ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Glintung Go Green (3G) yang diinisiasi oleh Ir. H. Bambang Irianto hingga mendapat banyak penghargaan dan pengakuan dari banyak pihak hingga level internasional rupanya benar-benar menjadi pusat pembelajaran bagi banyak pihak.
Salah satunya yang terjadi di hari ini (23/10/2024), dimana terjadi kunjungan dari dua pihak berbeda yang sama-sama diketahui sebagai pakar lingkungan.
Kunjungan pertama adalah dari Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur yang melakukan kunjungan dan rapat kerja di Rumah Prestasi Glintung Go Green (RP 3G) dengan membawa Komisi Pengendalian Daya Rusak Air dari Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jatim.
Para pengurus Komisi Pengendalian Daya Rusak Air Provinsi Jawa Timur ini melaksanakan kunjungan dan peninjauan ke Wonosari Go Green (WNS), selain melihat bagaimana replikasi kampung yang dibina oleh Bambang Irianto juga untuk melihat penerapan biopori atau gerakan menabung air (water banking movement) yang membawa Bambang Irianto menjadi Pembina Lingkungan Tingkat Nasional tersebut.
Ditanya alasan pemilihan Glintung Go Green (3G) menjadi lokasi kunjungan dan lokasi study knowledge, Kepala Sekretariat Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur yakni Ir. Novita Andrianie, ST., MT., menyampaikan hal tersebut salah satunya adalah adanya rekomendasi dari banyak pihak termasuk Prof. Bisri yang menegaskan jika Glintung Go Green merupakan lokasi implementasi konservasi air di Jawa Timur khususnya di Malang.
“Setelah melihat langsung ke lokasinya, memang yang dilakukan oleh pak Bambang Irianto ini benar-benar konservasi air yang dilakukan secara holistik baik di wilayah ataupun di Rumah Prestasi Glintung Go Green ini. Kami datang ke sini untuk belajar dan harapannya akan kami terapkan di wilayah Jawa Timur,” ungkap perempuan ramah ini.
Mengakhiri wawancara, Novita menegaskan bahwa konsep konservasi air yang diterapkan Bambang Irianto tersebut akan menjadi role model untuk dapat diterapkan di wilayah perkotaan di Jawa Timur.
Sementara itu Ketua Komisi Pengendalian Daya Rusak Air Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur yang juga hadir yakni Dr. Susianto, S.H., M.H., CLA., menyampaikan Komisi Pengendalian Daya Rusak Air Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur ke Glintung Go Green (3G) ini dalam rangka melakukan studi komparasi atau study knowledge ke kampung Glintung Go Green karena ingin melihat bahwa kawasan 3G merupakan kawasan pengendalian banjir.
“Sehingga model-model sumur resapan, biopori yang sudah dibangun di kompleks di perkampungan ini dapat menjadi percontohan yang tidak hanya di tingkat kota Malang saja tetapi di tingkat nasional dan juga internasional. Jadi sudah terbukti jika Glintung Go Green (3G) ini rutin dikunjungi oleh mahasiswa-mahasiswa internasional untuk belajar pengendalian banjir,” ungkap Susianto.
Lebih lanjut Susianto menegaskan Jawa Timur menjadi satu-satunya provinsi di tingkat nasional yang telah memiliki kebijakan provinsi (jakpro) tentang pengelolaan sumber daya air yang sesuai dengan tugas Dewan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur.
“Kita membantu Gubernur untuk merumuskan kebijakan, nah kebijakan inilah nanti yang akan ditetapkan oleh Gubernur. Diusulkan oleh dewan Sumber Daya Air Jawa Timur untuk melakukan pengelolaan sumber daya air sehingga saya pikir konsep di Glintung Go Green ini sangat tepat untuk dipakai di kawasan-kawasan perkotaan untuk mengendalikan banjir dan diterapkan di wilayah-wilayah Indonesia,” tukas Susianto.
Dua Profesor Dalam Dan Luar Negeri Juga Hadir Di 3G
Kunjungan pertama belum usai, namun dua profesor dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan dari Flinders University Australia bersama dosen dari Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya justru hadir di Rumah Prestasi Glintung Go Green siang tadi.
Kedatangan pakar perubahan iklim dari IPB dan profesor dari Australia ini disambut dengan senang hati oleh Bambang Irianto yang menyampaikan bagaimana proses pembangunan Glintung Go Green (3G) hingga banyak memperoleh prestasi dan penghargaan.
Dalam diskusi bersama inisiator Glintung Go Green, Pakar Perubahan Iklim dari IPB yakni Prof. Dr. Ir. Rizaldi Boer, M.S., banyak menyampaikan pertanyaan dari penyampaian proses perjalanan Bambang Irianto membangun Glintung Go Green hingga saat ini.
“Sebenarnya tidak ada hal yang baru dari yang dilakukan pak Bambang Irianto jika dilihat dari sisi keilmuan, namun inovasi sosial yang dilakukan Bambang Irianto justru dapat mengefektifkan berbagai program yang dibuat sehingga dapat berjalan oleh semua masyarakat. Ini perlu didokumentasikan dalam sebuah buku agar dapat diketahui generasi-generasi berikutnya,” ungkap Rizaldi.
Bahkan Prof. Rizaldi juga membenarkan jika konsep membangun kampung yang diciptakan dan dilakukan oleh Bambang Irianto tersebut juga dapat menjadi sebuah teori yang dapat direplikasi di banyak tempat.
“Ini suatu Perjalanan yang sangat luar biasa saya rasa memang tidak mudah untuk melakukan suatu perubahan dan Pak Bambang Irianto ini memang memiliki kemauan yang sangat kuat dan segala yang dilakukan harus didasari dengan dengan ibadah sehingga melakukannya secara ikhlas. Kemudian bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat itu melalui aksi-aksi langsung secara holistik dengan memberikan contoh dan memperhatikan bagaimana respon masyarakat sehingga dapat tercipta yang dinamakan Co Creation atau membangun secara bersama-sama.luar biasa,” tukas Prof. Rizaldi Boer.
Sementara Alec Zuo dari Flinders University Australia menegaskan cerita perjalanan membangun kampung yang dilakukan oleh Bambang Irianto sangatlah menginspirasi dan seharusnya dapat direplikasi di wilayah-wilayah yang lainnya karena sangat bermanfaat untuk konservasi air di wilayah-wilayah lain termasuk di perkotaan.
“Justru saya berfikir bagaimana kita bersama-sama membuat sebuah proposal kerjasama untuk memperoleh pendanaan untuk memberikan dampak positif yang lebih besar lagi,” ungkap Alec.
Ditanya apakah ada rencana mengundang BambangIrianto hadir di Flinders University Australia, Alec menyampaikan hal tersebut sangatlah mungkin.
“Namun untuk sementara ini setelah saya mendapatkan materi dari pak Bambang Irianto ini, saya berencana akan menjadikan materi membangun kampung dari pak Bambang Irianto ini sebagai bahan ajar saya di Flinders University Australia,” tukas Alec Zuo. (A.Y)