
Kab. Malang | ADADIMALANG.COM – Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkuçeçwara kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan masyarakat. Melalui serangkaian program pengabdian, kampus ini berupaya meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di Desa Gunungrejo, Singosari, Kabupaten Malang.
Kegiatan terbaru yang dilaksanakan pada 25 Mei 2023 ini berfokus pada pelatihan seni kriya anyaman.
Program pemberdayaan ini telah memasuki tahun ketiga, dengan fokus berkelanjutan pada peningkatan kapasitas masyarakat di desa wisata Gunungrejo. Lokasinya yang strategis di Singosari, Kabupaten Malang, menjadikannya prioritas dalam upaya pengembangan potensi lokal.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIE Malangkuçeçwara, Dr. Dra. Siti Munfaqiroh, M.Si., menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian penting dari kontribusi kampus untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Tahun ini, kegiatan utamanya adalah pelatihan pembuatan tas anyaman yang melibatkan warga desa.

“Desa Gunungrejo menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Berbagai produk unggulan dan keindahan alamnya telah menarik banyak pengunjung. Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana mengoptimalkan sumber daya manusia agar lebih berdaya saing. Oleh karena itu, kami menyelenggarakan berbagai pelatihan yang dapat memberikan keterampilan tambahan, khususnya bagi ibu-ibu di sini,” tutur Siti Munfaqiroh.
Pelatihan pembuatan tas anyaman ini diikuti oleh sekitar 30 ibu-ibu anggota PKK Desa Gunungrejo. Ini bukan kali pertama STIE Malangkuçeçwara berkiprah di desa ini; sebelumnya, mereka juga telah memberikan pelatihan pemotretan untuk mengabadikan keindahan alam desa yang sangat potensial untuk media sosial.
“Kami melibatkan empat dosen dan dua mahasiswa STIE Malangkuçeçwara yang memiliki keahlian di bidang manajemen dan akuntansi. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengarahkan pengelolaan desa wisata menjadi lebih terstruktur dan profesional,” jelasnya.
Pada tahun ketiga kerja sama dan pengabdian di Desa Gunungrejo ini, terdapat kemajuan signifikan yang telah dicapai, baik dari segi fasilitas maupun peningkatan kualitas SDM. Meskipun demikian, masih banyak aspek yang perlu ditingkatkan, terutama dalam hal pengelolaan manajerial dan strategi pemasaran produk-produk unggulan desa.
“Perjanjian kerja sama kami berdurasi tiga tahun, dan kami akan segera memperbarui kesepakatan untuk program ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, Mila, Ketua PKK Desa Gunungrejo, mengungkapkan antusiasme warga terhadap pelatihan kerajinan tangan ini.
“Sebelumnya, ibu-ibu di sini belum punya pengalaman membuat kerajinan seperti ini. Kebanyakan sudah terbiasa dengan kerajinan bambu, jadi ini adalah hal baru yang sangat kami nikmati,” kata Mila.
Ia juga berharap, pelatihan-pelatihan semacam ini dapat mendorong peningkatan ekonomi keluarga di desa mereka, khususnya bagi ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan tetap.
“Dengan bekal keterampilan ini, diharapkan mereka bisa memanfaatkan waktu di rumah untuk menciptakan produk bernilai jual dan menambah pendapatan keluarga,” tambahnya.
Program semacam ini juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kabupaten Malang. Dengan berkembangnya lebih banyak desa wisata, peningkatan kualitas SDM dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci utama agar potensi lokal dapat dikelola secara optimal dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar.
Selain itu, potensi lain yang belum sepenuhnya tergali di Desa Gunungrejo adalah kekayaan budaya lokal yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Dengan beragam potensi yang ada, Mila berharap dapat terus menggali dan memperkenalkan budaya unik desa ini.
“Kami sangat berharap kolaborasi antara kampus dan masyarakat dapat terus terjalin erat untuk mewujudkan kemajuan bersama,” pungkasnya. (A.Y)