Mulai diterapkan di dua semester akhir ini.
ADADIMALANG – Sebagai wujud implementasi dari visi Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang untuk menjadi kampus kerakyatan dan sekaligus menjadi ciri khas yang dimilikinya, Program Studi Keperawatan Unitri memberikan materi Terapi Komplementer kepada para mahasiswanya.
Terapi komplementer ini merupakan terapi tradisional yang digabungkan dalam pengobatan modern, termasuk dalam hal dunia keperawatan saat ini.
“Jadi asal muasal pemberian materi terapi komplementer ini adalah sebagai salah satu upaya mewujudkan keinginan Unitri untuk menjadi Kampus Kerakyatan sehingga kami dri Prodi Keperawatan juga ingin menawarkan suatu terapi yang murah dan cenderung mudah diterima oleh masyarakat,” ungkap Ketua Program Studi Keperawatan Unitri Malang, Sirli Mardianna T, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
https://youtu.be/wBCEqkwdicU
Menurut Sirli, tidak semua orang di masyarakat mudah menerima terapi modern saat ini karena berbagai faktor, sehingga terapi komplementer dapat menjadi pilihan yang diberikan.
“Selain menjadi pilihan atau pelengkap dari terapi modern yang diterapkan, terapi komplementer juga dapat mencegah agar masyarakat tidak sampai sakit atau berguna juga sebagai pendukung pemulihan paska sakit,” ungkap perempuan berhijab dan berkacamata ini.
Sementara itu dosen pengajar terapi komplementer di Unitri Malang yakni Errick Endra Cita menyampaikan para mahasiswa prodi Keperawatan Unitri Malang diberi berbagai materi terapi komplementer seperti bekam, pijat refleksi, massage, accupressure, terapi doa, terapi storytelling hingga mind body spirit
https://youtu.be/C4D1hQOVdxA
Pemberian materi terapi komplementer kepada mahasiswa Keperawatan Unitri tersebut tidak bersifat basic atau dasar ataupun sekedar tahu semata, melainkan diberikan secara serius agar para mahasiswa dapat benar-benar tahu dan menguasai hingga dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran.
“Jadi terapi komplementer ini memiliki bobot hingga empat sks sehingga mahasiswa benar-benar menguasai dan dapat mempergunakan membantu masyarakat saat berada di dilingkungan tempat indekos atau rumahnya sendiri,” ungkap Errick.
Selain mendapatkan materi untuk memiliki skill melakukan terapi komplementer, mahasiswa keperawatan Unitri juga diberikan materi tentang ramuan herbal yang dapat diberikan untuk penanganan suatu penyakit yang dihadapi.
Ditemui usai melakukan terapi bekam, Arie Jefry mengaku merasakan manfaat dari terapi yang dilakukan pada enam titik di tubuhnya tersebut.
https://youtu.be/VmpGVaMBey4
“Semalam saya mual dan muntah mungkin masuk angin, lalu tadi mencoba bekam dan ternyata badan jadi ringan. Ini baru pertama kali saya mencoba bekam karena awalnya selalu takut untuk mencoba dibekam. Ternyata enak rasanya,” pungkas Arie Jefry.
Tanggapan positif juga diberikan oleh Tri Putra Daud, mahasiswa program studi Keperawatan Unitri yang telah mengikuti perkuliahan keperawatan komplementer.
“Mengikuti perkuliahan tentang terapi komplementer ini sebenarnya seru karena kita jadi dapat membantu seseorang yang dengan cara yang yang berbeda seperti arti bekam massage accupressure hingga ramuan herbal,” ungkap pria yang akrab disapa Putra ini.
https://youtu.be/-JaZ709p1o8
Menyadari tidak semua program studi keperawatan memberikan materi dan pelatihan untuk mahasiswanya dapat melakukan terapi komplementer, Putra mengaku bangga dapat memiliki skill melakukan terapi komplementer disaat mahasiswa kampus lain tidak dapat melakukannya.
“Ya banggalah saya dapat melakukan terapi seperti itu disaat mahasiswa kampus lain dari jurusan atau fakultas yang sama ternyata tidak mendapatkannya,” pungkas Putra. (A.Y)