ADADIMALANG.COM | Kabupaten Malang – Dalam rangka mendorong terciptanya growth mindset yang berkelanjutan di ka;langan mahasiswa dan juga masyarakat umum khususnya generasi muda, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang (BEM FEB UM) mengadakan kegiatan sosialisasi kesehatan mental hari Jumat lalu (28/06/2024).
Dalam kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Balai Desa Pait, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang tersebut mengangkat tema ‘Sustainability Mental Health bagi Mahasiswa dan Young Entrepreneur untuk Membangun Growth Mindset’ yang diikuti 50 peserta baik perwakilan Perangkat desa dan juga warga Desa Pait Kasembon.
Lulusan S1 Pendidikan Akuntansi dari Universitas Negeri Malang (UM) yakni Luki Nurdiansyah menjadi pemateri utama dalam acara sosialisasi yang membahas stigma yang dihadapi Generasi Z di dunia kerja sebagai materi pembuka sosialisasi.
“Generasi Z (GenZ) saat ini menghadapi stigma negatif mengenai mentalitas mereka, terutama di lingkungan kerja yang didominasi oleh generasi milenial. Akibatnya, banyak GenZ yang memilih untuk membangun bisnis sendiri daripada bekerja di bawah aturan orang lain,” jelasnya.
Menurut Luki ada lima tantangan mental utama yang dihadapi generasi muda saat ini seperti paparan berlebihan terhadap teknologi digital yang dapat menyebabkan kelelahan mental (Digital Overload), tekanan untuk selalu tampil sempurna di mata orang lain dan media sosial (Perfeksionisme), Kecenderungan untuk membandingkan diri dengan orang lain terutama melalui media sosial (Perbandingan Sosial), kesulitan dalam menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional (Integrasi Kehidupan Kerja) dan beban keuangan yang sering dihadapi oleh wirausahawan muda (Tekanan Finansial).
Berbagai tantangan yang ada tersebut menyadarkan akan pentingnya kesehatan mental untuk dijaga, karena menurut Luki akan ada banyak dampak yang harus diterima dari kondisi kesehatan mental yang buruk terhadap produktivitas dan bisnis.
“Dampak yang pertama adalah pengurangan produktivitas akibat kesehatan mental yang terganggu, pengambilan keputusan yang buruk dimana stres dan kecemasan dapat mengakibatkan keputusan bisnis
yang kurang tepat, akan terjadi kerugian keuangan akibat dari penurunan produktivitas dan keputusan yang buruk dan terjadinya tingkat pergantian karyawan yang tinggi (high turn over) akibat lingkungan kerja yang tidak mendukung kesehatan mental,” jelas Luki Nurdiansyah.
“Menjaga kesehatan mental adalah kunci dalam berbisnis. Kesehatan mental yang baik mendukung pembuatan keputusan yang jelas, kepemimpinan yang efektif, inovasi, dan ketahanan dalam menghadapi tantangan,” tegas Luki.
Bagian penting dari presentasi Luki adalah pembahasan mengenai peran orang tua dalam mendukung kesehatan mental anak-anak mereka yang sedang merintis bisnis.
“Jake Slope pernah menyatakan Parenting is a lifetime job and does not stop when their child grows up. Dan ini menunjukkan pentingnya arti dukungan orang tua bagi putra-putri mereka,” ujar Luki.
Luki merinci lima bentuk keterlibatan orang tua yang dapat mendukung kesehatan mental anak seperti menjadi pendengar yang baik dan memberikan dukungan moral (dukungan emosi), mendorong pola hidup sehat, termasuk olahraga dan pola makan yang baik (Mendukung Kebiasaan Sehat), berbagi pengalaman dan memberikan saran tanpa mendikte (membimbing), membantu secara finansial jika memungkinkan, terutama pada tahap awal bisnis (memberikan dukungan finansial) dan membantu anak menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (Mendukung Keseimbangan Hidup dan Kerja).
Sesi tanya jawab berjalan dengan sangat hidup usai para peserta mengikuti presentasi materi sosialisasi, dimana banyak peserta yang tertarik untuk memahami lebih lanjut tentang cara mendukung kesehatan mental anak-anak mereka yang sedang merintis karier atau bisnis.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pait yakni Sunarto menyampaikan kegiatan sosialisasi yang dilakukan BEM FEB UM sangatlah relevan dan bermanfaat bagi warga kami.
“Kami berharap ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung kesehatan mental di desa kami, terutama bagi generasi muda,” Kepala Desa Pait, Kasembon, Kabupaten Malang.
Sementara itu Ketua BEM FEB UM, Geraldo Kevin Firmanta dalam penutupan acara menekankan pentingnya membangun kesadaran akan kesehatan mental di kalangan mahasiswa dan wirausahawan muda.
“Kami berharap sosialisasi ini dapat mendorong terciptanya growth mindset yang berkelanjutan, tidak hanya di kalangan mahasiswa dan wirausahawan muda, tetapi juga di masyarakat luas,” ujar Geraldo.
Kegiatan bersama dengan BEM FEB UM ini merupakan program binaan dari program Pengabdian Kepada Masyarakat dari Departemen Akuntansi FEB UM dengan tim Setya Ayu Rahmawati dan Dr. Satia Nur Maharani yang merupakan Wakil Dekan I FEB UB. (A.Y)
. (A.Y)