Menggunakan aplikasi handwriting text recognition.
ADADIMALANG – Kondisi pandemi akibat virus Corona (Covid-19) yang belum usai membuat pola pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi berubah. Jika biasanya dilaksanakan secara tatap muka (luring), proses pembelajaran harus dilakukan secara daring (online).
Meskipun telah terbantu dengan teknologi yang ada, namun pola pendidikan secara daring yang baru diketahui dan dijalankan oleh para guru ini bukan tanpa halangan. Seringkali guru juga merasa kesulitan dalam melakukan koreksi terhadap jawaban para siswa yang dikirimkan dalam bentuk foto yang sulit terbaca karena dalam kondisi buram, gelap hingga tulisan sulit dibaca.
Menyadari kondisi tersebut, lima mahasiswa Program Studi D-IV Teknik Informatika Politeknik Negeri Malang (Polinema) yakni Nabilah Argyanti Ardyningrum, Abdul Rohman,Elvira Sania Mufida, Naufal Nafidiin dan Widiareta Safitri, menciptakan aplikasi untuk melakukan koreksi jawaban siswa yang diberi nama CEBAN (Cek dan Koreksi Jawaban).
“Ceban ini menggunakan handwriting text recognition berbasis android sehingga dapat dimanfaatkan oleh para guru untuk mengoreksi jawaban para siswa,” ujar salahsatu anggota tim pembuat Ceban, Nabilah Argyanti Ardyningrum.
“Selain itu, pengumpulan jawaban dalam bentuk foto melalui aplikasi pesan WhatsApp akan memenuhi kapasitas penyimpanan smartphone oleh banyaknya foto yang dikirim oleh siswa dan tidak terfilter dengan baik di galeri,” ungkap Nabilah.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC), kelima mahasiswa Polinema tersebut membuat aplikasi CEBAN yang berbasis Android dengan menerapkan Handwriting Text Recognition untuk mendeteksi teks jawaban yang ada di dalam foto agar dapat diubah menjadi teks digital yang mudah dibaca di smartphone.
“Siswa diwajibkan mengumpulkan tugas dalam bentuk foto yang kemudian teks dalam foto diubah menjadi teks digital oleh sistem Handwriting Text Recognition dan kemudian dikirimkan kepada guru. Setelah teks dapat dibaca, guru dapat memberikan nilai secara langsung pada aplikasi tersebut,” ungkap Nabilah.
Sementara itu anggota tim yang lainnya yakni Abdul Rohman menjelaskan bahwa tim mahasiswa juga membuat website untuk mengelola akun CEBAN yang digunakan oleh siswa dan guru dengan tujuan agar semua siswa dan guru tidak kesulitan membuat akun terlebih dahulu dan bisa langsung menggunakan aplikasi tersebut.
“Dengan pengembangan aplikasi CEBAN ini maka siswa dapat melihat daftar tugas yang harus dikumpulkan dan mengirim jawaban dalam bentuk foto. Selain itu, guru dapat mengelola tugas yang dikumpulkan dan mengoreksi jawaban yang dikirimkan dalam bentuk foto dengan lebih mudah dan efektif serta memberikan nilai secara langsung ke dalam aplikasi agar memudahkan guru saat merekap nilai,” ungkap Abdul Rohman.
Mengingat kondisi pelaksanaan kegiatan PKM-KC mahasiswa Polinema ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19, membuat PKM-KC dilaksanakan secara hybrid dimana kegiatan diskusi luring dilaksanakan oleh anggota tim yang berasal dari Malang di kampus Jurusan Teknik Sipil Polinema dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Saya berharap aplikasi CEBAN ini dapat membantu proses pembelajaran di masa pandemi dan dapat menjadi solusi permasalahan pembelajaran jarak jauh,” ungkap dosen pembimbing tim yaitu Dosen Pembimbing Tim yakni Mustika Mentari, S.Kom., M.Kom. (A.Y)