Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang kembali membuat terobosan baru dengan meluncurkan layanan pelanggan berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama TANIA (Tugu Tirta Asisten Informasi dan Aduan). Inovasi yang disebut sebagai yang pertama dari seluruh perusahaan air minum daerah di Indonesia ini mendapat sambutan positif dan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Wakil Ketua DPRD Kota Malang, Trio Agus Purwono.
Trio Agus, yang turut hadir dalam acara peluncuran, mengapresiasi langkah Perumda Tugu Tirta dalam memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan pelayanan. Ia melihat TANIA sebagai sebuah terobosan yang sangat baik dan progresif, khususnya untuk sebuah perusahaan air minum di Indonesia.
“Ini suatu terobosan yang patut kami di DPRD apresiasi. Saya pikir ini terobosan yang baik, apalagi menjadi yang pertama di Indonesia dari seluruh perusahaan air minum di Indonesia,” ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera kota Malang ini.
Trio Agus menjelaskan bahwa TANIA diharapkan dapat mempermudah masyarakat Kota Malang dalam mengakses informasi dan menyampaikan aduan terkait layanan air bersih. Dengan adanya sistem virtual ini, proses penanganan masalah diharapkan bisa lebih cepat dan efisien dibandingkan metode konvensional.
“Nantinya TANIA ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk memperoleh informasi dan juga mengadukan apabila terjadi permasalahan tentang air atau layanan air bersih yang ada di Kota Malang,” imbuhnya.
Meskipun demikian, Trio Agus mengingatkan bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan respons cepat dari tim lapangan. Kehadiran sistem aduan yang canggih ini tidak akan optimal jika penanganan masalah di lapangan masih lambat. “Harus tetap diimbangi, karena ini sifatnya juga virtual dan tetap secara penanganannya setelah mendapat aduan harus cepat juga direspon dengan baik,” tegasnya.
Saat disinggung mengenai usulan adanya subsidi dari Pemerintah untuk pembayaran tagihan air masyarakat, Trio Agus berpendapat bahwa kebijakan tarif berjenjang yang telah diterapkan saat ini sudah cukup efektif.
“Saya pikir itu juga sudah bagus agar ada perbedaan antara penggunaan air untuk kebutuhan industri, rumah tangga yang golongan atas, dan sosial, itu tetap bisa diterapkan,” jelasnya. Dengan skema tarif ini, masyarakat berpenghasilan rendah dan kelompok sosial lainnya bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau, sementara penggunaan air untuk industri atau rumah tangga dengan golongan tinggi disesuaikan.
Inovasi TANIA ini diharapkan tidak hanya menjadi tolok ukur baru bagi Perumda Tugu Tirta, tetapi juga menjadi contoh bagi perusahaan air minum lainnya di Indonesia untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi demi memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. (A.Y)