Diikuti 9 perwakilan RW di wilayah desa Wringinsongo, kecamatan Tumpang kabupaten Malang.
ADADIMALANG – Bertujuan untuk melaksanakan sosialisasi dan memberikan penyadaran tentang pentingnya makanan yang bergizi melalui masakan yang diberikan setiap hari, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Wringinsongo kecamatan Tumpang, kabupaten Malang memiliki cara yang berbeda agar bisa lebih diterima.
Selain melakukan sosialisasi tentang pentingnya gizi secara langsung kepada masyarakat dengan cara tatap muka, para mahasiswa yang tergabung dalam kelompok 8 KKN UMM ini juga melaksanakan lomba memasak makanan yang bergizi tinggi.
Ketua Pelaksana Lomba Masak dan Penyuluhan Gizi Seimbang kelompok 8 KKN UMM, Kelvin Katjasungkana menjelaskan bahwa dengan membuat lomba memasak makanan yang memiliki nilai gizi tinggi tersebut maka diharapkan kesadaran masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga akan meningkat.
“Jadi setiap peserta mendapatkan bahan masakan melalui games kecil yang dibuat dan kemudian memasak bahan masakan itu di rumah masing-masing dengan makanan yang wajib ada adalah jagung dan ikan,” ungkap Kelvin Katjasungkana saat ditemui di sela-sela acara lomba memasak, Kamis siang kemarin (08/08).
Dengan mengetahui tentang makanan bergizi melalui sosialisasi dan mencoba mewujudkannya dalam bentuk makanan yang dimasaknya untuk lomba, warga masyarakat khususnya ibu-ibu akan mengetahui bahwa masakan yang bernilai gizi tinggi tersebut ternyata mudah untuk dibuat dan disajikan.
“Ada 9 peserta yang mengikuti lomba makanan bergizi tinggi ini yang mewakili 9 RW yang ada di wilayah KKN kami,” ungkap Kelvin.
Acara lomba makanan bergizi tinggi yang dilaksanakan di pendopo desa Wringinsongo tersebut juga dihadiri oleh Penanggungjawab Desa Wringinsongo, Lailia Kurniawati yang sekaligus menjadi salah satu juri lomba makanan bergizi tinggi tersebut.
“Wah hasilnya ternyata di luar prediksi saya. Ibu-ibu di tiap RW ternyata mampu menghasilkan makanan bergizi tinggi dengan kemasan atau penampilan yang menarik dan mudah memasaknya,” ungkap Lailia Kurniawati.
Terkait dengan keberadaan para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang melaksanakan KKN di desa Wringinsongo tersebut, Lailia berharap para mahasiswa bisa melaksanakan kegiatan yang berbeda dengan kegiatan yang sudah ada di desa Wringinsongo yang membawa manfaat bagi masyarakat desa dan tetap sejalan dengan program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah desa Wringinsongo.
“Saya juga berharap teman-teman mahasiswa UMM ini bisa memberikan wawasan baru tentang apa yang bisa dioptimalkan di desa Wringinsongo yang mungkin bisa membawa ke arah yang lebih baik lagi ke depan,” ungkap perempuan penyuka batu cincin ini.
Lailia berharap dengan sinergitas para mahasiswa dengan pemerintah desa dan juga warga masyarakat maka keilmuan yang didapatkan oleh mahasiswa UMM yang melakukan KKN tersebut bisa lebih lengkap karena tidak hanya berdasarkan pada teori semata tetapi benar-benar melaksanakan praktik di lapangan.
Meski hanya diikuti oleh 9 peserta yang mewakili 9 RW yang ada, namun antusias warga khususnya para ibu-ibu sangat luar biasa yang terlihat tetap semangat saat dilakukan persiapan penyajian hingga tahap penjurian dan juga pemberian komentar tiga juri yang mengincipi setiap makanan yang dilombakan.
“Dengan bentuk atau kemasan yang menarik yang mudah dimasak, maka ibu-ibu bisa memberikan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi dengan menggunakan sumberdaya yang mudah ditemukan di desa seperti jagung misalnya,” pungkas Lailiah Kurniawati. (A.Y)