Ditjen Pendidikan Vokasi minta hal tersebut dijadikan sebagai langkah awal.
ADADIMALANG – Hasil dari survei dan riset yang dilakukan oleh MarkPlus.Inc diketahui animo masyarakat terhadap pendidikan vokasi meningkat, baik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ataupun perguruan tinggi vokasi (Politeknik).
Mengetahui hal tersebut, Direktur Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D menyampaikan rasa syukurnya jika masyarakat telah mulai memilih pendidikan vokasi sebagai tempat menempuh pendidikannya ataupun pendidikan putra putri mereka.
“Syukur jika masyarakat sudah ingin masuk ke vokasi. Memang terjadi peningkatan yang signifikan, tetapi peningkatan itu masih berada di bawah akademi sehingga hal ini jangan dibuat sebagai patokan atau pijakan suatu keberhasilan. Memang saat ini jarak dengan akademi sudah tidak terlalu jauh seperti dulu,” ungkap Ditjen Pendidikan Vokasi.
Wikan meminta peningkatan animo masyarakat tersebut tidak dinyatakan sebagai pernyataan keberhasilan tetapi justru dijadikan sebagai langkah awal atau momentum untuk menjadi lebih baik lagi.
“Jika animo masyarakat ini ternyata tidak diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan vokasi dan hasilnya tidak sesuai dengan gambaran masyarakat, maka dapat saja terjadi penurunan animo yang lebih drastis lagi daripada animo sebelum terjadi peningkatan saat ini,” harap Wikan Sakarinto.
Peningkatan kualitas pendidikan vokasi tersebut diharapkan dapat dilaksanakan oleh pendidikan vokasi dengan menuntaskan link and match minimal delapan paket.
“Ya laksanakan minimal delapan kurikulum tersebut seperti kurikulum, project best learning, guru tamu, dosen tamu, magang minimal satu semester, sertifikasi kompetensi, training guru dan dosen, riset terapan berbasis industri dan komitmen serapan industri ini semua harus tuntas jika ingin meningkatkan kualitas pendidikan vokasi. Pokoknya seluruh inovasi akan kita lakukan untuk peningkatan kualitas,” jelas Wikan.
Salah satu inovasi yang akan dilaksanakan guna peningkatan menurut Wikan adalah adanya kurikulum berbasis industri di SMK dan juga SMK D2 Fast Track yang akan melibatkan tiga pihak di dalamnya yakni SMK, industri dan juga perguruan tinggi vokasi (Politeknik).
“Pokoknya harus ditingkatkan, jika tidak maka animo bisa anjlok lagi karena ternyata kecewa dengan hasil pendidikannya,” pungkas Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud RI. (A.Y)