Kota Malang – Komitmen untuk mendapatkan bibit-bibit taruna taruni Angkatan Laut (AL) yang benar-benar tangguh dan sesuai kebutuhan TNI AL untuk mendapatkan perwira tempur yang tangguh, Wakil KSAL Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman hadir di Pangkalan TNI AL (Lanal) Malang untuk menyaksikan secara langsung pelaksanaan Penentuan Hasil Akhir (Pantukir) Taruna Taruni 2017 ini.
“Proses Penentuan Hasil Akhir (Pantukir) merupakan hasil seleksi dari panitia daerah yang telah dibentuk di masing-masing wilayah seperti panitia daerah Belawan Sumatera Utara, Padang, Jakarta, Surabaya hingga sampai Papua. Kemudian dari hasil seleksi panitia daerah tersebut orang-orang yang memenuhi syarat akan dikirim dan diterima di Lanal Malang untuk mengikuti tahapan berikutnya yaitu tes pusat yang akan ditentukan saat Pantukir hari ini,” ujar Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman usai pelaksanaan Pantukir.
Seleksi penerimaan Taruna dan Taruni tahun ini akan menerima sebanyak 95 taruna dan 10 orang taruni dari total 149 orang taruna dan 25 orang taruni yang lolos seleksi hingga Pantukir di Lanal. Malang ini.
“Kita tahu bahwa Akademi Angkatan Laut merupakan salah satu sekolah kedinasan yang tujuannya untuk memenuhi kebutuhan atau mengawaki Angkatan Laut dengan tugas sederhana yaitu menjalani dan memenangkan pertempuran, sehingga mereka ini nantinya akan dilatih menjadi perwira-perwira tempur sehingga persyaratannya adalah memang kriteria yang mampu menghadapi situasi pertempuran dan memenangkannya,” ujar pria ramah ini.
Saat ditanya terkait komitmen TNI AL untuk bebas KKN saat proses rekruitmen, Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman menegaskan bahwa pihaknya telah menyampaikan kepada seluruh prajurit bahwa pada saat ingin membentuk suatu organisasi khususnya di TNI itu seperti halnya sedang menanam pohon atau tanaman.
“Ibarat kita ingin menanam pohon atau tanaman, maka sebelum kita menanam pohon atau tanaman itu kita harus sepakati dulu tanaman apa yang akan ditanam apakah tanaman hias atau tanaman keras atau bahkan tanaman berbuah. Setelah disepakati maka kita akan pilih bibit unggul yang akan ditanam di tanah yang subur dengan udara yang sesuai yang akan ditanam oleh petani yang profesional. Seperti itulah gambaran proses rekruitmen itu. Jika salah memilih bibit karena ada KKN, maka hasil yang akan didapatkan juga akan salah. Keinginnya menciptakan tentara tempur hasilnya malah menciptakan tentara salon,” ujar pria ramah ini.
Pentingnya pemilihan bibit calon taruna dan taruni agar tidak ada menghasilkan prajurit yang tidak sesuai harapan, menurut Laksamana Madya Achmad Taufiqoerrochman tidak ada kata kompromi untuk seleksi penerimaan yang otomatis tidak ada ruang untuk KKN. (A.Y)
Video :