Kota Malang – Dengan tujuan untuk mengembangkan wawasan dari para mahasiswa program studi (prodi) Akuntansi tentang kewirausahaan dan ekonomi kerakyatan serta ekonomi kreatif, Prodi Akuntansi Universitas Widya Gama (UWG) Malang Seminar Nasional dan Olimpiade Ekonomi yang ketiga di Hall Universitas Widyagama Malang hari ini, Sabtu (04/11).
Penanggung Jawab Seminar Nasional dan OISI Sejati III, Ana Sopanah menjelaskan bahwa kegiatan Seminar Nasional dan Olimpiade Akuntansi yang dilaksanakan tersebut merupakan kegiatan yang ketiga yang sudah dilaksanakan oleh Prodi Akuntansi Universitas Widyagama Malang.
“Peserta seminar kurang lebih sekitar 500 orang mahasiswa dan 40 tim perwakilan SMA/SMK yang ada di Jawa Timur,” ujar Ana Sopanah.
Kegiatan Seminar Nasional dan Olimpiade Akuntansi tersebut menurut Ana merupakan program unggulan dari Program Studi Akuntansi dengan tujuan untuk mengembangkan wawasan mahasiswa untuk berentrepreneur.
“Pelaksanaan kegiatan ini selaras dengan jargon Universitas Widyagama yaitu Entrepeneur University, dimana para mahasiswa diharapkan saat lulus nanti tidak hanya sekadr menjadi pekerja semata tetapi juga bisa menjadi seorang wirausaha (entrepreneur),” ujar Ana Sopanah.
Acara seminar nasional dan Olimpiade Akuntansi yang dilaksanakan sehari tersebut dilaksanakan dengan sangat meriah karena selain tema seminar yang menarik, juga dihadrkan para pemateri yang berkompeten di bidangnya masing-masing seperti Irfan yang merupakan dosen Universitas Widyagama yang pakar entrepreneur, Ridwan Hisyam yang merupakan anggota DPR RI, Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Komisariat Malang Raya Puji Handayati, hingga pelaku entrepreneur yang sudah sukses di Malang yaitu Teuku Wisnu yang juga seorang aktor film Indonesia.
“Dalam olimpiade ini akan dberikan piala bergilir Wali Kota Malang, Piala Tetap IAI, Piala Tetap Rektor Universitas Widyagama dan Piala Tetap Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Widyagama dengan total hadiah hingga mencapai Rp.90 juta,” pungkas Ana Sopanah.
Ditemui usai memberikan materi, Ketua IAI Komisariat Malang Raya Puji Handayati menegaskan bahwa di Indonesia saat ini seringkali mendefinisikan akuntansi secara sempit yang dinilai hanya terkait dengan keuangan atau hanya terkait dengan akuntan, padahal sangat banyak seperti akuntansi sektor publik, akuntansi manajemen dimana kegiatan kewirausahaan (entrepreneur) juga suatu bentuk akuntansi manajemen di mana suatu bentuk pencatatan kewirausahaan jika dikelola dengan baik dan benar maka akan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat. IAI saat ini sudah mengeluarkan standar keuangan yaitu Standar Akuntansi (SAK) Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) dan SAK Entitas Mikro Kecil Menengah (EMKM) yang dinilai lebih cocok untuk para pelaku umkm atau kewirausahaan.
“Saya sangat support dan mendukung sekali kegiatan seminar nasional dan OISI yang dilaksanakan oleh Universitas Widyagama dengan topik yang terkait dengan ekonomi kreatif dimana hal ini merupakan suatu program yang sedang dilaksanakan oleh pemerintahan Joko Widodo dan saat ini juga sedang diproses Undang-Undang yang terkait dengan ekonomi kreatif karena sumber daya kita semakin lama semakin menipis sehingga perlu adanya gerakan yang menyeluruh dari pemerintah, masyarakat, pengusaha dan akademisi secara bersama-sama untuk gerakan menuju kemandirian bangsa,” pungkas Puji Handayati.
Sementara itu, anggota DPR RI yang hadir sebagai pemateri yaitu Ridwan Hisyam menyatakan bahwa saat ini pemerintah dan DPR RI sedang membahas tentang Rancangan Undang-Undang Ekonomi Kreatif dimana di dalam undang-undang tersebut akan dilindungi para pelaku ekonomi kreatif dalam hal mempermudah memperoleh pendanaan.
“Selama ini sudah ada 16 sub sektor ekonomi kreatif tetapi selama ini berjalan sendiri-sendiri dan belum memahami tentang ekonomi kreatif. Padahal jika produk ekonomi kerakyatan tersebut disentuh dengan kreatifitas yang didasarkan intelektua maka bisa meningkatkan harga jual produk menjadi berlipat-lipat kali,” ujar politikus Partai Golkar ini.
Ridwan Hisyam juga menyatakan apresiasinya terhadap kampus Universitas Widyagama Malang yang menjadi Kampus Entrepreneur dimana hal ini sebagai langkah antisipasi di masa mendatang indonesia akan mendorong ekonomi kreatif yang akan menjadikan pariwisata sebagai devisa nasional nomor satu di Indonesia pada tahun 2019.
“Pariwisata itu berkaitan dengan ekonomi kerakyatan dan ekonomi kreatif sehingga bekal entrepreneur akan mendukung pariwisata menjadi penyumbang devisa nomor satu di Indonesia pada tahun 2019 mendatang,” pungkas Ridwan Hisyam. (A.Y)