Bantur Kab. Malang | ADADIMALANG.COM — Mahasiswa sering kali disebut sebagai agen perubahan. Di SMP PGRI 4 Bandungrejo, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, sekelompok mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP UB) membuktikan julukan itu. Sekolompok mahasiswa yang menamakan dirinya sebagai kelompok 47 yang tengah menjalankan program program FISIP Bangun Desa (FBD) ini datang tidak hanya untuk sosialisasi semata, melainkan membawa misi konkret yakni memberdayakan siswa agar cakap secara sosial dan digital.
“Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan di tengah masa orientasi siswa baru SMP PGRI 4 Bantur dengan mengusung tema “Stop Bullying dan Bijak Bermedia”, karena kami menyadari bahwa bullying dan tantangan dunia digital adalah dua isu yang sangat dekat dengan kehidupan remaja bahkan di tingkat desa sekalipun, ” jelas Ketua Kelompok 47 FBD FISIP UB, Wahyu Syafa Habibunnizar.
Dengan menggandeng siswa kelas VII hingga IX, para mahasiswa menyelenggarakan sebuah kegiatan edukatif yang interaktif dan jauh dari kesan membosankan.
Sesi pertama, yang berfokus pada perundungan, dimulai dengan pre-test. Ini adalah cara cerdas untuk mengukur seberapa jauh pemahaman awal siswa. Setelah itu, materi disampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna, mencakup definisi, jenis-jenis bullying baik fisik, verbal, sosial, maupun cyberbullying hingga dampaknya yang serius. Tak hanya mengenali, para siswa juga dibekali strategi untuk mencegah dan melawan perundungan. Setelah materi selesai, post-test kembali diberikan untuk melihat peningkatan pemahaman mereka.
“Sesi kedua tak kalah penting dimana Kelompok 47 mengajak siswa untuk menjadi netizen yang cerdas dengan membahas isu-isu seperti penggunaan media digital yang bertanggung jawab, perbedaan konten yang aman dan berisiko, bahaya validation trap di media sosial, serta pentingnya jejak digital dengan menggunakan contoh-contoh yang relevan dengan keseharian siswa melalui diskusi dan pendekatan visual yang menarik,” ungkap Wahyu Syafa.

Yang membuat program dari kelompok 47 bimbingan dosen Ilhamuddin, S.Psi., MA., ini istimewa adalah warisan luaran kegiatan yang ditinggalkan. Kelompok FBD 47 tak sekadar meninggalkan jejak materi yang edukatif, tetapi juga serangkaian karya nyata yang dapat terus dimanfaatkan oleh pihak sekolah dan siswa. Karya-karya ini menjadi bukti konkret dari komitmen mereka dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik.
Salah satu inovasi utama yang dihasilkan adalah Infografis Stop Bullying dan Bijak dalam Bermedia. Infografis ini dirancang dengan visual yang menarik dan bahasa yang ringkas, memudahkan siswa untuk memahami poin-poin penting seputar bahaya bullying dan literasi digital. Dipajang di sepanjang koridor sekolah, infografis ini berfungsi sebagai pengingat visual yang efektif setiap hari. Selain itu, Poster Stop Bullying dan Bijak Bermedia juga diproduksi dengan pesan-pesan yang menggugah. Dengan ajakan seperti “Ayo Lawan Bullying,” poster ini tidak hanya mempercantik dinding sekolah, tetapi juga secara pasif mengkampanyekan kesadaran anti-bullying secara berkelanjutan.
Untuk pendekatan yang lebih modern, Kelompok FBD 47 juga membuat Video “Jejak Cerita di Sosialisasi Anti Bullying 2025.” Video ini bukan sekadar dokumentasi, melainkan narasi visual yang menangkap semangat dan emosi siswa selama kegiatan. Dilengkapi dengan cuplikan pre-test, sesi materi, dan permainan, video ini menjadi media kampanye digital yang bisa dibagikan di media sosial sekolah.
Pendekatan unik lainnya adalah ide tentang “Mading Komitmen.” Untuk mendukung ide ini, Kelompok FBD 47 menyusun Infografis “Mengapa Perlu Menggunakan Mading Komitmen?” Infografis ini menjelaskan mengapa mading tersebut penting sebagai alat kampanye ‘dari siswa untuk siswa’, di mana mereka bisa menuliskan janji pribadi untuk mencegah bullying.
Sebagai alat evaluasi jangka panjang, Kelompok FBD 47 juga menyediakan Infografis Hasil Pre-Test dan Post-Test baik untuk tema Stop Bullying maupun Bijak Bermedia. Infografis ini tidak hanya menunjukkan peningkatan pemahaman siswa secara kuantitatif, tetapi juga memuat panduan lengkap mengenai tujuan, manfaat, cara pengerjaan tes, hingga QR code yang berisi soal-soal. Dengan demikian, pihak sekolah dapat terus memantau dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian lebih lanjut.

Kehadiran FBD FISIP UB Kelompok 47 di Bantur ini diharapkan menjadi inspirasi. Bahwa perubahan besar bisa dimulai dari hal-hal kecil, dari kampus yang menjangkau desa, dan dari mahasiswa yang menjadi pelopor untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih peduli dan melek digital. (Red)