Inisiator Kampung 3G Apresiasi Kelahiran Kampung Gintung Kultur

Kota Malang – RW 23 kelurahan Purwantoro kota Malang beberapa waktu yang lalu dikenal hingga kancah dunia internasional dengan gerakan menabung air (water banking movement) yang dicanangkan oleh Kampung Gintung Go Green (3G).

Berbagai penghargaan dan piala juara menjadi langganan Kampung 3G yang diinisiasi oleh Bambang Irianto sebagai Ketua RW 23 Purwantoro selama dua periode dan kerja keras warga RW 23 kelurahan Purwantoro tersebut.

Kunjungan dari wisatawan lokal dan mancanegara hingga penelitian akademisi banyak dilakukan di Kampung 3G yang kemudian menjadi salah satu jujugan wisatawan saat datang ke kota Malang.

“Saya juga sering diundang di berbagai daerah untuk presentasi ataupun membina daerah di Indonesia,” ujar Bambang Irianto yang mendapatkan penghargaan Kalpataru untuk kategori Pembina Lingkungan tersebut.

Namun kepengurusan Bambang Irianto sebagai Ketua RW 23 saat ini berganti dan muncul kepengurusan RW yang baru yang kemudian dilanjutkan dengan adanya deklarasi RW 23 menjadi Kampung Glintung Kultur melalui organisasi masyarakat yang diberi nama ‘Telu Likur’.

“Harapannya jika nanti ada pergantian kepengurusan RW lagi maka icon kampung RW 23 tidak akan berubah karena Glintung Kultur tidak di bawah kepengurusan RW melainkan di bawah organisasi masyarakat Telu Lulur tadi,” ujar Ketua panitia launching Glintung Kultur, Yanuar Agus Setiawan beberapa waktu yang lalu.

Terkait dengan perubahan Kampung 3G menjadi Kampung Glintung Kultur, inisiator Kampung 3G Bambang Irianto mengapresiasi kelahiran kampung Glintung Kultur yang mengangkat tema seni budaya sebagai icon kampung RW 23 saat ini.

“Saya dan pengurus Glintung Go Green (3G) memberikan apresiasi dan penghormatan kepada pengurus RW 23 Purwantoro dan warga yang telah mendeklarasikan berdirinya Kampung Glintung Kultur,” ujar Bambang Irianto.

Saat ditanya bagaimana keberlanjutan Kampung Glintung Go Green (3G) yang telah dikenal hingga dunia internasional paska berdirinya Kampung Glintung Kultur, Bambang Irianto menyatakan tidak ada masalah di antara kedua kampung tersebut.

“Yang jelas kampung Glintung Go Green tidak ada sangkut paut dan tidak ada hubungan dengan kampung Glintung Kultur,” ujar laki-laki yang dulu dikenal sebagai pengusaha kripik tempe ini.

Menurut Bambang Irianto, Glintung Go Green saat ini menempatkan diri sebagai pusat pelatihan dan pengembangan kampung yang berbasis partisipatif untuk membangun kampung-kampung di seluruh Indonesia.

“Glintung Go Green tidak ada hubungan baik secara geografis dengan RW 23 kelurahan Purwantoro ataupun kepengurusan RW 23 tersebut,” ungkap Bambang Irianto yang saat ini sedang menuntaskan pembangunan gedung pelatihan di jalan Karya Timur gang Koramil di wilayah RW 6 Purwantoro kota Malang.

Bambang berharap dengan berkembangnya dua kampung di wilayah Glintung tersebut, maka bisa membawa manfaat bagi masyarakat.

Sebelum mengakhiri wawancara, Bambang Irianto menyatakan dirinya selama menjabat sebagai Ketua RW 23 hingga dua periode lamanya telah melaksanakan tugas dan kewajiban administrasi sebagai laporan pertanggungjawabannya.

“Saya telah memberikan laporan secara resmi dan tertulis pada saat pertemuan warga dan warga telah menerima laporan saya tersebut. Artinya cara legal formal laporan saya sudah diterima dan dinyatakan tidak ada masalah. Oleh karenanya saya mengharap agar tidak ada lagi suara-suara minus dengan tuduhan-tuduhan tidak berdasar kepada saya saat menjabat sebagai Ketua RW 23 Purwantoro dulu,” ungkap Bambang Irianto. (A.Y)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini