Sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan keterampilan pengelolaan sampah berkelanjutan di Kota Malang.
Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Pada tahun 2025, Kota Malang menghadapi masalah besar terkait pengelolaan sampah, yang semakin rumit seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan meningkatnya aktivitas ekonomi. Volume sampah yang dihasilkan setiap harinya mengalami lonjakan yang cukup signifikan, sehingga mendesak perlunya perubahan sistem pengelolaan serta penyediaan fasilitas pemrosesan yang memadai.
Pemerintah Kota Malang pun telah menunjukkan komitmen kuat untuk menangani masalah ini. Selain pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), revitalisasi tujuh Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di berbagai wilayah kota juga dilaksanakan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah. Diharapkan dengan langkah tersebut akan dapat mengurangi penumpukan sampah sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan di kota tersebut.
Namun, tantangan lain yang masih perlu diatasi adalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah. Meskipun Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2021 tentang Pengelolaan Sampah sudah diberlakukan, tingkat partisipasi masyarakat dalam memilah dan membuang sampah pada tempatnya masih terbilang rendah.
Dengan tujuan memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah tersebut, tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) menggelar pelatihan tentang pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat Kota Malang dengan fokus utama pada santri dan pengurus pondok pesantren.
Tim dosen FISIP Universitas Brawijaya yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari Tri Hendra Wahyudi sebagai Ketua Pelaksana Pengabdian Masyarakat, serta Romel Masykuri dan Fajar Shodiq Ramadlan sebagai anggota.
Bekerja sama dengan beberapa pihak seperti Lakpesdam PCNU Kota Malang, Pondok Pesantren Al-Hikam, dan lembaga yang aktif dalam mengelola sampah di Kota Malang yakni iLitterless Indonesia, pelatihan diikuti 30 orang peserta yang terdiri dari santri dan pengurus pondok pesantren.
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Perpustakaan Pondok Pesantren Al-HikambKota Malang ini mengumpulkan peserta dari berbagai pesantren di Kota Malang pada hari Selasa kemarin (01/07/2025).
“Tujuan dari kegiatan Pengabdian Masyarakat Dosen FISIPbUB kali ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan santri dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan memiliki nilai ekonomis,” ungkap Tri Hendra Wahyudi.
Menurutnya, pihaknya berharap kegiatan pelatihan yang digelar tersebut tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga memberikan keterampilan yang bisa diterapkan dalam pengelolaan sampah di lingkungan pondok pesantrennya masing-masing.
“Semoga pelatihan ini dapat memberikan manfaat langsung bagi pondok pesantren yang terlibat dan turut serta dalam mengembangkan pengetahuan serta praktik terbaik dalam pengelolaan sampah di kalangan lembaga pendidikan di Kota Malang,” ungkapnya.
Apresiasi dan sambutan positif disampaikan Ustadz Nurcholis, selaku perwakilan Pondok Pesantren Al-Hikam, dimana menurutnya kegiatan pelatihan tersebut merupakan langkah penting untuk menyinergikan lembaga pendidikan dengan berbagai pihak, guna mengatasi masalah sosial di lingkungan pesantren.
Pelatihan dimulai dengan materi pengantar mengenai masalah sampah yang disampaikan oleh Mayedha Adifirsta, co-founder iLitterless Indonesia.
“Selama ini, masalah utama kita adalah kurangnya kesadaran untuk mengelola sampah yang kita hasilkan setiap hari. Akibatnya, sampah menumpuk di tempat pemrosesan akhir (TPA). Sebagian besar sampah adalah sampah organik yang bisa terurai, sementara sampah anorganik mengandung bahan yang merusak lingkungan. Sampah juga menghasilkan gas metan yang dapat merusak lapisan ozon dan mencemari air tanah, yang pada akhirnya berdampak pada kualitas air yang kita konsumsi,” jelas Mayedha.
Pada sesi berikutnya, Zainul Ridwan, aktivis dari iLitterless Indonesia memimpin simulasi pengelolaan sampah di pesantren. Zainul, yang juga pernah belajar di Pondok Pesantren Al-Hikam ini menggunakan pendekatan partisipatif dengan melibatkan seluruh peserta. Peserta diminta untuk mengidentifikasi jenis sampah di sekitar mereka dan merancang proyek pengelolaan sampah yang dapat diterapkan di pondok pesantren masing-masing. Dengan metode ini, peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan teori tentang pengelolaan sampah, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan.
Pelatihan ini diharapkan dapat memupuk kesadaran dan keterampilan praktis para santri dalam mengelola sampah secara mandiri di lingkungan pesantren mereka, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi keberlanjutan lingkungan di Kota Malang. (Red)