Termasuk melatih bagaimana memasarkan produk dagangan secara daring (online).
ADADIMALANG – Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19, para dosen pendidik kampus Politeknik Negeri Malang (Polinema) tetap semangat melaksanakan salah satu dari tiga Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).
Kegiatan PKM dalam melatih dan mendampingi masyarakat Desa Wringinsongo, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang ini dilaksanakan hingga dua kali pertemuan di tanggal 10 dan 23 April 2021 lalu.
“Kami memilih desa Wringinsongo sebagai lokasi PKM karena sedang dalam pengembangan sektor ekonomi yang ditunjang dengan adanya 114 UMK. Saat ini ada dua UMK yang menjadi sasaran yaitu UMKM Produksi Keripik Pepaya dan UMKM Produksi Jemblem yang menjadi produk unggulan di desa Wringinsongo,” ungkap Ketua Tim PKM Polinema, Dr. Drs Ludfi Djajanto, MBA
Potensi dan peluang usaha dari produk makanan produksi Desa Wringinsongo menurut Ludfi Djajanto memiliki prospek yang sangat baik dengan tingginya permintaan masyarakat terhadap produk tersebut.
Pada UMKM Produksi Keripik Pepaya dan UMKM Produksi Jemblem tersebut saat ini tengah memerlukan bantuan pengembangan usahanya, sehingga dilakukan pelatihan dan pendampingan sebagai implementasi kerjasama kemitraan desa antara Politeknik Negeri Malang dengan Desa Wringinsongo.
“Dengan PKM ini juga dapat dilakukan analisa permasalahan yang dihadapi oleh UMKM Produksi Keripik Pepaya dan UMKM Produksi Jemblem di desa Wringinsongo tersebut, sekaligus memberikan solusi pemecahannya yang juga menjadi program kerja PKM Polinema ini. Dengan begitu maka pelatihan dan pendampingan yang dilakukan akan tepat sasaran dan juga bermanfaat,” ungkap Ketua Tim PKM Polinema.
Dari hasil survey dan dialog bersama perangkat desa serta pelaku UMKM terkait, diputuskan untuk melakukan pelatihan pengembangan produk, diversifikasi produk, pengemasan, sanitasi/kebersihan dan cara pemasarannya baik secara offline maupun online pada 10 April 2021 lalu.
“Proses pelatihan dalam pengembangan industri kemudian kami tindak lanjuti dengan pemberian bantuan peralatan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kelancaran produksi serta penjualan guna meningkatkan omset UMKM yang juga telah kami serahkan pada tanggal 23 April 2021 lalu,” jelas Ludfi Djajanto.
Usai melakukan pelatihan dan pemberian bantuan bagi para pelaku UMKM, tim PKM Polinema yang juga beranggotakan Dr. Sidik Ismanu MSi, Dr Anik Kusmintarti., MM, Siti Amerieska MSA.,Ak.,CA., Rokhimatul Wakhidah,S.Pd.,M.T dan juga Dr. Muhammad Akhlis Riza , ST.,MT sebagai Koordinator PKM Polinema masih akan melaksanakan kegiatan pendampingan di lokasi yang sama.
“Dengan pelatihan dan penyaluran bantuan peralatan ini diharapkan PKM mitra ini dapat benar-benar dirasakan manfaatnya bagi UMKM Desa Wringinsongo. Kegiatan ini belum selesai karena akan kami lanjutkan setelah Hari Raya Idul Fitri untuk pendampingan dan pelatihan di masing-masing tempat UMKM agar nantinya semua program yang kami telah rencanakan dapat berhasil,” pungkas Ketua Tim PKM Polinema.
Sementara itu, Kepala Desa Wringinsongo, Heri Firmansyah berharap kegiatan PKM Mitra dari Polinema ini dapat bermanfaat dan barokah bagi warga sekitar dan dapat membuka lapangan kerja baru.
“Ke depan kami berharap masih akan ada lagi kegiatan pelatihan dan pendampingan UMKM yang lain sehingga produk unggulan Desa Wringinsongo ini dapat berkembang dengan baik. Kami sangat berterima kasih kepada Politeknik Negeri Malang atas implementasi kerjasama mitra desa ini khususnya terkait bantuan peralatan bagi UMKM dan juga atas pendampingan dan pelatihan dalam pengembangan UMKM di Desa Wringinsongo ini,” ungkap Heri Firmansyah.
Ditemui usai pelatihan dan pemberian bantuan peralatan, dua pemilik UMKM yang terkait sangat mengapresiasi kegiatan PKM Mitra dari Polinema tersebut.
“Banyaknya bahan baku di Desa Wringinsongo ini seperti Pepaya, Singkong, Pisang yang belum dimanfaatkan secara optimal membuat kita ingin memproduksinya menjadi produk olahan seperti kripik yang harapannya akan dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi Ibu-Ibu untuk berwirausaha. Dengan pelatihan ini kami jadi tahu cara mengembangkan produk kripik sehingga tidak hanya kripik Pepaya saja tetapi juga jenis kripik lain dengan berbagai rasa serta cara proses pembuatan dan citarasa, kerenyahan keripik, kemasan produk, dan pemasaran online,” ungkap pemilik UMKM Keripik Pepaya, Ernawati.
Hal senada juga disampaikan oleh Syahri yang merupakan pemilik UMKM Kue Jemblem yang merasa manfaat usai mendapat pelatihan dari tim PKM Polinema tersebut.
“Terima kasih telah menindaklanjuti usaha kue Jemblem saya, karena dari pelatihan Polinema ini perbaikan usaha saya bisa lebih praktis, lebih bagus dan meningkatkan omset apalagi dengan bantuan alat-alat ini. Saat ini Jemblem produksi kami bisa memiliki beberapa cita rasa seperti coklat maupun keju termasuk pengembangan produk kue lainnya seperti Lemet dan lainnya,” pungkas Syahri. (A.Y)