Vokasi UB Gelar Seminar Dan Rakernas FPTVI Mulai Hari Ini

Pembukaan Seminar dan Rakernas Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) tahun 2025 di Universitas Brawijaya (Foto : Agus Y)
Pembukaan Seminar dan Rakernas Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) tahun 2025 di Universitas Brawijaya (Foto : Agus Y)
banner 468x60

Isu kelembagaan dan inovasi inklusif untuk pengembangan pendidikan Vokasi menjadi topik bahasan Rakernas FPTVI tahun 2025.

Kampus UB | ADADIMALANG.COM Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya (UB) menjadi tuan rumah pelaksanaan Seminar dan Rapat Kerja Nasional Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) tahun 2025 yang dimulai hari ini, Kamis (06/02/2025).

Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Gedung Widyaloka Universitas Brawijaya ini, hadir sejumlah pengurus FPTVI yang akan melaksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) guna membahas pelbagai hal yang terkait dengan vokasi.

Bacaan Lainnya

Kegiatan diawali dengan pembukaan seminar dan Rakernas FPTVI oleh Rektor Universitas Brawijaya Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D., Med.Sc., dimana dalam sambutannya menyampaikan bahwa besar harapannya pada pendidikan vokasi dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya ready for work tetapi harapannya juga dapat membekali para mahasiswa atau lulusannya untuk memiliki kompetensi untuk persaingan global.

“Salah satu krisis yang tengah terjadi di Indonesia saat ini adalah deindustrialisasi, dimana banyak industri atau pabrik yang tutup. Ini menjadi tantangan bagi kita, dimana pendidikan vokasi berusaha menciptakan lulusan yang ready to work diserap di induatri tapi ternyata industrinya malah tutup. Hal ini akan menjadi tantangan yang harus dipikirkan dan dipersiapkan solusinya. Salah satunya dengan akill yang telah mumpuni, lulusan vokasi juga harus dibekali kemampuan untuk menjadi entrepreneur atau wirausahawan,” ujar Prof. Widodo.

Sementara itu Dekan Vokasi UB yang bertindak sebagai Panitia Pelaksana yakni Mukhammad Kholid Mawardi, S.Sos., M.A.B., Ph.D., menyampaikan dalam Rakernas Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia kali ini ada dua isu besar yang akan menjadi bahasan para pengurus FPTVI yakni isu kelembagaan dan inovasi yang inklusif dan berkelanjutan menuju pendidikan tinggi Vokasi yang berdaya saing global.

“Isu kelembagaan itu terkait dengan nomenklatur pendidikan tinggi vokasi yangbsebelumnya ada pada Dirjen Pendidikan Tinggi Vokasi ternyata kemudian saat ini bergeser ke Kementerian Pendidikan Dasar. Oleh karena iti dalam seminar ini kita menghadirkan  Dr. Beny Bandanadjaja, S.T., M.T., selaku Direktur Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi dengan harapan dapat menyampaikan bagaimana formasi ke depan dan kebijakan terkait dengan pendidikan tinggi vokasi,” jelas Kholid Mawardi.

Lebih lanjut Kholid juga menyoroti perihal jumlah pendidikan tinggi vokasi di Indonesia yang jumlahnya masih berkisar di angka delapan persen saja di seluruh Indonesia, padahal di luar negeri jumlah pendidikan tinggi vokasi hampir 50 persen.

“Dengan komposisi hanya delapan persen tersebut di Indonesia membuat jumlah lulusan vokasi menjadi sangat timpang dengan jumlah lulusan pendidikan tinggi non vokasi, belum lagi persepsi bahwa pendidikan vokasi adalah pendidikan kelas dua padahal sudah ditegaskan bahwa pendidikan vokas adalah solusi terhadap kondisi industri dan kebutuhan SDM,” ujar Kholid.

Harapan FPTVI ke depan

Menyadari kondisi yang ada saat ini terkait dengan dunia pendidikan tinggi vokasi di Indonesia maka Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia menyatakan siap jika dari pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan Tinggi jika kuota atau kapasitas rekrutmen mahasiswa vokasi diberi kesempatan lebih luas lagi.

“Dengan begitu maka harapannya  akan dapat memberikan dampak kepada kebutuhan tenaga SDM di Indonesia yang siap kerja. Yang menarik, Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia juga telah melakukan studi berdasarkan klaster sesuai dengan wilayah yang hasilnya menunjukkan bahwasanya terdapat pengaruh antara jumlah mahasiswa yang studi vokasi dengan PDRB. Jadi jika suatu daerah itu jumlah pendidikan vokasinya ditingkatkan, maka secara signifikan akan berdampak terhadap peningkatan perekonomi studi, sehingga harus ada kebijakan pemerintah yang mendorong semakin banyaknya pendidikan vokasi pada level menengah maupun pendidikan tinggi,” pungkas Dekan Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya ini.

Usai membuka secara resmi seminar dan Rakernas FPTVI, Rektor Universitas Brawijaya menyampaikan dirinya berharap bahwa Universitas Brawijaya dapat menjadi salah satu pusat pengembangan vokasi dan dapat menjadi inspirator bagi pengembangan pendidikan tinggi vokasi di Indonesia.

“Alhamdulillah hari ini berkumpul teman-teman vokasi se-Indonesia untuk membahas program-program kerja, bagaimana peningkatan proses pendidikan tinggi vokasi Indonesia. Vokasi ini kan salahu pendidikan yang diharapkannya memiliki link dan match yang paling baik dengan dunia usaha dan dunia industri, tetapi ini juga harus disupport dengan pengembangan-pengembangan Inovasi dan teknologinya, termasuk harus disupport dengan pendidikan dasar sehingga keberadaan vokasi di perguruan tinggi itu menjadi salah satu komplementari dari pendidikan tinggi secara umum,” ujar Prof. Widodo.

Menurutnya, idealnya pendidikan vokasi itu menyatu dalam suatu proses pendidikan akademik yang tidak terpisah-pisahkan agar model pendidikannya, pengembangan riset dan inovasinya tersambung dari hulu sampai hilir, mulai dari keberadaan bahan baku hingga keberadaan industri yang ada di Indonesia. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60