Laksanakan program Matching Fund Kedaireka, PHP2D dan PKM GT.
ADADIMALANG – Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19, namun raihan prestasi tidak terhenti. Bahkan di kampus Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, raihan prestasi ini tidak hanya diraih oleh mahasiswanya saja, proposal yang diajukan dosen juga berhasil disetujui untuk didanai dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Tiga raihan prestasi tersebut diperoleh oleh mahasiswa dan dosen ITN Malang melalui tiga program yang diajukan yakni Matching Fund – Kedaireka, Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2021 dan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) 2021.
“Ini prestasi yang cukup mengembirakan bagi Teknik Kimia ITN dimana sejak program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), kami dosen di ITN Malang sudah sangat ingin berpartisipasi. Dan kami berkesempatan mengikuti ToT di program MBKM dimana kali ini kami mendapatkan tiga prestasi baik dosen dan juga mahasiswa,” jelas Kepala Prodi Teknik Kimia S-1 ITN Malang, Mohammad Istnaeny Hudha, ST. MT.
Menurut Itsnaeny, ketiga prestasi yang berhasil diperoleh tersebut merupakan pengejawantahan program MBKB sehingga dapat melihat langsung persoalan.
“Dengan program ini maka mahasiswa dapat bekerjasama secara tim. Harapan kami dalam kondisi pandemi ini dosen dan mahasiswa yang terlibat tetap semangat mengingat target waktunya sangat pendek,” pungkas Kaprodi Teknik Kimia ITN Malang.
Berawal dari hasil penelitian salah satu lulusan terbaik ITN Malang yang membahas tentang pengolahan limbah sayuran menjadi Pupuk Organik Cair (POC) di desa Sumberejo kota Batu.
“Dari penelitian mahasiswa kami yang menjadi lulusan terbaik ITN Malang tersebut ternyata masih banyak keluhan masyarakat terkait limbah pertanian yang belum dikelola secara komprehensif. Diawali rasa ingin berbagi dan ingin membantu masyarakat kita melakukan kunjungan ke desa Sumberejo dan kita buat proposal ke Kedaireka dan ternyata berhasil disetujui untuk didanai.,” ungkap Ketua Pelaksana Kedaireka ITN Malang, Dr. Nanik Astuti Rahman, ST., MT.
Menurut Nanik, Kedaireka yang merupakan program dari Mas Menteri ini diharapkan dapat menghubungkan antara dunia industri dengan Perguruan Tinggi, sehingga setiap kebutuhan dunia industri dapat terpenuhi oleh Perguruan Tinggi.
“Kedaireka jauh dari perkiraan kami, karena di Kedaireka ini kami benar-benar dituntut untuk dapat mentransfer teknologi dan sangat detail. Pokoknya luar biasalah. Sampai akhirnya proposal kami ini disetujui dan didanai. Dari pengajuan anggaran Rp.1 miliar disesuaikan karena hanya dua program kami yang disetujui dari lima yang kami ajukan. Untuk tahun ini didanai Rp.433 50 juta dimana 50 persen didanai dari Dikti dan 50 persen dari dunia industri yang kali ini adalah Bumdes Sumberejo,” ungkap Nanik.
Dari limbah pertanian yang ada yakni lima ton dalam sehari akan dilakukan pengolahan untuk menjadi Pupuk Organik Cair (POC) dengan bantuan Mikroorganisme Lokal (MOL) cairan yang mengandung mikroorganisme hasil produksi sendiri dari bahan-bahan alami di sekeliling atau sekitar (lokal) dimana bahan-bahan tersebut merupakan tempat yang disukai sebagai media untuk hidup dan berkembangnya mikroorganisme yang berguna dalam mempercepat menghancurkan bahan-bahan organik (decomposer).
“Tahun pertama ini POC baru dipergunakan atau konsumsi bagi desa Sumberejo sendiri, tahun berikutnya akan diupayakan telah dapat didistribusikan untuk dunia industri yang membutuhkan. Tahapan yang kita lakukan adalah membuat limbah Way sebanyak 500 liter perhari yang dibuang ke sungai itu menjadi MOL. MOL tersebut nantinya yang akan kita pergunakan untuk membuat POC dimana dengan MOL yang kita buat akan jauh memotong anggaran yang diperlukan jika harus membeli pupuk kimia untuk tujuan yang sama,” ungkap Nanik.
Dengan kegiatan Kedaireka tersebut, Nanik berharap mahasiswa ITN Malang mendapatkan pengalaman belajar di luar sehingga dapat menggali permasalahan di masyarakat dan memberikan solusi teknologi yang telah didapatkan di bangku kuliah.
“Ada konversi-konversi yang bisa mereduksi waktu perkuliahan. Tidak perlu terlalu lama kuliah namun bisa ada added value yang didapatkan melalui program ini. Semua tempat dapat menjadi laboratorium bagi mahasiswa. Bagi dosen juga dapat menambah bahan pengajaran, penulisan serta menambah kepekaan pada permasalahan masyarakat,” ungkap perempuan berhijab ini.
Proposal kegiatan di desa Sumberejo ini akan dilaksanakan hingga tahun 2025 dimana setiap tahun ada target-target program yang harus tercapai atau dilaksanakan.
“Penelitiannya sampai tahun ini hingga ke eduwisata dan pengolahan limbah wisata menjadi POC (Pupuk Organik Cair), tetapi tahun-tahun berikutnya ada target yang lain seperti pembuatan energi terbarukan berupa biogas, solar cell dan yang lainnya,” ujar Nanik Astuti Rahman.
Dalam program Kedaireka tersebut, para dosen dan mahasiswa ITN Malang yang terlibat di dalamnya melakukan alih teknologi untuk melakukan pengolahan limbah pertanian menjadi POC, mengembangkan dan mengoptimalkan Ecowisata yang sebelumnya telah ada menjadi eduwisata.
“Dari dua program tersebut kami lakukan hingga ke tahapan digitalisasi,” ungkap Nanik.
Dari pelaksanaan kegiatan tersebut, ITN Malang diharapkan dapat menjadi pioneer dimana hal tersebut disampaikan oleh tiga reviewer yang mendampingi pelaksanaan kegiatan tersebut menyatakan optimisme program dari ITN Malang tersebut dapat menjadi percontohan secara nasional.
Kegiatan Matching Fund – Kedaireka oleh tim ITN Malang yang berjudul ‘Pengolahan Limbah Pertanian di Desa Sumberejo Batu untuk Menunjang Perencanaan Eduwisata Ekologi’ ini beranggotakan Dr. Nanik Astuti Rahman, ST. MT, Mohammad Istnaeny Hudha, ST. MT, Rini Kartika Dewi, ST. MT, Dwi Ana Anggorowati, ST. MT, Faidliyah Nilna Minah, ST. MT, Ghoustanjiwani Adi Putra, ST. MT dan F.X. Ariwibisono, ST. M.Kom. yang bermitra bersama Bumdes Barokah Desa Sumberejo Kota Batu.
Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D)
Persoalan pengentasan kemiskinan dengan mengoptimalkan potensi yang ada juga menjadi perhatian mahasiswa program studi Teknik Kimia ITN Malang yang menyasar masyarakat di Desa Panggungrejo Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang.
Dalam program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ini, mahasiswa ITN Malang mengajukan proposal yang berjudul ‘Pemberdayaan dan Pengembangan Potensi Hasil Perkebunan Buah Jeruk Berbasis Zero Waste di Desa Panggungrejo Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang’.
“Potensi jeruk di desa Panggungrejo ini sangat melimpah namun hasil panennya hanya dijual begitu saja, padahal masih banyak potensi yang masih dioptimalkan dengan limbah jeruk yang ada,” ungkap Ketua PHP2D dari ITN Malang, Zabilla Wulandayani.
Menurut Zabilla, tim mahasiswa yang berjumlah 14 orang tersebut mengusulkan empat program untuk mengoptimalkan potensi jeruk yang ada yakni merubah atau mengolah daging buah jeruk menjadi permen jelly, membuat POC dari limbah pertanian jeruk, dari kulit jeruk menjadi minyak atsiri untuk lilin aroma terapi, limbah kulit jeruk menjadi bioetanol.
“Sampai saat ini dari ke empat program tersebut saat ini masih dalam tahap persiapan pelaksanaan baik resep pembuatan empat program dan alat serta bahan-bahan pembuatannya,” jelas perempuan yang akrab disapa Wulan ini.
Sementara itu, dosen pembimbing program PHP2D tersebut, Dr. Nanik Astuti Rahman, ST, MT menyampaikan saat ini pihak panitia tengah dalam proses penyiapan modul-modul yang akan dipergunakan , sementara persiapan di laboratorium sedang disusun kebutuhan untuk pelaksanaan pembuatan empat program tersebut.
“Kita dapat melaksanakan kegiatan ini mulai 9 Juli hingga 2 Desember 2021 sesuai dengan kontrak program ini, namun untuk terjun ke lapangan kita masih menunggu selesainya masa PPKM Darurat ini,” ungkap Nanik Astuti Rahman.
Persoalan limbah nampaknya masih sangat banyak di masyarakat dan belum terkelola dengan baik, meskipun terkadang telah ada sarana prasarana yang telah disediakan untuk mengolahnya.
Ketua Tim PKM GT ITN Malang, Yana Risma Aulia menjelaskan bahwa dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) tahun 2021tersebut mahasiswa berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya limbah dari proses pembuatan batik di Pekalongan tersebut.
“Sebenarnya sudah ada IPAL namun tidak dimaksimalkan. Dalam PKM GT tersebut kami membuat konsep dimana kawasan tersebut akan dibuat taman bermain, tempat wisata dan tempat pemancingan termasuk tempat edukasi pengolahan limbah,” ungkap Yana Risma Aulia.
Dalam PKM GT yang diselenggarakan oleh Belmawa RistekDikti ini diselenggarakan dengan tujuan agar mahasiswa dapat berlatih terhadap permasalahan yang ada di masyarakat.
“Saya melihat mahasiswa ITN Malang sudah memberikan yang terbaik baik ide kreatif dan revolusioner dimana di desa-desa di kota Pekalongan sebagai sentra batik banyak ditemui permasalahan limbah baik itu tidak terkelola dengan baik sehingga mencari ide menyelesaikan persoalan tersebut dengan membuat suatu program ecopreneurship untuk pendidikan pengelolaan air limbah dan ecowisata juga ada bisnis atau kewirausahaan,” ungkap dosen pembimbing PKM GT ITN Malang, Dwi Ana Anggorowati, ST, MT.
Menurut Dwi Ana, ide kreativitas mahasiswa ITN Malang menjadi prestasi yang luar biasa dengan lolos mendapatkan pendanaan sekaligus mengharumkan nama kampus ITN Malang.
“Saya berharap apa yang sudah mahasiswa tulis dalam bentuk ide orisinil mereka ini dapat diaktualisasi oleh Pemda atau investor. Secara umum kami ingin ada banyak mahasiswa yang bisa menuangkan ide mereka dan bisa respon pada persoalan masyarakat. ITN Malang initelah mengikuti program MBKM yang bisa memfasilitasi jagoan-jagoan teknologi sebelum mereka lulus. Jadi sebelum lulus sudah bisa menghadapi kondisi riil di dunia industri dan masyarakat,” tukas Dwi Ana Anggorowati, ST, MT.
Mengakhiri wawancara melalui aplikasi zoom tersebut, Kepala Humas ITN Malang, Nenny Roostrianawaty, ST., MT. menyampaikan meski masih dalam kondisi pandemi namun semangat untuk terus berprestasi oleh Civitas Akademika ITN Malang tidak surut.
“ITN Malang berbangga atas prestasi yang diraih tim dosen dan mahasiswa ITN Malang ini,” pungkas Kepala Humas ITN Malang yang baru menjabat ini. (A.Y)