ADADIMALANG. COM | Kota Malang – Dengan tujuan untuk mengetahui valuasi ekonomi dari Kampung Glintung Go Green (3G) yang telah mendapat banyak perhargaan dan menjadi destinasi wisata dan pendidikan, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) melakukan kegiatan focus group discussion (FGD) pagi hari tadi, Sabtu (12/10/2024).
Dalam kegiatan FGD yang dilaksanakan di Rumah Prestasi Glintung Go Green (RP 3G) tersebut diikuti oleh perwakilan warga dari wilayah RW 23 Purwantoro yang dulu menjadi lokasi Kampung Glintung Go Green (3G), dan perwakilan warga RW 19 Purwantoro yang lebih dikenal dengan julukan Wonosari Go Green (WNS).
Sesi pertama diisi dengan pemberian materi dari inisiator pendirian Kampung Glintung Go Green (3G) yakni Ir. Bambang Irianto yang menceritakan bagaimana latar belakang pendirian Kampung 3G dan proses pembangunan hingga raihan berbagai prestasi. Termasuk pengakuan dari dunia internasional dari Ghuanzou Award dan lain sebagainya.
Materi ke dua diisi oleh Drs. Dwi Mulyo, Ak., sebagai Ketua Lingkungan RW 19 Purwantoro kota Malang, dimana Wonosari Go Green (WNS) merupakan salah satu binaan Ir. Bambang Iriantonyang juga merupakan Pembina Lingkungan Tingkat Nasional.
“Jadi dulu Ketua RW 19 yaitu pak Muhammad menginginkan RW 19 itu ijo royo-royo, namun karena kesadaran masyarakat belum terbangun dengan baik maka gerakan itu akhirnya terhenti meski telah menggunakan dana kas RW. Setelah itu kami bertemu dengan pak Bambang Irianto yang kemudian membina RW 19 hingga mampu berubah menjadi lebih baik seperti saat ini,” ungkap Dwi dalam paparannya.
Ditemui usai pelaksanaan FGD, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Dr. Sri Muljaningsih, SE., M.SP., menjelaskan bahwa kegiatan FGD yang dilaksanakan kali ini merupakan bagian dari penelitiannya yang terkait dengan hibah Doktor Lektor Kepala.
“Urban farming itu gaungnya sudah luar biasa ya khususnya di Kampung Glintung Go Green ini nah dari situ saya ingin tahu sudahkah dihitung valuasi ekonominya dari kegiatan di 3G ini? Karena selama ini kan banyak yang datang belajar, banyak peneliti dan lain sebagainya sehingga bisa jadi bukan dari sisi ekonominya saja, bisa saja kewirausahaannya, koperasinya, tetapi juga dari sisi ekonomi lingkungan yang belum dipelajari secara mendalam,” ujar Sri.
Lebih lanjut dosen dari prodi Ilmu Ekonomi FEB UB ini mencontohkan situasi dan kondisi kampung yang bersih dan sejuk dengan suasana guyup rukun memiliki nilai yang tinggi.
“Semua kondisi di kampung 3G itu tercipta karena adanya suatu sistem dalam suatu ekosistem yang terdiri dari ekologi, jadi konsepnya ekologi tidak bisa dipisahkan dengan manusianya yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakatnya. Ini merupakan satu kesatuan jika dihubungkan itu adalah konsep sustainability. Dari situ kita ingin mengetahui bagaimana kesanggupan warga ini untuk mewujudkan 3G sesuai rencana yang dibuat,” ujar perempuan ramah ini.
Dari FGD yang telah dilaksanakan tersebut, Sri menegaskan secara jangka pendek dirinya dapat menganalisa Kampung 3G yang sejak 2016 lalu telah meraih penghargaan internasional, sementara jangka panjangnya warga bersedia melestarikan eksistensi Kampung 3G.
Sementara itu inisiator pendirian Kampung Glintung Go Green (3G) yang merupakan Pembina Lingkungan Tingkat Nasional yakni Ir. Bambang Irianto menyampaikan apresiasinya atas berkenannya dunia pendidikan dari FEB UB mau meneliti Kampung Glintung Go Green.
“Dengan proses pembangunan yang benar-benar melibatkan masyarakat dengan perubahan mindset, komitmen, networking dengan banyak pihak dan ketulusan menjalankannya demi tujuan memberikan kondisi yang lebih baik lagi bagi masyarakat kampung dan masyarakat yang lebih luas lagi, Kampung Glintung Go Green mampu meraih berbagai prestasi dan pengakuan dari banyak pihak,” ujar Bambang Irianto.
Mengakhiri wawancara, Bambang Irianto menegaskan dengan keberhasilan dirinya dan masyarakat membangun serta menjalankan Kampung 3G hingga meraih banyak prestasi dan bermanfaat bagi banyak orang, akan dapat menginspirasi banyak orang melakukan hal serupa.
“Kami percaya apa yang telah kami lakukan ini adalah wujud nyata dari pelaksanaan perintah semua ajaran agama untuk berbuat baik untuk orang lain,” pungkas Bambang Irianto. (A.Y)