
Kota Malang | ADADIMALANG.COM – Sebuah kolam pancing sederhana di wilayah RT 06 RW 02 Kelurahan Arjosari, Kota Malang, kini menjadi magnet bagi warga sekitar. Bukan sekadar tempat menyalurkan hobi, kolam pancing yang memanfaatkan lahan tidur milik warga ini ternyata lahir dari sebuah inovasi pengelolaan sampah yang cerdas, yaitu budidaya maggot (larva lalat hitam).
Kolam pemancingan ini adalah salah satu wujud nyata dari inisiatif lingkungan yang dikenal sebagai Kampung Semar Arjosari. Dikelola secara mandiri oleh warga, Kampung Semar berfokus pada penciptaan lingkungan yang lestari, nyaman, dan bernuansa alam melalui pengelolaan limbah terpadu.
Salah satu inovasi ini terletak pada budidaya maggot atau larva dari lalat hitam. Maggot dikenal sebagai agen dekomposer organik super cepat, yang mampu mengubah sampah rumah tangga menjadi sumber daya berharga.
“Jadi maggot tersebut kemudian kita budidayakan untuk mengurangi jumlah sampah yang akan dibuang ke TPS yang dimakan oleh maggot. Maggot juga kita manfaatkan untuk menjadi makanan ikan, ayam dan juga burung,” ungkap Edi Sugianto, Ketua RT 06 RW 02 Arjosari yang juga salah satu pengurus Kampung Semar Arjosari.

Larva-larva lalat hitam inilah yang kemudian menjadi solusi pakan berprotein tinggi dan murah untuk ikan. Ketersediaan pakan maggot yang melimpah dan berkelanjutan inilah yang menjadi dasar utama berdirinya kolam pancing, yang khusus membudidayakan Ikan Lele.
Sejak diresmikan dan dibuka untuk umum pada bulan Mei 2023 lalu, kolam pancing ini langsung menarik minat besar dari masyarakat, khususnya anak-anak. Menurut Edi Sugianto, manfaat yang dirasakan masyarakat jauh melampaui sekadar tempat rekreasi.
“Sejak dibuka untuk masyarakat umum di bulan Mei 2023 lalu ternyata banyak peminatnya, termasuk anak-anak. Tak jarang orang tua mereka juga ikut memancing menemani putra putrinya. Quality time bersama keluarga ya,” jelas Edi.
Para orang tua pun merasakan dampak positif yang signifikan. Aktivitas memancing di Kampung Semar terbukti efektif mengurangi kebiasaan anak-anak bermain gadget di rumah. Dengan harga tiket memancing yang terjangkau, kegiatan luar ruangan ini menjadi pilihan favorit baru bagi keluarga.
Edi Sugianto menyampaikan rasa syukurnya atas keberadaan kolam pemancingan di wilayahnya yang memberikan manfaat berlipat.
“Selain mempererat kerukunan warga, kolam pemancingan ini dapat mengurangi kegiatan anak-anak menggunakan gadget sehingga efek negatifnya dapat diminimalisir,” pungkas Edi, menegaskan peran sosial kolam tersebut dalam membentuk kebiasaan yang lebih sehat dan memperkuat tali persaudaraan antarwarga. (A.Y)