Kota Batu – Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Orienteering TNI IV tahun 2018 yang diselenggarakan di Kota Batu menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta.
Salah satunya datang dari Kelompok Peserta dari SMA Migi Sragen, Jawa Tengah. Saat ditemui AdaDiMalang, salah satu perwakilannya menyampaikan, orienteering kali ini ada tantangan baru bagi mereka khususnya sebagai masyarakat awam yang tak paham akan navigasi.
https://m.youtube.com/watch?v=-20T9xZBrfw
“Medan itu menjadi tantangan baru buat kita, terus fisik dan mental juga harus dipersiapkan,” kata perwakilan Kelompok Peserta dari SMA Migi Sragen, Jawa Tengah usai pembukaan Kejurnas, Sabtu (8/12/2018)
Hal serupa juga disampaikan oleh Peggy peserta orienteering dari kesatuan TNI angkatan darat (AD). Kendati berasal dari kesatuan TNI, ia juga membenarkan bahwa kesulitan terbesar dalam orienteering kali ini adalah navigasi atau membaca peta.
“Ini medan baru, sebelum tanding tidak boleh ke sini sama sekali. Jadi bagi semua peserta ini adalah medan baru. Gak ada yang tau,” kata Peggy
Setidaknya ada dua tempat yang dijadikan dalam sebagai lokasi kejurnas kali ini. Lokasi pertama adalah area kompleks Pusdik Arhanud yang digunakan untuk materi Sprint Orienteering. Sementara lokasi kedua yakni UB Forest untuk materi Middle Distance Orienteering dan lomba MTBO atau Mountain Bike Orinteering.
Pemilihan kedua lokasi tersebut menurut Ketua Orienteering Nasional Indonesia (FONI), Kolonel Inf. Kunto Arief Wibowo, sesuai dengan iklim dan cuaca yang ada di Eropa. Karena memang dalam kejurnas kali ini peserta akan dijaring untuk diikutkan dalam olimpiade militer tingkat dunia.
“Kita memacu untuk kejuaraan dunia, kemudian dalam olimpiade militer,” kata Kunto
Sebagai informasi, dalam kejurnas orienteering kali ini diikuti oleh kurang lebih 281 peserta baik TNI maupun sipil. Jumlah peserta sipil sendiri mencapai kurang lebih sekitar 100 peserta dari berbagai golongan usia. (A.Y)