Kota Malang | ADADIMALANG.COM – Semangat baru diwarnai harapan menyelimuti Kampus Ungu, Universitas Tribhuwana Tunggadewi (UNITRI) Malang pada pagi tadi, Senin (01/09/2025). Sebanyak 983 mahasiswa baru resmi memulai perjalanan akademik mereka, ditandai dengan upacara penerimaan yang menjadi bagian dari Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB). Acara ini tak hanya sakral, tetapi juga diwarnai penampilan hiburan yang memeriahkan suasana.
Prof. Dr. Nawir Rasidi, Direktur Direktorat Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) UNITRI, melaporkan bahwa jumlah mahasiswa baru tahun ini adalah hasil seleksi ketat dari 1.367 pendaftar. Ia menyambut para mahasiswa dengan penuh kehangatan.
“Selamat datang di dunia kampus, dunia perguruan tinggi, dan selamat datang di tahap baru kehidupan kalian. Selamat datang di Kampus Ungu, Kampus Kerakyatan, Kampus UNITRI Malang,” ujar Prof. Nawir.
Menariknya, sebaran asal mahasiswa baru tahun ini menunjukkan cakupan yang sangat luas. Mereka berasal dari 103 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, bahkan termasuk mahasiswa asing dari Timor Leste dan Sudan. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi penyumbang terbesar dengan hampir 73 persen mahasiswa, disusul Kalimantan Barat sebanyak 11,6 persen dan dari Jawa Timur sebesar 6,5 persen. Sisanya tersebar di 23 provinsi lain.
Prosesi penerimaan ini juga menjadi momen penting bagi mahasiswa penerima beasiswa, yang mengikrarkan pakta integritas di bawah naungan Yayasan Bina Patria Nusantara. Penyematan jas almamater UNITRI secara simbolis menjadi penanda dimulainya babak baru bagi seluruh mahasiswa.
Rektor UNITRI, Prof. Dodi Wirawan Irawanto, SE., M.Com., Ph.D., menjelaskan bahwa upacara ini adalah awal bagi mahasiswa untuk beradaptasi dengan budaya akademik.
Menurutnya, Kampus Ungu senantiasa beradaptasi dengan perubahan zaman, sejalan dengan program Kampus Berdampak yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
“Kita dari jajaran universitas akan memberikan yang terbaik agar mereka bisa mengoptimalkan waktu mereka selama studi di UNITRI ini dengan baik,” tegas Prof. Dodi.
Mengenai dominasi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) yang menjadi prodi favorit tahun ini, Prof. Dodi mengungkapkan bahwa ini adalah respons UNITRI terhadap kebutuhan mendesak akan guru di wilayah Indonesia Timur.
“Kami di institusi setahun terakhir telah melakukan banyak pembenahan terhadap perangkat lunak maupun keras, dan kita juga mencoba untuk meningkatkan kualitas pelayanan termasuk para dosen yang nantinya akan menjadi tulang punggung dari pembelajaran,” jelasnya.
Dengan perbaikan sarana dan prasarana di tiga kampus UNITRI, Prof. Dodi berharap para mahasiswa tidak hanya fokus pada studi, tetapi juga membangun relasi dan jaringan dengan disiplin ilmu lain. Kehadiran mahasiswa asing pun diharapkan dapat memperkaya wawasan dan pengalaman bagi seluruh mahasiswa. (A.Y)
