ADADIMALANG.COM | Kabupaten Malang – Dalam rangka menyediakan alat penunjang komunikasi yang dapat dipergunakan masyarakat, beberapa dosen Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) melaksanakan kegiatan pembuatan radio pancar ulang (repeater) amatir sebagai alat penunjang komunikasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) di wilayah kabupaten Malang.
Kegiatan pembuatan repeater atau radio pancar ulang tersebut merupakan bagian dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dosen POLINEMA dimana Radio Pancar Ulang (Repeater) Amatir menjadi salah satu alat yang tak terpisahkan dalam mendukung komunikasi radio antar penduduk di Kabupaten Malang, Indonesia.
Dengan kehadiran teknologi repeater amatir, kualitas dan jangkauan sinyal radio amatir dapat ditingkatkan secara signifikan dimana repeater ini memberi peran vital dalam menyediakan sarana komunikasi yang handal bagi para pengguna radio amatir di wilayah tersebut.
Kegiatan PKM yang menghasilkan berupa alat portable repeater untuk radio amatir ini merupakan kombinasi dari penerima radio yang menerima sinyal lemah atau tingkat rendah dan pemancar radio yang mentransmisikan kembali informasi yang diterima pada tingkat yang lebih tinggi atau daya yang lebih tinggi, sehingga sinyal dapat menjangkau jarak yang lebih jauh tanpa degradasi yang mengganggu komunikasi.
Bersama dengan Rachmad Saptono, Yoyok Heru Prasetyo I, Hendro Darmono, Septriandi Wirayoga, Yani Ratnawati dan Ahmad Setiawan, M. Nanak Zakaria selaku Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat POLINEMA menyampaikan bahwa Sistem Repeater yang telah dibuat dapat meningkatkan area layanan komunikasi point to point (titik ke titik) dari pengguna khususnya layanan komunikasi untuk personel-personel PMI di daerah bencana. Sistem Repeater yang dibuat bersifat portable, sehingga relatif mudah untuk dibawa, diinstalasi maupun dibongkar kembali.
“Dari hasil pengujian didapatkan data bahwa sistem repeater yang dibuat dapat melayani komunikasi poin to point hingga radius 10 kilometer untuk ketinggian antenna sebesar tiga meter dengan daya pancar sebesar lima Watt. Layanan komunikasi ini tersedia selama lima jam penuh untuk daya battery sebesar 72 Watt.”terang Nanak.
Repeater memiliki empat bagian utama yaitu Tone Control bagian yang digunakan untuk mengatur level audio dan warna audio yang akan dihubungkan pada system TX (Transmiter) melalui port MIC, Carrier Operated System, Mode COS dapat digunakan apabila pengguna ingin mengaktifkan TX berdasarkan keberadaan sinyal Squelch (SQLC). Sinyal SQLC akan aktif jika terdapat sinyal Carrier yang terdeteksi oleh RX (Receiver), Sistem Switching bertugas mengaktifkan TX berdasarkan Mode yang dipilih dan Sistem Battery bertugas menyuplai energi listrik ke sistem RX maupun TX
Kegiatan PKM ini juga melaksanakan pelatihan Instalasi Repeater yang bertujuan untuk memberi ketrampilan dalam meng-instalasi piranti Repeater secara efisien dilapangan. Pelatihan ini dibagai atas dua tahap pelatihan.
“Pelatihan pertama adalah pelatihan Instalasi Repeater dimana peserta dilatih memberi pengarahan mengenai bagaimana melakukan pemasangan perangkat Repeater secara benar, sehingga dapat dihindari terjadinya kerusakan perangkat akibat salah pemasangan. Pelatihan kemudian kami lanjutkan dengan melatih peserta untuk melakukan setting pada perangkat repeater tersebut. Setting tersebut meliputi setting frekuensi kerja, setting kode tone yang digunakan, lama pembicaraan (ToT), daya yang digunakan dan mode aktifasi (COR atau VOX),” jelas Nanak.
Pelatihan selanjutnya adalah pelatihan instalasi antena, pemasangan antena dengan segala kelengkapannya, dimana dalam pelatihan ini peserta dilatih untuk merakit antena dengan benar, memasang antena pada tiang penyangga, menginstalasi tiang penyangga dan menguji sistem Antena dengan benar.
“Pelatihan yang berikutnya adalah pelatihan penggunaan perangkat, peserta dilatih untuk menyetting pesawat genggam yang mereka gunakan agar dapat berkomunikasi dengan sistem Repeater. Selain itu juga diberikan pelatihan setting kode Tone yang digunakan,” jelas Nanak.
Dengan adanya kegiatan pelatihan tersebut, Nanak berharap kegiatan pengabdian dosen POLINEMA ini dapat mengatasi kendala dan permasalahan komunikasi saat para relawan dari kedua mitra ini melaksanakan kegiatan di lapangan. (A.Y)