2 Pilihan PKB, PAN atau Golkar
Kota Malang – PKB, partai pengusung calon petahana, HM Anton dipastikan koalisi. Partai berlambang bola dunia dikelilingi sembilan bintang ini hanya memiliki 6 (enam) kursi di parlemen, masih kurang 3 (tiga) kursi.
Parpol yang berpotensi koalisi dengan PKB adalah PAN dan Golkar. Koalisi PKB – PAN didukung 10 kursi, sedangkan PKB – Golkar didukung sejumlah 11 kursi.
Apabila PKB memiliki berkoalisi dengan PAN, kemungkinan besar partai berlambang matahari terbit ini akan menyodorkan seorang tokoh Muhammadiyah.
Dosen Ilmu Pemerintahan FISIP UMM, Salahudin, SIP, MSI, MPA, menyampaikan apabila PAN berkoalisi dengan PKB maka yang terjadi bukan mengusung kader partai melainkan kader kultural.
Selama ini, PAN memiliki kedekatan dengan Muhammadiyah. Selama ini beberapa kader Muhammadiyah juga sebagai pengurus PAN. “Dalam internal PAN belum ada sosok yang dapat diterima oleh Muhammadiyah,” katanya menganalisa.
Figur yang akan ditampilkan oleh Muhamdiyah tersebut tentunya dapat mewakili PAN maupun Muhammadiyah sebagai organisasi keagamaan sehingga akan saling menguatkan karena ada keselarasan dan kesinambungan secara organisasi.
Sedangkan, apabila koalisi PKB – Golkar maka yang berpotensi diusung partai berlambang pohon beringin adalah Ketua DPD Partai Golkar Kota Malang, Sofyan Edi Djarwoko. Dukungan kursi koalisi ini sebanyak 11 kursi.
“Sofyan Edi berpeluang merapat ke PKB sehingga koalisi PKB dan Golkar. Ini terjadi apabila Abah Anton gagal mendapatkan tokoh masyarakat dari Muhammadiyah,” prediksinya.
Sehingga, ada dua pilihan bagi Abah Anton untuk tampil dalam panggung politik mendatang, berkoalisi dengan PAN yang akan memunculkan tokoh Muhammadiyah atau memilih Golkar.
Sejauh ini menurut Salahudian, Partai Golkar berpeluang koalisi dengan Hanura dan Gerindra. Kemungkinan yang ditawarkan Golkar adalah kursi walikota, ini sepertinya cukup berat bagi Hanura – Gerindra.
“Tentu keinginan Golkar akan menjadi pertimbangan sulit bagi Hanura dan Gerindra, karena kedua partai ini sudah menyepakati secara informal pasangan yang diusung adalah Nanda – Moreno. Tapi kedua partai ini (Hanura – Gerindra, red) mau tidak mau harus koalisi dengan salah satu partai untuk memenuhi syarat mengusung calon,” urai Salahudin. (Team)