Home / Berita / Umum / Mengubah Nasib UMKM Desa, Sinergi Dosen POLINEMA dan Warga Tulus Besar Berbuah Manis

Mengubah Nasib UMKM Desa, Sinergi Dosen POLINEMA dan Warga Tulus Besar Berbuah Manis

Kota Malang | ADADIMALANG.COM — Desa Tulus Besar di Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, tak hanya dikenal dengan hamparan sawah hijau. Di balik kesederhanaan pedesaan, tersimpan potensi besar dari para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), salah satunya adalah UMKM Aneka Keripik “Barokah”. Selama bertahun-tahun, usaha ini menjadi tumpuan ekonomi keluarga dan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar. Namun, mereka menghadapi tantangan klasik seperti keterbatasan teknologi, manajemen, dan pemasaran yang serba manual.

Sebelumnya, produksi dilakukan secara tradisional, dari menggoreng hingga mengemas. Pencatatan keuangan pun seadanya, hanya mengandalkan ingatan untung-rugi. Pemasaran hanya sebatas menitipkan produk di warung tetangga dengan kemasan plastik polos tanpa merek atau label menarik. Kondisi inilah yang memotivasi dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema) untuk turun tangan.

Sebagai desa mitra Polinema, Desa Tulus Besar menjadi lokasi Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM). Dipimpin oleh Dr. Drs. Ludfi Djajanto, M.BA., tim PKM yang terdiri dari dosen, staf, dan mahasiswa datang membawa semangat perubahan.

“Kami ingin UMKM Aneka Keripik ini berkembang, dari yang hanya mampu bertahan menjadi usaha yang benar-benar berdaya saing,” kata Ludfi.

Program ini dirancang bukan sekadar pelatihan, melainkan pendampingan jangka panjang dari Mei hingga Oktober 2025. Pendekatan partisipatif diterapkan, di mana tim Polinema mendengarkan langsung keluh kesah para pelaku UMKM. Solusi yang ditawarkan pun menyeluruh, termasuk bantuan mesin dan peralatan produksi.

Langkah pertama adalah diversifikasi produk. Pelaku UMKM dilatih memproduksi varian rasa baru dan produk lain seperti keripik bayam, singkong, hingga rempeyek kacang hijau. Pelatihan ini mendatangkan narasumber eksternal yang berpengalaman, membuat para peserta semakin antusias dan berani bereksperimen.

Setelah itu, bantuan mesin dan peralatan diserahkan. Ini mengubah proses produksi yang tadinya manual menjadi lebih modern dan efisien. “Bantuan mesin ini bukan hanya sekadar alat, tetapi simbol harapan baru,” ujar Dr. Muhammad Akhlis Riza, ST., MT., Koordinator PKM POLINEMA.

Tak hanya produksi, masalah manajemen dan pemasaran juga diperbaiki. Tim PKM Polinema melatih para pelaku UMKM mendesain kemasan modern, lengkap dengan merek dan label. Hasilnya, keripik yang dulunya terbungkus plastik polos kini tampil lebih menarik dan siap bersaing.

Langkah inovatif lainnya adalah pengenalan pemasaran digital. Pelaku UMKM diajarkan menggunakan media sosial seperti Instagram dan WhatsApp.

“Sekarang orang bisa pesan lewat WA, kami kirim foto, tinggal transfer, langsung kirim barang,” ungkap Tinemu, pelaku usaha UMKM.

Program PKM ini mulai menunjukkan hasil nyata. Kapasitas produksi meningkat, variasi produk bertambah, dan jangkauan pemasaran meluas, bahkan hingga luar Malang. Pendapatan UMKM pun perlahan naik.

Lebih dari sekadar peningkatan angka, program ini juga menumbuhkan rasa percaya diri pada para pelaku UMKM bahwa mereka mampu bersaing. “Kegiatan ini sangat bermanfaat, tidak hanya pelatihan tapi juga bantuan mesin dan alat,” ujar Rendra, Sekretaris Desa Tulus Besar. “Bapak Kepala Desa sangat mendukung karena ini membantu menyelesaikan masalah UMKM dan meningkatkan perekonomian desa kami.”

Transformasi UMKM Aneka Keripik “Barokah” menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa bisa melahirkan perubahan signifikan yang berkelanjutan, membawa harapan baru dan kemandirian ekonomi. (Red)

Tag: