ADADIMALANG – Sebagai bagian untuk mewujudkan Kota Malang sebagai Kota yang Ramah Disabilitas, Puskesmas Janti membuat suatu inovasi yang mendukung penyandang disabilitas netra untuk membuat atau mengakses pengaduan dengan menggunakan huruf braille. Inovasi tersebut dibuat dalam rangka menghadirkan layanan pengaduan publik yang setara bagi setiap warga Kota Malang, termasuk bagi penyandang disabilitas.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji saat memaparkan inovasi pelayanan Puskesmas Janti dalam tahap Evaluasi Lanjutan Kompetisi Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik (P4) Kementerian PAN-RB Tahun 2022 secara daring dari Bandar Lampung, Jumat (27/05/2022).
“Kami ingin saudara-saudara kita penyandang disabilitas juga semakin mudah mengakses layanan pengaduan, sehingga kita coba rintis melalui pengaduan berbasis braille di Puskesmas Janti,” tutur Wali Kota Sutiaji kepada Dewan Juri Kompetisi P4.
Melalui inovasi pengaduan tersebut, Puskesmas menyediakan papan-papan penanda yang dilengkapi huruf braille untuk memandu para penyandang disabilitas netra yang ingin menyampaikan keluhan terkait layanan, dan kemudian dengan mengakses QR Code khusus maka pengguna layanan akan diarahkan pada website dan prosedur lanjutan yang dapat diakses dengan suara melalui setting smartphone yang digunakan dan atau aplikasi tambahan bagi penyandang disabilitas netra.
“Puskesmas sebagai FKTP memiliki peran penting kesehatan dan penyehatan masyarakat. Di Janti setiap harinya rata-rata 150 pasien dan tentu dalam prosesnya, menjadi komitmen kami bahwa layanan pengaduan di era digital harus beradaptasi. Termasuk Kota Malang harus makin ramah disabilitas,” tambah Sutiaji.
Lebih lanjut Kepala Puskesmas Janti, Endang Listyowati, S.Kep.Ners, M.MKes, menuturkan bahwa terobosan kanal pengaduan dengan huruf braille tersebut mulai dirintis tahun 2021 lalu.
“Kami coba menghadirkan fitur ini agar menambah kemandirian penyandang disabilitas yang datang ke Puskesmas Janti. Pendampingan disiapkan dan sejauh ini responnya baik,” terang Endang.
Inisiatif sarat pesan inklusivitas layanan tersebut sekaligus menjadi bentuk pengembangan dari inovasi Braille E-Ticket and Extraordinary Access for Visual Disabilities (BREXIT) yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2017 dan sempat meraih Top 45 Inovasi Pelayanan Publik Nasional 2020.
Endang menambahkan, medio 2019-2021 pihaknya juga terus memperkuat respons pengaduan via kanal media sosial bagi masyarakat umum. Selain itu, pengaduan telah terintegrasi dengan sistem nasional SP4N LAPOR! sehingga lebih akuntabel dan terukur.
“Persentase penyelesaian pengaduan berhasil ditingkatkan dari 78 persen di tahun 2019 menjadi 100 persen di tahun 2020 dan 2021. Untuk kecepatan waktu respons, 72,2 persen dituntaskan dalam waktu maksimal dua hari kerja,” tutur Endang.
Dalam kompetisi P4 Tahun 2022, dua Unit Pelayanan Publik (UPP) dari Kota Malang, yakni Puskesmas Janti dan Perumda Tugu Tirta lolos ke tahap evaluasi lanjutan bagi 51 besar peserta dari seluruh Indonesia. Sederet pakar berintegritas dari berbagai bidang keilmuan turut menjadi juri dalam kompetisi ini di antaranya Gita Wirjawan, Meuthia Gani Rochman, Taufiq Rahman, Eva Kusuma Sundari dan Sad Dian Utomo. (A.Y)