Kota Malang – Setelah melaksanakan beberapa kali kegiatan yang berbeda dalam menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR), Ubud Hotel&Cottages Malang kembali melaksanakan kegiatan dalam menyalurkan dana CSRnya, Minggu (5/11).
“Sebelumnya telah beberapa kali dilakukan kegiatan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap customer, lingkungan sosial dan masyarakat. Selain itu melalui kegiatan-kegiatan CSR juga mampu meningkatkan brand awareness sehingga bisa lebih dekat dengan masyarakat, termasuk yang kita laksanakan hari ini yang dilatar belakangi fenomena kesenjangan sosial banyaknya penyandang difabel tuna rungu dan tuna wicara,” ujar Marcomm Ubud Hotel & Cottages Malang, Agnes Gosha H. N.
Menurut Agnes Gosha, saat ini banyak ditemui penyandang difabel tuna rungu dan tuna wicara yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan karena sulit berkomunikasi sehingga tercipta kesenjangan antar para penyandang difabel dengan masyarakat sehingga membuat Ubud Hotel&Cottages Malang berinisiatif melaksanakan kelas perdana bahasa Isyarat bersama dengan Komunitas Aksi Arek Tuli (Akar Tuli) Malang di Hall Bale Agung Ubud Hotel.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan bahasa isyarat kepada masyarakat sehingga bisa terjalin komunikasi antara anggota komunitas dengan masyarakat, sehingga nanti akan semakin banyak masyarakat yang bisa berkomunikasi dengan penyandang difabel tuna wicara dan tuna rungu yang nantinya akan berdampak pada semakin minimnya fenomena kesenjangan yang ada,” ujar perempuan berambut pendek ini.
Sementara itu Rika Aprilia yang menjabat sebagai Ketua Akar Tuli Malang menjelaskan bahwa program yang diberi tajuk Deaf Awarness ini bertujuan memberi pemahaman tentang tentang bahasa isyarat, arti dari tuli hingga jenis-jenis tuli yang difokuskan kepada para volunteer.
“Para voluntir saat ini jumlahnya sekitar 70 orang sangat bermanfaat pada saat-saat tertentu seperti di dokter/rumah sakit atau saat pengurusan dokumen agar tidak terjadi kesalahpahaman. Semoga akan semakin banyak masyarakat yang belajar bahasa isyarat ini sehingga mempermudah komunikasi di antara masyarakat dengan para penyandang tuna rungu dan tuna wicara,” terang Rika lewat Arum, penerjemah yang juga volunteer Akar Tuli Malang.
Lebih lanjut, Agnes Gosha yang ditemui di sela-sela acara juga berharap kegiatan pelatihan bahasa isyarat tersebut tidak berhenti sampai disini tetapi akan terus dijaga dan dibina dalam bentuk kegiataan-kegiatan lainnya. (A.Y)