Hasil persiapan sejak tahun 2017 termasuk melakukan banyak pelatihan dan perubahan.
ADADIMALANG – Dalam rangka meningkatkan pelayanan yang salah satunya difokuskan pada tingkat keamanan atau keselamatan (safety) pasien, Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Klinik Bunga Melati yang ada di Jalan Jaksa Agung Suprapto kota Malang saat ini telah berhasil meraih akreditasi tingkat yang paling tinggi yakni Akreditasi Paripurna.
General Manager PT. Griya Melati Diangnostik, Asri Anggun Lestari menjelaskan bahwa dalam akreditasi yang diberikan memiliki tiga tingkatan yakni Dasar, Madya dan Paripurna yang memiliki tingkat kesulitan ataupun penilaian yang berbeda-beda sesuai dengan tingkatan akreditasi itu sendiri.
“Akreditasi ini tidak begitu saja tiba-tiba kita dapatkan, melainkan harus melalui proses yang cukup panjang dan perubahan yang luar biasa,” ungkap Asri Anggun Lestari kepada AdaDiMalang saat ditemui di Klinik Bunga Melati.
Klinik Bunga Melati dalam upayanya mendapatkan akreditasi tersebut menurut Asri Anggun Lestari sudah mulai melakukan berbagai persiapan sejak pertengahan tahun 2017 termasuk melakukan banyak perombakan dalam hal administrasi, sistem, fasilitas, bangunan dan juga Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Klinik Bunga Melati.
“Kita mengikuti berbagai pelatihan yang terkait dengan akreditasi, mulai menyusun berkas-berkas akreditasi termasuk berbagai perubahan untuk memenuhi syarat-syarat bisa mendapatkan akreditasi. Termasuk penambahan fasilitas keamanan pasien saat berkunjung ke Klinik Bunga Melati,” ungkap General Manager PT. Griya Melati Diangnostik yang ramah ini.
Hal senada disampaikan oleh Direktur PT. Griya Melati Diagnostik, Donny Hary Putra yang menyampaikan beberapa contoh penambahan fasilitas keamanan bagi pasien di Klinik Bunga Melati tersebut seperti pegangan (handle) di tangga, alas anti slip di tangga atau tempat yang licin, jalur kursi roda, papan penunjuk (signate) dan yang lainnya.
“Intinya kami melakukan berbagai perubahan baik fisik atau non fisik yang bertujuan meningkatkan tingkat keselamatan pasien selama mendapatkan pelayanan di Klinik Bunga Melati ini,” ungkap Donny Hary Putra.
Donny mengakui biaya yang harus dkeluarkan untuk mendapatkan akreditasi tersebut cukup besar, tetapi bukan untuk membiayai para surveior yang datang agar memberikan akreditasi melainkan untuk banyak melakukan perubahan di klinik Bunga Melati jauh sebelum para surveior tersebut datang.
“Jadi yang mahal itu bukan akreditasinya, melainkan banyak hal yang harus kita rubah, kita tambah demi memenuhi standar pelayanan yang telah ditentukan sehingga dapat dinilai. Termasuk pelatihan dan perubahan mindset dan pola kerja SDM Klinik Bunga Melati,” ungkap pria ramah ini.
Merasa sudah cukup siap, Klinik Bunga Melati mengirimkan surat permohonan visitasi dari Dinas Kesehatan kota Malang pada tanggal 3 Desember 2018 dan pada bulan
Januari 2019 ditanggapi Dinkes kota Malang melakukan visitasi untuk memantau sejauhmana persiapan akreditasi yang telah dilakukan Klinik bunga Melati.
“Setelah melakukan visitasi, akhirnya Dinas Kesehatan kota Malang yang saat itu masih dipimpin oleh Bu Asih mengirimkan surat rekomendasi yang ditujukan kepada Kementerian Kesehatan RI yang menyatakan Klinik Bunga Melati telah siap untuk dikunjungi Surveior melakukan penilaian akreditasi,” ungkap Asri Anggun Lestari.
Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Pada tanggal 6 Februari 2019 dua surveior dari Kementerian Kesehatan RI datang ke Klinik Bunga Melati kota Malang untuk melakukan pengecekan secara langsung dan juga penilaian secara riil time selama dua hari.
“Ada Empat hal besar yang dilihat yakni tingkat keamanan (safety) pasien selama berada di Klinik Bunga Melati, Tertib administrasi Medis (Admed), Pelayanan Klinis dan Pelayanan Penunjang serta Mutu yang merupakan hasil penilaian dari ketiga poin sebelumnya. Alhamdulillah dari ke empat poin tersebut Klinik Bunga Melati Kota Malang berhasil meraih nilai rata-rata di atas 80,” ungkap Asri.
Pengumuman tidak serta merta disampaikan usai penilaian melainkan beberapa waktu kemudian. Pasca para surveior usai melakukan peninjauan dan penilaian selama dua hari, Donny mengakui ada beberapa hal yang cukup aneh terjadi di Klinik Bunga Melati.
“Tiba-tiba muncul pasien-pasien baru yang menanyakan hal-hal yang tidak sewajarnya ditanyakan oleh pasien kebanyakan seperti prosedur penanganan seperti apa, tingkat keamanan hingga berusaha melanggar ketentuan mengambil foto di lingkungan Klinik Bunga Melati selama beberapa hari. Namun setelahnya tidak pernah terjadi lagi. Dan kami pikir hal itu juga merupakan bagian penilaian yang dilakukan secara langsung,” ungkap Donny.
Segala persiapan, pengorbanan dan jerih payah semua personel Klinik Bunga Melati akhirya terbayarkan. Proses penilaian akreditasi ternyata tidak mengkhianati proses yang telah mereka lalui. Meski baru pertama mengajukan penilaian akreditasi, Klinik Bunga Melati berhasil meraih akreditasi untuk tingkat tertinggi yakni Paripurna.
Penanggungjawab Akreditasi Klinik Bunga Melati, dr Lili Inderayanti menjelaskan bahwa proses perolehan akreditasi cukup panjang dilalui mulai persiapan, pelatihan, perubahan hingga penilaian yang kemudian terbayarkan dengan perolehan akreditasi Paripurna.
“Yang jelas sebelum proses akreditasi dan sesudah proses akreditasi ini banyak perubahan. Yang paling mencolok adalah perubahan mindset para petugas Klinik BUnga Melati yang lebih disiplin, lebih tertib administrasi hingga perubahan sistem yang lebih baik,” ungkap dr. Lili Inderayanti.
Dengan perolehan akreditasi tersebut, Klinik Bunga Melati telah memenuhi standar yang telah ditetapkan untuk pemberian pelayanan terbaik di bidang kesehatan bagi masyarakat.
“Setelah kami resmi mendapatkan akreditasi Paripurna, beberapa penyedia layanan kesehatan di luar Malang mulai menghubungi kami untuk belajar dan studi banding agar mampu meraih akreditasi pula,” pungkas dr. Lili Inderayanti. (A,Y)