Kota Malang – Bertempat di Masjid Fatahillah, para petinggi Universitas Brawijaya (UB) bersama 25 kontingen peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa nasional (Pimnas) melaksanakan doa bersama anak yatim piatu pagi hari ini, Minggu (26/08).
Kegiatan doa bersama tersebut dilaksanakan sebelum dilakukan pemberangkatan secara resmi Kontingen Pimnas dari UB menuju ke Jogjakarta untuk mengikuti Pimnas mulai tanggal 29 Agustus hingga 2 September 2018 mendatang.
Wakil Rektor III Universitas Brawijaya, Arief Prajitno menjelaskan bahwa akan ada khataman Qur’an selama tujuh hari untuk mendukung Kontingen Universitas Brawijaya agar mampu menjadi juara Pimnas untuk ke 4 kalinya berturut-turut dan sekaligus menjadi juara Pimnas untuk ketujuh kalinya.
“Universitas Brawijaya mengirimkan 25 finalis di Lima bidang dimana secara teknis telah dilakukan upaya-upaya untuk mempersiapkan peserta Pimnas UB seperti monev hingga proses karantina dan pelatihan para peserta Pimnas,” ungkap Arief Prajitno..
Perlu diketahui, Kontingen Pimnas dari universitas Brawijaya akan berangkat ke Jogjakarta dengan menggunakan bus pada esok (27/08) malam.
Usai pelaksanaan doa bersama dan pemberian santunan kepada anak yatim, Rektor Universitas Brawijaya, Nuhfil Hanani berharap Kontingen Pimnas dari Universitas Brawijaya bisa menjadi juara sebagai penghibur setelah UB dinyatakan turun peringkatnya oleh Kemenristekdikti dari peringkat 8 menjadi peringkat 12.
“Kontingen UB jumlahnya 25 kontingen yang merupakan kontingen dengan jumlah paling banyak. Kurang lebih dua kali lipat dari jumlah kontingen yang lain, sehingga kita berharap itu bisa menjadi modal agar bisa menjadi Juara Pimnas ke Tujuh Kalinya yang sekaligus Quatrick secara berturut-turut,” ujar Rektor Universitas Brawijaya, Nuhfil Hanani.
Keyakinan, percaya diri dan doa menjadi pesan Nuhfil Hanani untuk bisa menjadi pegangan dari para Kontingen Pimnas dari Universitas Brawijaya, mengingat persiapan sudah dilaksanakan dengan sangat luar biasa.
“Setahun sudah kami laksanakan persiapan mengikuti Pimnas ini. Dan para juara nanti tentu akan mendapatkan reward baik berupa uang, pembebasan biaya kuliah hingga akademik seperti bebas skripsi dan bebas magang,” ungkap Rektor Universitas Brawijaya.
TerkaIt dengan upaya menaikkan kembali peringkat Universitas Brawijaya dari peringkat nomor 12 saat ini, Nuhfil Hanani menyatakan telah membentuk tim khusus dengan menargetkan bisa ada di peringkat Lima atau Enam.
“Turun peringkat ini dipengaruhi oleh penurunan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan riset. Sehingga kita akan laksanakan upaya percepatan S3 untuk dosen hingga menaikkan anggaran penelitian menjadi 15% dari sebelunmya,” ungkap Nuhfil Hanani. (A.Y)