Pengalaman Mahasiswi STIE Malangkuçeçwara di Jepang: Mandiri, Tangguh, dan Diakui Internasional

Mahasiswa STIE Malangkuçeçwara, Fransiska Prisilia Within saat memberikan keterangan kepada wartawan (Foto : Agus Yuwono)
Mahasiswa STIE Malangkuçeçwara, Fransiska Prisilia Within saat memberikan keterangan kepada wartawan (Foto : Agus Yuwono)

Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Dua mahasiswi STIE Malangkuçeçwara, Chintami Putri Aurelia Watungadha dan Fransiska Prisilia Within, resmi menyelesaikan program internship internasional di Jepang selama satu tahun. Program ini menjadi bagian dari komitmen kampus STIE Malangkuçeçwara dalam memfasilitasi mahasiswanya untuk mendapatkan pengalaman kerja lintas negara.

Penyambutan dilakukan di Ruang Hub STIE Malangkuçeçwara oleh Ketua STIE Malangkuçeçwara Drs. Bunyamin, MM., Ph.D., bersama Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) serta beberapa pimpinan kampusSTIE Malangkuçeçwara siang tadi, Jumat (02/05/2025). Sayangnya, Chintami Putri Aurelia tidak dapat menghadiri acara tersebut karena harus mengikuti tes wawancara kerja di salah satu hotel di Kota Malang.

Bacaan Lainnya

Sementara itu, Fransiska Prisilia Within hadir dan membagikan pengalaman berkesannya selama menjalani internship di sebuah hotel yang terletak cukup jauh dari pusat kota di Jepang.

Salah satu mahasiswa STIE Malangkuçeçwara yang telah menyelesaikan program magang internasional di Jepang, Fransiska Prisilia Within menyampaikan pengalaman dan memberikan tips agar program magang dapat berjalan lancar (Foto : Agus Y)
Salah satu mahasiswa STIE Malangkuçeçwara yang telah menyelesaikan program magang internasional di Jepang, Fransiska Prisilia Within menyampaikan pengalaman dan memberikan tips agar program magang dapat berjalan lancar (Foto : Agus Y)

“Jadi karena belajar dari nol, akhirnya setelah 10 bulan belajar dan didukung penuh oleh para pengajar di KUI STIE Malangkuçeçwara akhirnya kita bisa lolos saat wawancara. Dengan pengurusan dokumen dan lain-lain, sekitar setahun akhirnya kita berangkat ke Jepang. Di sana. Hotel tempat kita internship itu kebetulan agak jauh dari perkotaan sehingga memiliki suasana yang berbeda,” ujar Fransiska.

Selama menjalani program magang, kedua mahasiswi ini menghadapi tantangan tersendiri terutama karena lokasi hotel yang berada di wilayah pedesaan yang mayoritas dihuni oleh warga lanjut usia dan minim fasilitas perbelanjaan.

“Kita harus bisa hidup mandiri di wilayah perkampungan yang didominasi masyarakat yang sudah lansia serta jauh dari pusat perbelanjaan, membuat kita dapat menabung karena hidup dengan sederhana. Selain itu kita juga belajar benar-benar disiplin seperti halnya budaya kerja orang Jepang,” jelasnya.

Selain memperdalam penguasaan bahasa Jepang, keduanya juga mendapat pengalaman berinteraksi dengan tamu dari berbagai negara. Mereka bahkan sempat mempraktikkan bahasa Inggris dan bahasa China dalam situasi kerja nyata.

“Karena bertemu dengan banyak tamu dari berbagai negara yang berbeda akhirnya kita juga terlatih mentalnya untuk bertemu dengan orang asing. Bahkan kita juga ketemu lho dengan orang Indonesia yang juga heran ada mahasiswa Indonesia dari kampus STIE Malangkuçeçwara di hotel Jepang sana. Dan kita bersyukur juga kuliah di STIE Malangkuçeçwara ini kita diberi kesempatan menguasai bahasa Jepang,” kenangnya.

Pengalaman ini, menurut Fransiska, merupakan salah satu dari sekian banyak keuntungan kuliah di STIE Malangkuçeçwara.

“Kampus STIE Malangkuçeçwara sangat membuka peluang bagi mahasiswanya untuk mengembangkan kemampuan dirinya ke luar negeri, baik melalui program internship seperti yang saya ikuti ataupun program pertukaran mahasiswa ke luar negeri,” tuturnya.

Diakui Jujur, Cekatan, Tangguh dan Disiplin oleh Pihak Hotel Jepang

Bukan hanya mendapat pengalaman, kedua mahasiswi tersebut juga meraih penilaian positif dari pihak hotel tempat mereka magang. Mereka dikenal sebagai pribadi yang disiplin, tangguh, dan mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja Jepang.

“Jadi kita berdua sebagai mahasiswa dari STIE Malangkuçeçwara yang tengah internship di sana mendapat penilaian sebagai orang yang jujur, cekatan, dan tepat waktu. Akhirnya mereka yang belum pernah menerima mahasiswa Indonesia internship jadinya menyukai mahasiswa Indonesia setelah melihat kinerja kita di sana. Bahkan kita berdua disebut tangguh, karena tidak mengalami sakit meskipun sedang musim dingin di Jepang,” pungkas Fransiska.

Pengalaman ini menjadi inspirasi sekaligus pembuka jalan bagi mahasiswa lain untuk mengambil peluang serupa dan bersaing di panggung internasional. (A.Y)

Pos terkait