ADADIMALANG.COM | Kota Malang – Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia digital, transformasi teknologi kini merambah berbagai sektor, tak terkecuali Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sektor otomotif.
Salah satu inovasi menarik datang dari kelompok mahasiswa lintas universitas yang mengembangkan aplikasi BengCare yang bertujuan memberikan solusi digital bagi pengelolaan bisnis bengkel, khususnya yang berfokus pada UMKM.
BengCare menjadi solusi cerdas untuk UMKM Bengkel
BengCare adalah aplikasi berbasis Enterprise Resource Planning (ERP) yang mengintegrasikan berbagai fitur yang dibutuhkan oleh bengkel-bengkel UMKM. Melalui aplikasi ini, pengelolaan operasional bengkel bisa dilakukan secara lebih efisien dan terstruktur. Pengguna dapat menikmati kemudahan dalam memantau stok suku cadang, mengelola keuangan, hingga mengatur tenaga kerja, yang tentunya akan mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan usaha bengkel kecil di Indonesia.
Farrel Reginaldo Ahnaf, salah satu pendiri BengCare yang juga mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menjelaskan bahwa aplikasi ini hadir sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas layanan bengkel sekaligus mempermudah akses bagi konsumen.
“Kami ingin memberdayakan bengkel UMKM agar lebih mudah bersaing di era digital,” ujarnya.
Aplikasi BengCare juga menawarkan platform marketplace berbasis B2C yang mempertemukan pelanggan dengan bengkel terpercaya. Ini memberikan keuntungan ganda, di satu sisi pelanggan mendapatkan layanan yang transparan, sementara di sisi lain, bengkel mendapatkan jangkauan yang lebih luas dalam menarik pelanggan.
Fitur Unggulan untuk Mendukung Efisiensi Bengkel
BengCare hadir dengan sejumlah fitur unggulan yang dapat membantu pelaku usaha bengkel untuk mengelola bisnis mereka dengan lebih baik. Fitur-fitur tersebut antara lain :
1. Order Management: Mempermudah bengkel dalam mengelola pesanan pelanggan secara digital, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan manual.
2. Finance Management: Membantu bengkel dalam mengatur keuangan dengan lebih terstruktur, mengurangi resiko kekeliruan dalam pencatatan transaksi.
3. Spare Part Stock Opname: Fitur ini memungkinkan bengkel untuk memantau ketersediaan suku cadang secara real-time, meminimalisir kekurangan atau pemborosan stok.
4. Marketplace (B2C): Mempertemukan pelanggan dengan bengkel yang sesuai dengan kebutuhan mereka, sehingga pelanggan dapat menemukan bengkel terpercaya dengan harga yang transparan.
5. Worker Management: Mengelola tenaga kerja bengkel dengan lebih efisien, termasuk pengaturan jadwal dan pembagian tugas.
6. Business AI Assistant: Menggunakan kecerdasan buatan untuk memberikan rekomendasi strategi bisnis yang berbasis data, membantu bengkel untuk berkembang secara lebih cerdas.
“Melalui fitur-fitur ini, kami berharap BengCare dapat menjadi alat yang efektif bagi bengkel-bengkel kecil dalam mengoptimalkan operasi mereka dan memperluas jangkauan pasar mereka,” jelas Farrel.
Inovasi BengCare mendapat dukungan dari Program Bangkit, sebuah program yang didukung oleh Google, GoTo, dan Traveloka, yang memberikan pendanaan dan bimbingan kepada tim BengCare. Program ini bertujuan untuk mendorong pengembangan teknologi yang dapat memberi dampak positif bagi UMKM di Indonesia, termasuk sektor otomotif.
Para pendiri BengCare, yang terdiri dari mahasiswa dari berbagai universitas seperti yaitu Darren Prasetya dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Ileene Trinia Santoso dari Universitas Ciputra Surabaya, M. Naufal Badruttamam, Gabrielle Immanuel Osvaldo Kurniawan, Andrian dan Riski Ilyas dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember dan Muhammad Farrel Reginaldo Ahnaf dari Universitas Brawijaya ini berhasil mengatasi tantangan dalam mengembangkan teknologi berbasis AI melalui komunikasi yang baik dan kerja sama yang solid antar anggota tim lintas disiplin. Inovasi ini memberikan contoh bagaimana kolaborasi mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu bisa menciptakan solusi yang relevan bagi kebutuhan industri.
BengCare bukan hanya memberikan kemudahan bagi pengelola bengkel, tetapi juga diharapkan mampu mendorong sektor UMKM otomotif untuk lebih bersaing, baik di pasar nasional maupun internasional. Farrel menegaskan bahwa tujuan jangka panjang dari BengCare adalah untuk memberdayakan pelaku UMKM otomotif melalui pemanfaatan teknologi, serta berkontribusi pada pencapaian Indonesia Emas 2045.
“BengCare diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berinovasi dalam menciptakan solusi yang bermanfaat bagi masyarakat, khususnya dalam dunia otomotif,” tutup Farrel.
Dengan dukungan teknologi dan kolaborasi yang solid, BengCare memiliki potensi untuk merubah wajah UMKM bengkel di Indonesia. Aplikasi ini bukan hanya mempermudah pengelolaan bisnis bengkel, tetapi juga memberikan akses kepada konsumen untuk menemukan layanan bengkel berkualitas. Seiring dengan semakin banyaknya pelaku UMKM yang mengadopsi teknologi digital, sektor otomotif di Indonesia bisa berharap akan semakin maju dan kompetitif di masa depan. (A.Y)