Menjadi daya tarik wisatawan yang rencananya akan digelar setiap tahun di desa Pesanggrahan kota Batu.
ADADIMALANG – Dalam rangka upaya branding budaya yang ada di desa Pesanggrahan kota Batu, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang sedang melakukan praktikum Public Relations bekerjasama dengan AKUR Hakarya menggelar ritual Jamasan Pentongan, Senin (12/08) kemarin.
Ketua Tim Analogi Project dari UMM, Faiz Firojabbi mengatakan bahwa Jamasan Pentongan kali ini merupakan kegiatan yang pertamakali dilaksanakan yang diharapkan akan mampu menjadi tonggak awal dalam membangun wisata budaya Desa Pesanggrahan yang dapat dijadikan agenda tahunan seperti Upacara Sekaten di Jogja.
“Jamasan Pentongan ini juga sebagai upaya branding budaya yang ada di Desa Pesanggrahan kota Batu ini,” ungkap Faiz Firojabbi.
Prosesi Jamasan Pentongan yang pertama kali digelar ini berjalan dengan meriah dan diminati oleh masyarakat desa Pesanggrahan sendiri dan masyarakat lainnya yang berduyun-duyun memadati lokasi acara yang bertujuan untuk melestarikan budaya lokal desa Pesanggrahan tersebut.
Bahkan masyarakat yang awalnya hanya sekedar menonton juga nampak turut melakukan arak-arakan usai Pentongan (kentongan) dikembalikan ke tempat semula setelah dijamas (dimandikan),
Ritual menjamas pentongan ini terdiri dari tiga tahap yaitu pengambilan Pentongan, memandikan Pentongan dan mengantarkan Pentongan kembali ke tempat.
Budayawan Desa Pesanggrahan yang memimpin ritual, Ki Gendeng Sunarto menjelaskan bahwa dengan kegiatan jamasan pentongan ini diharapkan agar masyarakat tidak lupa dan melunturkan penggunaan Bahasa Jawa sebagai bentuk komunikasi verbal lokal seperti yang dilakukannya saat melakukan penjamasan pentongan.
“Dengan menggunakan Bahasa Jawa Kromo Inggil dalam doanya dimaksudkan agar masyarakat dapat mengerti dan memahami tataran tertinggi dari Bahasa Jawa yang digunakan sehari-hari,” ujar Ki Gendeng Sunarto.
Menurut Faiz banyak nilai-nilai yang adiluhung yang tersirat dalam ritual jamasan pentongan seperti harus melepaskan alas kaki agar manusia menyatu dengan bumi sehingga tidak boleh angkuh atau sombong.
Arak-arakan Pentongan dimulai dari jalan Sareh Atas Kepala Desa Wiryo Wisastro dan berlanjut di beberapa titik seperti jalan Hasanudin, jalan Seruni, jalan Samadi, jalan Cempaka dan jalan Suropati.
Rencananya tradisi Jamasan Pentongan ini akan dilaksanakan setiap tahun dan menjadi agenda wisata tahunan yang akan menjadi ciri khas dari desa Pesanggrahan kota Batu. (A.Y)
1 Komentar