ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Suasana berbeda nampak saat memasuki kantor Bafan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Malang yang ada di jalan Teluk Cendrawasih nomor 1 Arjosari Kota Malang.
Terakhir mengunjungi kantor Bawaslu Kota Malang ini saat digelar sidang adjudikasi dari Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Heri Cahyono-M. Risky Wahyu Utomo dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang.
Saat itu, kantor Bawaslu Kota Malang dipastikan akan segera pindah dari lokasi tersebut ke kantor barunya di daerah Sawojajar.
Hal tersebut diketahui saat Pj Wali Kota Malang Dr. Ir. Wahyu Hidayat, MM berkunjung ke kantor Bawaslu Kota Malang dan menyaksikan sendiri bagaimana kondisi kantor Bawaslu Kota Malang.
Saat itulah kemudian disampaikan bahwa Pemkot Malang telah menyiapkan tempat di jalan Danau Ranau Sawojajar dan perlu dipersiapkan sebelum dipergunakan sbagai kantor Bawaslu kota Malang. Kantor baru Bawaslu kota Malang tersebut sebelumnya merupakan kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan juga kantor Panwaslu kota Malang.
Namun suasana berbeda nampak saat memasuki kantor Bawaslu kota Malang saat ini. Selain lorong utama kantor tersebut baru di cat ulang, beberapa ruangan bahkan telah dilakukan renovasi mulai pengecatan tembok hingga pemasangan exhaust fan (blower) sebagai penyedot udara.
Ruang tengah yang biasanya akan menjadi ruang sidang saat ada gugatan juga nampak mengalami perubahan yang signifikan. Beberapa ornamen baru nampak telah dipasang, termasuk lampu di ruang sidang semakin terang.
Saat berkunjung hari Senin malam lalu, nampak beberapa pekerja bangunan tengah melakukan pengecatan dan juga pemasangan exhaust fan di salah satu ruangan.
Ditemui di kantornya, Kepala Sekretariat Badan Pengawas Pemilu (BAwaslu) Kota Malang, Budi Santoso, S.AP mengakui bahwa pihak Bawaslu telah memutuskan untuk tetap beraktivitas di kantor yang lama tersebut.
“Jadi kenapa kita tidak jadi pindah itu tidak lain karena kantor baru yang akan ditempati tersebut justru masih belum siap untuk ditempati dan dipergunakan,” ungkap Budi Santoso.
Menurut pria alumni Universitas Brawijaya ini, ketidaksiapan kantor baru tersebut secara fisik sudah nampak seperti ruang Pimpinan Bawaslu yang seharusnya tersedia lima ruangan tetapi masih tersedia dua ruangan saja.
“Selain itu dapur belum ada, pagar belum ada, kamar mandi masih harus dilakukan rehab tingkat sedang dan juga perlu dilakukan pengecatan juga. Oleh karena itu akhirnya kami memutuskan untuk tetap beraktivitas dan menggunakan kantor Bawaslu ini karena saat ini juga sudah harus fokus pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Malang,” ungkapnya.
Tidak jadinya Bawaslu Kota Malang menempati kantor barunya tersebut membuat pemeliharaan kantor yang merupakan aset Pemkot Malang tersebut diserahkan untuk kembali dipelihara atau dirawat oleh Pemerintah Kota Malang kembali.
Salah satu masyarakat yang enggan namanya disebutkan mengatakan dirinya pernah datang ke kantor Bawaslu Kota Malang mengakui bahwa lokasi kantor Bawaslu Kota Malang yang berada di daerah pinggiran kota Malang kurang strategis bagi masyarakat yang memiliki kepentingan ke kantor Bawaslu Kota Malang.
“Ya setidaknya kantor Bawaslu Kota Malang itu ada di daerah tengah kota sehingga saat masyarakat ada kepentingan harus datang ke kantor Bawaslu itu tidak terlalu jauh. Ini sudah di pinggir kota, masih masuk lagi di tengah perkampungan warga. Kalau ada demo segala macam kan kasihan warga sekitar,” tukasnya. (A.Y)
