Ketika Jari Jemari Lebih Tajam Daripada Mulut (Hikmah Ramadhan Hari Ke 4)

banner 468x60

Di era modern saat ini peluang untuk berbuat kebaikan dan keburukan sangat mudah sekali.

Perkembangan tekhnologi tidak saja memberikan peluang kepada lisan kita untuk beramal shaleh namun juga memberi kesempatan untuk berbuat amal salah. Saat itulah jari jemari kita juga bisa berperan dalam perilaku baik atau buruk.

“Terkadang saat ini jari jemari kita lebih tajam dari mulut ketika berkomentar di media sosial dan ini sesungguhnya menunjukkan kualitas kepribadian kita sebenarnya. Perkembangan teknologi adalah sebuah keniscayaan dimana kita tidak bisa menghindarinya. Manusia tidak boleh apatis terhadap perkembangan teknologi. Seseorang harus memanfaatkannya untuk hal positif dan taqorrub kepada Allah SWT,” ungkap Pengasuh PPIQ Darul Hidayah dan Majelis Hikmah Islam, Gus Hisa Al Ayyubi.

Kebebasan mengeluarkan pendapat yang ada di media sosial hendaknya diiringi dengan modal agama agar dapat mengarahkan kita kepada hal-hal yang membawa manfaat. Dengan tangan, kita bisa menyampaikan pesan dalam wujud kebaikan maupun kebencian ke seluruh dunia. Namun kita harus ingat kata bijak bahwa Dengan teknologi hidup menjadi mudah, dengan seni hidup menjadi indah dan dengan Agama hidup menjadi terarah.

Jika manusia mampu menjaga sikap sehingga orang lain selamat dari keburukan lidah dan tangan kita, maka ia termasuk dalam golongan sebaik-baik orang Mukmin.

Sebaik baik orang mukmin adalah yang menyelamatkan orang Islam lainnya dari lidah dan tangannya.  Selain itu sebaik-baik muslim adalah yang paling baik akhlaknya, Sebaik-baik hijrah adalah hijrah dari apa yang di larang Allah SWT, dan Sebaik-baik jihad adalah jihad terhadap diri sendiri.

“Karena itu, kita seyogyannya hati-hati berucap atau menulis sesuatu di media sosial. Berpikir dan ber-tabayyun (klarifikasi) menjadi sikap yang wajib dilakukan untuk menjamin bahwa apa yang kita lakukan bernilai maslahat, atau sekurang-kurangnya tidak menimbulkan mudarat. Sekali lagi, ingatlah bahwa Allah mengutus malaikat khusus untuk mengawasi ucapan kita, baik hasil lisan kita maupun ketikan jari-jari kita di media sosial,” ungka Gus Hisa.

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

“Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf :18)

Marilah dalam menjalankan ibadah puasa di bulan ramadlan ini, jaga lisan dan jari2 kita dalam berucap maupun menulis,jangan sampaikan ucapan dan tulisan kita menyingung atau bahkan menyakiti hati orang lain.

Daripada bertutur dan menulis kata yang kurang baik, lebih baik lisan kita, kita gunakan untuk memperbanyak baca al-Qur’an dan jari2 kita buat bertasbih berdzikir atau lebih baik diam sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya, dengan harapan semoga puasa kita benar-benar terjaga dari ucapan lisan kita sendiri, sehingga ibadah puasa kita dapat diterima oleh Allah SWT.

“Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga Manfaat. Jangan bosan jadi orang Baik. Tetap Bahagia,” pungkas Gus Hisa Al Ayyubi. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan