkualitas di Indonesia. (A.Y)