Upaya mendukung penguatan ekonomi masyarakat desa.
ADADIMALANG – Pandemi Covid-19 menjadi tantangan terbesar bagi setiap pelaku perekonomian nasional baik dari sisi konsumen ataupun produsen. Salah satu langkah alternatif untuk mereduksi dampak pandemi dari sisi konsumen adalah menciptakan iklim keuangan yang inklusif serta resilian bagi masyarakat.
Menyadari hal tersebut, tim dosen muda Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (FE UM) melakukan pengabdian masyarakat (penmas) sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan memberikan literasi keuangan kepada masyarakat desa hari Sabtu lalu (26/06/2021).
Dengan memberikan edukasi kepada masyarakat desa Ngingit, kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang tersebut diharapkan dapat meningkatkan resiliansi perekonomian masyarakat di tengah lesunya perekonomian.
Kegiatan literasi yang diikuti oleh sekitar 35 ibu-ibu PKK di Balai Desa Ngingit tersebut dipandu langsung oleh Rizky Firmansyah S.E. M.S.A dan Sheila Febriani Putri, S.Pd., M.Pd. yang hadir sebagai pemateri.
“Ibu-ibu sebagai pengatur keuangan keluarga dan usaha yang tengah digeluti dapat lebih teredukasi dengan adanya kegiatan sosialisasi ini, terlebih di masa pandemi Covid-19 ini. Dengan pengelolaan keuangan yang baik pada siklus keluarga dan usaha masyarakat dapat terus bertahan di masa pandemi,” harap Kepala Desa Ngingit, Liana.
Dalam kegiatan yang juga menerapkan protokol kesehatan secara ketat tersebut disambut dengan antusias oleh para ibu-ibu anggota PKK Desa Ngingit.
“Dimasa pandemi ini, ibu-ibu sebagai Srikandi keluarga harus cermat dalam mengatur keuangan. Nah, apa itu literasi keuangan? adalah keterampilan dan pengetahuan untuk membuat suatu keputusan yang efektif dengan sumber daya keuangan yang dimiliki. Dengan mengatur keuangan akan menjadi peluang untuk meraih kehidupan yang lebih sejahtera dimasa mendatang. Mengelola dan belajar tentang literasi keuangan tidak perlu menunggu gaji besar bu, gaji kecilpun jika diolah dengan baik kiranya akan menjadi lebih baik dan efektif,” ujar Rizky Firmansyah saat memberikan materi.
Pencatatan keuangan dalam kegiatan sehari-hari dinilai sebagai suatu hal yang esensial tidak hanya bagi perusahaan, pedagang ataupun UMKM, namun pencatatan keuangan juga perlu diterapkan bagi ibu-ibu PKK sebagai bagian dari pencatatan keuangan keluarga
“Pencatatan keuangan keluarga penting dilakukan karena dengan mencatat keuangan keluarga ataupun usaha secara rutin dapat mengetahui seberapa banyak uang yang masuk dan dipergunakan untuk apa saja, termasuk melatih kesadaran untuk bertanggung jawab atas setiap pengeluaran, membantu menetapkan budget, pola pengeluaan, dan menentukan dana dan pengeluaran prioritas,” ungkap pemateri lainnya, Sheila Febriani Putri.
Dengan adanya sosialisasi untuk literasi keuangan tersebut diharapkan menjadi peran para dosen muda FE UM dalam menciptakan masyarakat yang melek akan keuangan yang inklusif.
“Salah satu upaya dalam menciptakan iklim keuangan yang inklusif adalah melalui hal-hal kecil namun memberikan dampak yang signifikan dalam aplikasinya dan pencatatan keuangan adalah langkah kecil untuk menjadi jendela untuk menyelami lebih jauh mengenai literasi dan keuangan inklusif,” ungkap Sheila.
Anggota PKK desa Ngingit sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut, karena sejak awal acara dimulai pukul 08.00 WIB tetap bertahan di lokasi acara hingga acara berakhir tepat pukul 16.00 WIB.
Dengan kemampuan mengelola keuangan, Sheila berharap masyarakat khususnya anggota PKK akan sadar akan keuangan yang inklusif akan mampu menciptakan keluarga dan usaha yang lebih sejahtera terlebih dalam masa pandemi Covid-19. (A.Y)