Kopi Sumadi dari Lereng Gunung Arjuno Tembus Pasar Internasional

banner 468x60

ADADIMALANG.COM | Pasuruan – Pecinta kopi saat ini semakin meningkat, dan kelompok usia peminat kopi saat ini semakin lebar. Dari berbagai kopi yang disebut khas Indonesia, muncul varian-varian kopi dari berbagai daerah yang memiliki cita rasa tersendiri. Salah satunya adalah Kopi Sumadi dari lereng Gunung Arjuno di Pasuruan, Jawa Timur.

Produk kopi Arabica Kopi Sumadi, berhasil menembus pasar internasional dengan cita rasanya yang khas. Sebagian besar produksi diekspor ke Korea Selatan, diikuti oleh negara-negara lain seperti Prancis, Swiss, dan Cina. Sementara untuk pasar domestik, Kopi Sumadi menjadi salah satu varian kopi yang menghiasi sejumlah kafe di wilayah Jawa.

Bacaan Lainnya

Kopi Sumadi dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) organik Sumber Makmur Abadi (Sumadi) yang terletak di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Poktan ini mengelola lahan seluas 54 hektare dan telah menjadi binaan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Malang sejak 2018.

Ketua Poktan Sumadi, Nur Hidayat, mengungkapkan bahwa pengelolaan lahan yang berada pada ketinggian 1.200-1.500 meter di atas permukaan laut dilakukan dengan sistem wanatani (agroforestry). Sistem ini memadukan pengelolaan hutan dengan penanaman komoditas lain seperti kopi.

“Dari total 54 hektare, baru 20 hektare yang kami kelola,” katanya saat mendampingi kunjungan KPw BI Malang ke lahan kopi, Jumat, 13 Desember 2024.

Poktan yang beranggotakan 54 orang ini semakin bersemangat setelah mendapatkan bantuan berupa pembangunan greenhouse dari BI Malang. Bantuan tersebut menurut Nur Hidayat mampu meningkatkan kemampuan mereka untuk memenuhi permintaan ekspor kopi dengan kualitas terbaik.

“Adanya greenhouse membantu memenuhi permintaan kopi dengan cita rasa spesial yang single origin. Proses pengeringan yang konsisten menjaga karakter rasa kopi yang diinginkan,” ujarnya, sembari menunjukkan fasilitas greenhouse yang mampu mengeringkan biji kopi dalam 36 jam sesuai standar produksi.

Menurutnya, penggunaan greenhouse berdampak signifikan pada kualitas hasil panen. Dengan greenhouse, hingga 80 persen biji kopi yang dihasilkan memenuhi standar kualitas tertentu, dibandingkan hanya 20 persen tanpa fasilitas tersebut.

“Dengan greenhouse, kami bisa mencapai 80 persen hasil yang layak jual,” jelasnya.

Nur Hidayat juga menambahkan bahwa pembeli dari Korea Selatan tertarik pada Kopi Sumadi karena memiliki cita rasa unik.

“Saat itu, pembeli datang dan membuat SOP bersama kami. Kopi Sumadi punya rasa buah yang kuat dan creamy, serta soft, yang sangat disukai pasar luar negeri,” tuturnya.

Perlu diketahui, Kopi Sumadi telah diekspor ke Korea Selatan sebanyak satu ton setiap tahunnya.

Deputi KPwBI Malang, Dedi Prasetyo, memberikan apresiasi atas kerja keras Poktan Sumadi yang telah menjadi mitra BI sejak 2018.

Deputi KPwBI Malang, Dedi Prasetyo saat menyampaikan paparannya (Foto : Agus Yuwono)

“Fokus kami saat ini adalah memperluas akses pasar ekspor untuk Kopi Sumadi,” ungkapnya dalam acara Diseminasi Perkembangan Ekonomi Terkini yang digelar oleh KPwBI Malang, Sabtu, 14 Desember 2024.

Dedi menambahkan bahwa bantuan berupa greenhouse diharapkan mampu mendukung petani dalam proses pengeringan biji kopi agar sesuai dengan standar pasar ekspor.

“Bantuan yang terakhir kami berikan adalah greenhouse yang berfungsi untuk membantu proses pengeringan,” pungkas Dedi Prasetyo. (A.Y)

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60