Home / Berita / Umum / Mahasiswi STIE Malangkuçeçwara Nur Isna Faisa Tancap Gas Selesaikan Skripsi Demi Bisa Ikut Internship Ke Jepang

Mahasiswi STIE Malangkuçeçwara Nur Isna Faisa Tancap Gas Selesaikan Skripsi Demi Bisa Ikut Internship Ke Jepang

Mahasiswa STIE Malangkuçeçwara, Nur Isna Faisa saat memberikan keterangan kepada wartawan (Foto : Agus Yuwono)

Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Nur Isna Faisa, mahasiswi asal Kediri dari STIE Malangkuçeçwara (ABM Malang), memiliki semangat luar biasa. Demi bisa mengikuti program internship ke Jepang, ia memacu dirinya menyelesaikan skripsi lebih cepat. Langkah ini ia ambil agar bisa berangkat ke Negeri Sakura tanpa beban akademik yang tertinggal.

Alasan utamanya sederhana namun sangat relevan, yakni ingin mencari pengalaman kerja yang nyata.

“Soalnya saya belum ada pengalaman kerja apapun, kecuali magang di sekolah saya dulu di MAN 3 Kediri itupun hanya satu bulan saja. Oleh karena itu saya sengaja mengambil program internship di Jepang,” ujar Nur Isna.

Ia pun mendaftarkan diri dalam program magang ke Jepang yang dibuka kampusnya. Dari delapan mahasiswa yang memenuhi syarat, hanya empat yang akhirnya terpilih dan Nur Isna menjadi salah satunya. Magang ini akan dilaksanakan di sebuah perusahaan suku cadang mobil di Jepang.

Suasana Penerimaan dan Pelepasan mahasiswa STIE Malangkuçeçwara untuk mengikuti program international internship (magang internasional) ke Jepang (Foto : Agus Y)
Suasana Penerimaan dan Pelepasan mahasiswa STIE Malangkuçeçwara untuk mengikuti program international internship (magang internasional) ke Jepang (Foto : Agus Y)

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini, Nur Isna langsung tancap gas. Skripsinya ia kerjakan tanpa menunda. Hasilnya, ia sudah melalui tahapan seminar proposal dan seminar hasil, dan kini tinggal menanti jadwal sidang skripsi, yang kemungkinan besar akan dilakukan secara virtual dari Jepang.

“Saya langsung ngebut kerjakan skripsi dan alhamdulillah sudah selesai dan tinggal sidang skripsi saja yang kemungkinan besar akan dilaksanakan secara virtual karena saya sedang ada di Jepang. Saya kan sudah sempro dan semhas, sehingga tinggal sidang skripsi saja,” jelasnya.

Jika semuanya berjalan sesuai rencana, Nur Isna akan pulang ke Indonesia tahun depan — tepat waktu untuk mengikuti wisuda sebagai lulusan resmi STIE Malangkuçeçwara.

Namun jalan menuju Jepang tak sepenuhnya mulus. Ia sempat mendapatkan penolakan dari orang tuanya, terutama karena kekhawatiran soal pemakaian hijab di lingkungan kerja Jepang. Beruntung, pihak perusahaan memberikan konfirmasi bahwa penggunaan hijab tidak menjadi masalah.

“Saya awalnya gak boleh lho sama orang tua untuk internship ke Jepang karena takutnya akan terkendala magang karena memakai hijab. Tetapi alhamdulillah karena dari perusahaan yang menjadi lokasi magang itu memastikan boleh memakai hijab akhirnya orang tua mengizinkan berangkat ke Jepang,” tuturnya.

Semangat dan tekad Nur Isna menjadi contoh nyata bagaimana mahasiswa bisa menyeimbangkan antara akademik dan pengembangan diri melalui pengalaman internasional. Ia membuktikan bahwa keterbatasan pengalaman bukan penghalang untuk mengejar kesempatan global  selama ada kemauan dan keberanian untuk melangkah. (A.Y)

Tag: