
Dilaksanakan di kediaman artis Maharani Kahar.
ADADIMALANG – Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro sebagai awal tahun Jawa juga dianggap sebagai bulan itimewa yang sakral nan suci sehingga menjadi bulan yang tepat untuk melakukan renungan, tafakur dan introspeksi mendekatkan diri pada Yang Maha Kuasa.
Oleh karenanya, bulan Suro menjadi bulan yang penuh makna bagi orang Jawa yang kemudian memperingatinya dengan melaksanakan perayaan bulan Suro.
Jika pada umumnya di awal tahun satu Suro dilakukan peringatan, namun peringatan juga dilakukan mulai dari hari pertama Suro hingga hari kesepuluh, atau bahkan hanya di hari ke 10 bulan Suro saja.
Namun ada juga sebagian masyarakat Jawa yang melakukan peringatan atau perayaan pada tanggal 15 bulan Suro atau di penghujung bulan Suro sebagai suro Pungkasan.
Dalam rangka akhir bulan Suro kali ini, Perkumpulan Perempuan Bersanggul Nasional (PBN) menyelenggarakan Wilujengan Suro Pungkasan di Kediamana Artis Maharani Kahar di Songgoriti Kota Batu, Sabtu kemarin (04/09/2021)
Perayaan atau peringatan Suro Pungkasan tersebut dilakukan dengan tujuan berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar terhindar dari mongso pageblug dan dijauhkan dari Pandemi Covid-19.
Budayawan dari Malang , Wibie Mahardika Suryomentaram menyampaikan bahwa bulan Suro merupakan bulan untuk berintropeksi dan mawas diri sekaligus bulan berbagi untuk kebersamaan dalam keragaman.
“Kalau kita bersama-sama dalam keragaman membangun kesadaran, niscaya segala macam gangguan, godaan, pagebluk dan lain sebagainya akan sirna dengan sendirinya,” ungkap pria yang merupakan alumnus Filsafat Universitas Gajahmada (UGM) ini.
Sementara itu, Ketua Perempuan Bersanggul Nasional (PBN), Ries Handana mengatakan bahwa acawa wilujengan Suro Pungkasan sengaja di tempatkan di batu dengan alasan kota Batu merupakan dataran tertinggi sebagai penanda bahwa semaksimal mungkin meninggikan doa untuk momohon keselamatan dan meminta berkah pada Tuhan yang Maha Esa.
“Perempuan Bersanggul Nasional akan senantiasa melakukan gerakan gerakan budaya yang tujuannya adalah turut serta melestarikan tradisi leluhur bangsa. PBN mempunyai 18 cabang yang tersebar secara Nasional dan 3 cabang di luar Negeri” ungkap Ketua PBN.
Ries Handana lebih lanjut menegaskan kegiatan PBN merupakan murni gerakan pelestarian busana nusantara yang masuk dalam kategori objek pemajuan kebudayaan nasional.
Acara Suro Pungkasan berlangsung dengan sangat meriah, bahkan acara diisi dengan pemanjatan doa oleh Penggagas Kampung Budaya Polowijen (KBP) yakni Ki Demang yang dilanjutkan dengan makan bersama menikmati nasi kembul bojono.
Selain itu, peserta Suro Pungkasan juga dihibur oleh Artis lawas asli Batu Maharani Kahar serta beberapa artis batu lainnya seperti Intan Hapsari Putri yang membawakan lagu-lagu keroncong. (A.Y)