Terjadi peningkatan motivasi melaksanakan PHBS hingga 72 persen setelah menyaksikan video edukasi.
ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) selalu menjadi andalan dan solusi terdepan dalam rangka mengantisipasi ataupun mencegah terjangkitnya seseorang oleh penyakit tertentu. Dan PHBS menjadi garda terdepan yang disosialisasikan oleh para tenaga medis kepada masyarakat agar kondisi tubuh masyarakat tetap sehat.
Memanfaatkan video edukasi tentang kearifan lokal Tari Topeng dan Boso Walik’an yang menjadi ciri khas dari Malang, tiga dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Widyagama Husada Malang melakukan transformasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat guna mencegah terjangkitnya penyakit kepada masyarakat.
Dalam melaksanakan transformasi PHBS tersebut, Tim Dosen Program Studi Administrasi Rumah Sakit STIKES Widyagama Husada Malang yakni Frengki Apryanto, M.Kep., Rosly Zunaedi, M.Kep., dan Rahmaniah Ramadhani, SE.Ak.,MM., bekerjasama dengan seniman tari topeng dan budayawan Basa Walikan dengan membuat video edukasi transformasi PHS sekaligus melestarikan tari topeng dan boso walik’an.
“Jadi video ini menjadi media promosi kesehatan dan edukasi bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mojolangu Kota Malang dimana kegiatan ini didanai oleh Kemendikbudristekdikti tahun anggaran 2024. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas Video Edukasi Kearifan lokal Tari Topeng dan Boso Walik’an ini terhadap Motivasi Pembudayaan Baru PHBS Dalam Pencegahan Penyakit di Puskesmas Mojolangu,” ungkap Frengki Apryanto.
Menurutnya, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program yang bertujuan untuk mendorong masyarakat menerapkan kebiasaan hidup yang mendukung kesehatan yang berfokus pada upaya preventif dan promotif untuk mencegah penyakit, serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
“Video tari topeng dan penggunaan boso walikan (bahasa khas Malang yang membalik kata-kata) merupakan upaya kreatif untuk melestarikan budaya lokal yang hampir punah. Tari topeng sendiri adalah salah satu warisan seni tradisional Indonesia yang kaya makna, seringkali menggambarkan cerita rakyat atau mitos. Namun, minat terhadap seni tradisional seperti ini berkurang di kalangan generasi muda,” ujar Frengki.
Sementara itu anggota tim lainnya yakni Rosly Zunaedi menambahkan bahwa dengan membuat video yang menggabungkan tari topeng dan boso walik’an yang diperkenalkan melalui media yang lebih mudah diakses dan populer di kalangan anak muda seperti platform digital dan media sosial maka tidak hanya menarik perhatian generasi muda, tetapi juga membangkitkan minat pada warisan budaya lokal.
“Inovasi ini membantu program promotif dan preventif sekaligus mempertahankan identitas budaya sehingga lestari beradaptasi dengan perkembangan zaman,” ujar Rosly.
Anggota tim lainnya yakni Rahmaniah Ramadhani juga menambahkan bahwa kegiatan diawali dengan penelitian tahap pertama secara kualitatitif untuk memastikan aspek mana yang dirasa masih sangat kurang dari sepuluh PHBS tatanan Rumah Tangga yang ada.
“Berdasarkan hasil temuan dari penelitian tersebut, dilakukan perancangan isi dari video edukasi tari topeng dan boso walik’an yang berisi edukasi PHBS (cuci tangan, olahraga, makan sayur dan buah, tidak merokok dalam rumah) dengan melibatkan anggota tim peneliti, seniman tari, budayawan boso walikan, sanggar kesenian, kameramen dan ahli IT dalam editing video edukasi,” ungkap Rahmania.
Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata diketahui terjadi peningkatan motivasi pembudayaan PHBS sebesar 72 persen masyarakat yang menyaksikan video edukasi Kearifan Lokal ‘Tari Topeng dan Boso Walik’an’ tersebut. Berdasarkan teori Health Belief Model, perubahan terjadi peningkatan aspek pada perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, perceived barriers, cues to action, dan self-efficacy.
“Kami sebagai peneliti berharap bahwa kegiatan promosi kesehatan dengan menggunakan video edukasi Kearifan Lokal ‘Tari Topeng dan Boso Walik’an’ ini akan terus dilanjutkan di bawah pengawasan petugas promkes Puskesmas Mojolangu kota Malang,” pungkas Rahmania Ramadhani. (A.Y)