Dilaksanakan oleh Perpustakaan Universitas Brawijaya dan dihadiri Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia.
ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Sebagai tindak lanjut hasil konferensi sebelumnya, Perpustakaan Universitas Brawijaya (UB) ditunjuk untuk menggelar Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-14 di Kota Malang.
Dalam kegiatan yang digelar di Hotel Atria Kota Malang ini, sebanyak 623 orang pustakawan atau orang-orang yang terlibat dalam dunia perpustakaan hadir dan mengikuti konferensi tersebut.
Bahkan Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM juga turut hadir secara langsung menyaksikan pembukaan KPDI ke-14 di Kota Malang tersebut.
Dalam laporannya, Kepala Perpustakaan Universitas Brawijaya yakni Dr. Iwan Permadi, SH., M.Hum., menyampaikan pelaksanaan KPDI ke-14 oleh Perpustakaan UB ini ternyata mendapatkan animo yang sangat luar biasa dari para praktisi perpustakaan di seluruh Indonesia.
“Awalnya kami hanya menargetkan 300 orang peserta saja, namun ternyata yang hadir di luar prediksi kita. Hingga pembukaan siang ini sudah tercatat 623 orang yang hadir di lokasi ini Sungguh sangat luar biasa, terimakasih semuanya. Mungkin inilah konferensi yang benar-benar mewakili dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Iwan Permadi.
Sementara itu Rektor Universitas Brawijaya yang juga hadir, Prof. Widodo, SSi., PhD., Med.Sc menyampaikan ucapan terimakasih atas ditunjuknya Perpustakaan UB untuk menjadi penyelenggara KPDI ke-14 tahun ini.
“Saya merasa ini suatu kehormatan bagi Universitas Brawijaya mendapat kepercayaan untuk melaksanakan KPDI ini. Kegiatan ini menjadi sangat penting bagaimana Universitas Brawijaya dapat bersinergi dengan asosiasi perpustakaan nasional Indonesia, termasuk bagaimana perpustakaan UB dapat melakukan inovasi pelayanan sehingga perpustakaan ini dapat mudah diakses oleh masyarakat Indonesia dengan teknologi digital,” ungkap Prof. Widodo.
Lebih lanjut Rektor UB menjelaskan Universitas Brawijaya telah menganggarkan atau memberikan bantuan dana dalam rangka melakukan digitalisasi perpustakaan dan yang terkait dengan hal tersebut.
“Dulu misalkan dosen yang menulis buku akan mendapatkan insentif, yang dulu printing sekarang berubah menjadi digital. Dan tidak sedikit anggaran untuk digitalisasi koleksi Perpustakaan UB kurang lebih Rp.11 miliar ya,” ungkap Rektor UB.
Mengakhiri wawancara, Prof. Widodo mengapresiasi kerja keras panitia KPDI ke-14 yang berhasil membuat Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia di kota Malang kali ini dihadiri peserta yang melebihi target panitia.
https://youtu.be/E924BoHzmrI
Sementara itu usai melakukan pembukaan KPDI ke-14, Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM., mengapresiasi pelaksanaan Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-14 kali ini.
“Hubungan antara Perpustakaan Nasional dengan Pengurus Perpustakaan Digital Indonesia ini seperti hubungan pemerintah dengan lembaga swasta, namun Perpustakaan Nasional Indonesia ditunjuk menjadi Pembinanya. KPDI ke-14 ini adalah bagian untuk mengupdate perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan mereview konten digital perpustakaan di Indonesia yang dikoordinir oleh Perpustakaan Nasional Indonesia,” jelas M. Syarif Bando.
Menurut Syarif Bando, saat ini Perpustakaan Nasional Indonesia telah menaungi 3.877 perpustakaan digital dengan memberikan akses pada 18 juta koleksi buku digital termasuk jurnal nasional dan internasional maupun buku bahasa Indonesia dalam negeri.
“Jadi dengan banyaknya perpustakaan yang ada dengan koleksi yang dimilikinya termasuk yang digital maka harapannya tidak ada lagi yang bilang kurang buku, tetapi yang terjadi adalah kurang kesadaran untuk menjadi bagian dari perpustakaan yang ada di Indonesia. Belum lagi antar perpustakaan sudah terkoneksi dengan perpustakaan yang lainnya,” ujar Syarif Bando.
Selain menggelar konferensi selama tiga hari, panitia KPDI ke-14 juga membuka berbagai stand yang terkait dengan perpustakaan digital di luar lokasi Konferensi.
Menariknya, Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-14 di Kota Malang ini pertamakali akan ditampilkan 20 paper dari sekian puluh paper yang dikirimkan peserta konferensi, dimana pada KPDI tahun-tahun sebelumnya hanya ditampilkan 16 paper saja sebagai batas maksimal paper yang akan dipresentasikan. (A.Y)